Sabtu, 09 November 2024

 

PSIKOLOGI INOVASI

Esai-8 Tulisan Ujian Mid

Analisis Model Exsit-Voice-Loyality-Neglect Dalam Upaya Individu Mencapai Situasi Nyaman”

Dosen Pengampuh : Dr. ,Dra. Arundati Shinta,M.A.


OLEH : 

JEKSON WENDA (23310420092)


FAKULTAS : PSIKOLOGI

UNIVERSITAS  PROKLAMASI UP-45 2024



 

     A. PENDAHULUAN

    Dalam kehidupan manusia setiap individu kerap kali di perhadapkan pada situasi tidak nyaman ( Anxienty)  yang disebabkan karena stress atau tekanan sosial lainya yang pada akhirnya kadang  membuat indivindu terancam secara emosional maupun mental.
Setiap individu pasti pernah mengalami situasi yang menimbulkan rasa tidak nyaman, baik itu dalam bentuk fisik, emosional, atau psikologis. Ketidaknyamanan ini bisa datang dari berbagai sumber, seperti perubahan lingkungan, stres pekerjaan, hubungan interpersonal yang rumit, atau bahkan perasaan cemas dan takut terhadap hal-hal yang tidak pasti.
 Hirschman,A. O.(1970)
. menggambarkan empat respons utama yang dapat diambil oleh individu dalam menghadapi penurunan kepuasan kerja: exit, voice, loyalty dan neglect .
model "Exit-Voice-Loyalty-Neglect" (EVLN)  Hirschman,A. O.(1970) terebut yang  kemudian dapat digunakan untuk memahami respons individu terhadap ketidakpuasan atau situasi tidak nyaman dalam berbagai konteks, termasuk dalam lingkungan kerja, hubungan interpersonal, dan organisasi.

 

B. POKOK PEMBAHASAN

Berikut adalah penyabaran atau penjelasan terkait model EVLN) :

1.     EXIT (KELUAR)


Respons ini menunjukkan reaksi atau keinginan individu untuk menghindari atau menghindar dari situasi yang tidak nyaman dengan cara meninggalkan atau mengakhiri hubungan, pekerjaan, atau situasi yang memicu ketidak nyamanan bagi individu tersebut karena erasaterancam atau tidak nyaman dari lingkungan atau keadaan tersebut.
contohnya adalah seorang yang mendapatkan perilaku tidak adil di tempat kerja atau lingkungan terntentu ,yang pada akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan keluar dari tempat kerjanya.

 

 

2.      VOICE (SUARA)

Respons ini melibatkan upaya yang dilakukan individu untuk menyuarakan,menyatakan ketidakpuasan atau mengatasi ketidaknyamanan dengan cara aktif berkomunikasi, mengajukan solusi, atau mencoba memperbaiki keadaan melalui dialog atau tindakan konstruktif,agar keadaan tidak nyaman dapat tersampaikan dan dapat didengar.

Contohnya seperti seseorang yang tidak puas terhadap kebiajakan atau keputusan atasan kemudian mencoba untuk membicarakan nya dengan cara mediskusikan dengan manajemen.atau seseorang yang merasa hubungan nya dalam situasi tidak nyaman kemudian mencoba untuk membicaakannya dengan pasangannya.

 

3.      LOYALTY (KESETIAAN)

Respons ini melibatkan sikap pasif, tetapi individu tetap setia dan berharap bahwa situasi akan membaik dengan sendirinya . Dalam respons ini, individu bertahan meskipun merasa tidak nyaman, dengan keyakinan bahwa ketidaknyamanan tersebut hanya bersifat sementara dan akan berubah menjadi lebih baik pada suaktu-waktu.
contohnya ;seperti seorang karyawan yang merasa tidak puas dengan kebijakan perusahan soal gaji atau keputusan  lainnya,tapi tetap diam dan merasa bahwa hal ini akan berakhir dengan sendirinya.

 

4.      NEGLECT (MENGABAIKAN)

Respons ini adalah bentuk pengabaian atau pasivitas, di mana individu tidak melakukan apa pun untuk mengatasi ketidaknyamanan yang mereka rasakan. Mereka mungkin merasa tidak ada gunanya untuk mengubah keadaan atau berusaha memperbaikinya, dan justru mulai mengurangi upaya atau keterlibatan mereka dalam situasi tersebut.

Contohnya seperti; Seorang karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya Karena mungkin mulai mengurangi produktivitasnya, atau seseorang yang merasa tidak nyaman dalam hubungan bisa mulai menghindari komunikasi dan tidak lagi berusaha memperbaiki keadaan yang ada.

 

C. KESIMPULAN :

 

Model EVLN adalah  hal yang sangat penting bagi indinvidu dalam respon sosial maupun di dunia kerja yang dapat menjadi salah satu bahan acuan untuk individu. Model EVLN dapat menjadi model yang sangat penting untuk membantu kehidupan  individu dalam mengatasi sikap ketiknyamanan maupun dalam manajemen organisasi itu sendiri.

 

D. REFERENSI :

 

·       Hirschman,A. O.(1970).Exit,Voice,and Loyalty: Responses to Decline in Firms,Organizations,and States.

·       Morrison, E. W., & Milliken, F. J. (2000). Organizational silence: A barrier to change and development in a pluralistic world. Academy of Management Review, 25(4), 706-725.

·       Robbins, S.P. (1998). Organizational behavior (8th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.



0 komentar:

Posting Komentar