Sabtu, 09 November 2024

ESAI 8: UTS PSIKOLOGI INOVASI_ERINA AGUSTIN_22310410098_SJ

 

PSIKOLOGI INOVASI

ULANGAN TENGAH SEMESTER

DOSEN PENGAMPU :Dr.,Dra. ARUNDANTI SHINTA, MA


ERINA AGUSTIN

22310410098



FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2024







 Hubungan antara Gambar 1 dalam soal psikologi inovasi, yang menggambarkan respon individu terhadap situasi tidak nyaman, dengan upaya individu untuk mendapatkan situasi yang nyaman dapat dijelaskan melalui teori Exit, Voice, Loyalty, and Neglect (EVLN) yang dikembangkan oleh Caryl Rusbult dan koleganya. EVLN menyediakan perspektif mengenai cara individu merespons ketidakpuasan dalam berbagai hubungan, baik dalam konteks pekerjaan maupun sosial, yang mencerminkan pilihan perilaku aktif atau pasif serta konstruktif atau destruktif.

 

 Gambar 1 menunjukkan empat respons utama yang mungkin dilakukan individu saat menghadapi situasi tidak nyaman: Exit (keluar), Voice (berbicara), Loyalty  (kesetiaan), dan Neglect (pengabaian). Masing-masing respons mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam mengatasi ketidaknyamanan, dengan dua dimensi utama: konstruktif-destruktif dan aktif-pasif.

 

Permasalahan

Dalam situasi yang tidak nyaman, baik di tempat kerja, kuliah, maupun lingkungan sosial, individu sering merasa terjebak dalam kondisi yang merugikan kesejahteraan mental mereka. Situasi seperti rekan kerja yang toksik, pimpinan yang tidak mendukung, atau lingkungan fisik yang buruk menciptakan tekanan yang berdampak negatif pada psikologis individu. Ketika individu merasa ketidakpuasan atau ketidaknyamanan, mereka cenderung mencari cara untuk memperbaiki kondisi ini, baik dengan aktif berusaha mengubah situasi, atau pasif bertahan sambil menunggu perubahan. Tanpa respons yang efektif, ketidaknyamanan ini bisa berujung pada stres atau kepuasan hidup yang menurun.

 

Dalam konteks ini, teori EVLN menjadi sangat relevan karena membantu menjelaskan respons-respons yang mungkin diambil individu terhadap situasi yang tidak nyaman. Empat pilihan respons ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat kepuasan sebelumnya, investasi yang telah ditanamkan, dan kualitas alternatif yang ada. Sebagai contoh, seseorang yang sudah lama berada dalam pekerjaan dengan rekan kerja yang suportif kemungkinan akan memilih Voice untuk memperbaiki masalah daripada langsung memilih Exit.

 

Solusi

Setiap opsi dalam model EVLN menawarkan cara yang dapat digunakan individu untuk merespons situasi yang tidak nyaman, tergantung pada konteks dan faktor pribadi:

 

1. Exit (Keluar)

   Respons ini melibatkan keputusan untuk meninggalkan situasi yang tidak nyaman, misalnya dengan pindah kerja atau mengakhiri hubungan pertemanan yang merugikan. Exit cenderung destruktif, karena ini berarti memutuskan hubungan atau keterlibatan secara langsung. Solusi ini biasanya diambil jika individu merasa bahwa tidak ada pilihan lain yang dapat mengubah kondisi menjadi lebih baik. Keputusan ini juga dipengaruhi oleh kualitas alternatif yang tersedia, di mana jika alternatif tersebut baik, individu cenderung lebih mudah memilih .Exit

 

2. Voice (Berbicara) 

   Voice adalah pilihan konstruktif yang aktif, di mana individu berusaha memperbaiki situasi dengan mengungkapkan keluhan atau saran secara langsung kepada pihak terkait. Dalam lingkungan kerja, misalnya, ini dapat berupa diskusi dengan manajer mengenai kondisi kerja atau upaya untuk meningkatkan relasi dengan rekan yang sulit. Pendekatan ini lebih mungkin diambil jika individu memiliki tingkat kepuasan awal yang tinggi terhadap situasi atau memiliki banyak investasi emosional. Voice dianggap sebagai solusi yang lebih produktif karena membantu memperbaiki situasi tanpa harus menghancurkan hubungan.

 

3. Loyalty (Kesetiaan)

   Loyalty adalah respons pasif tetapi konstruktif di mana individu memilih untuk bertahan dengan harapan situasi akan membaik seiring waktu. Respons ini biasanya diambil oleh individu yang memiliki investasi tinggi dalam hubungan atau situasi tersebut, atau yang kurang memiliki alternatif yang menarik. Dalam lingkungan kerja, Loyalty  mungkin terlihat sebagai upaya untuk tetap berkomitmen meski menghadapi tantangan, dengan harapan bahwa situasi akan membaik melalui waktu atau perubahan dalam manajemen.

 

4. Neglect (Pengabaian)

   Neglect adalah respons destruktif pasif di mana individu membiarkan situasi memburuk tanpa melakukan tindakan untuk memperbaikinya. Ini mungkin terjadi jika individu merasa tidak memiliki kendali untuk mengubah kondisi atau kurang peduli terhadap hubungan tersebut. Respons ini cenderung merusak hubungan atau kondisi di tempat kerja secara perlahan, karena ketidakpedulian tersebut bisa menular dan memperburuk situasi keseluruhan.

 

Kesimpulan

Memahami respon-respon dalam model EVLN membantu individu dalam memilih strategi yang tepat untuk menangani situasi tidak nyaman. Dengan mengenali faktor-faktor seperti kepuasan awal, tingkat investasi, dan kualitas alternatif, individu dapat menentukan apakah Voice atau Loyalty lebih efektif, atau apakah situasi menuntut keputusan yang lebih tegas seperti Exit atau Neglect. Menerapkan strategi yang tepat dari teori ini berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis individu dan memperbaiki lingkungan kerja atau sosial secara keseluruhan.

 

Daftar Pustaka

Rusbult, C. E., Zembrodt, I. M., & Gunn, L. K. (1982). Exit, voice, loyalty, and neglect: Responses to dissatisfaction in romantic involvements. Journal of Personality and Social Psychology, 43 (6), 1230-1242.



0 komentar:

Posting Komentar