Sabtu, 09 November 2024

ESAI 8: UTS PSIKOLOGI INOVASI_Sari Rizka Yani_22310410001_SJ

 

ESAI 8 UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

"Mengelola Ketidaknyamanan: Memahami Model EVLN dalam Kehidupan Sehari-hari"

PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra.  ARUNDATI SHINTA, MA.

Sari Rizka Yani

22310410001

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2024



Kita sering menghadapi situasi yang tidak nyaman dalam berbagai lingkungan, baik di tempat kerja, lingkungan pendidikan, maupun dalam hubungan sosial sehari-hari. Misalnya, seseorang merasa tertekan karena atasan yang selalu mengkritik tanpa memberikan umpan balik konstruktif. Dalam situasi ini, karyawan tersebut harus memutuskan apakah akan tetap bertahan (loyalty), mengabaikan kritikan tersebut (neglect), berbicara dengan atasan untuk memperbaiki situasi (voice), atau mencari pekerjaan baru (exit). Memahami permasalahan-permasalahan ini penting agar individu dapat menerapkan strategi yang sesuai untuk menghadapi ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu teori yang dapat digunakan untuk memahami strategi menghadapi ketidaknyamanan ini adalah model Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect (EVLN).

Model EVLN sendiri menggambarkan empat respons utama individu dalam menghadapi situasi yang tidak nyaman:

1. Exit (Keluar) adalah respon aktif dan destruktif, di mana individu memilih untuk meninggalkan situasi atau lingkungan yang tidak nyaman. Meskipun ini bisa menjadi pilihan terbaik bagi Sebagian orang, proses adaptasi pada lingkungan baru bisa membutuhkan waktu, dan tidak semua orang memiliki pilihan yang sama untuk keluar dari situasi tersebut. Jadi, penting untuk mempertimbangkan alternatif lain sebelum memutuskan untuk keluar.

2. Voice (Suara) adalah respon aktif dan konstruktif, di mana individu menyuarakan ketidaknyamanan mereka dengan harapan terjadi perubahan. Menyuarakan ketidaknyamanan adalah cara yang dapat membantu mengatasi masalah. Dengan mengemukakan masalah, ada harapan bahwa lingkngan bisa berubah menjadi lebih baik. Meskipun voice memiliki potensi untuk menghasilkan perubahan, efektivitasnya bergantung pada kesiapan pihak lain untuk mendengarkan dan merespons kritik tersebut.

3. Loyalty (Loyalitas) adalah respon pasif dan konstruktif, di mana individu tetap bertahan dalam situasi tersebut dengan harapan bahwa keadaan akan membaik seiring waktu. Pilihan ini mengharuskan individu memiliki keyakinan bahwa situasi akan membaik. Meskipun cenderung pasif, sikap ini bisa dianggap bijaksama jika individu merasa bahwa ketidaknyamanan bersifat sementara. Namun, sikap ini juga bisa menjadi boomerang jika perubahan yang diharapkan tidak kunjung datang, yang justru dapat menyebabkan frustasi dan kelelahan mental.

4. Neglect (Mengabaikan) adalah respon pasif dan destruktif, di mana individu memilih untuk mengabaikan atau tidak peduli terhadap situasi tidak nyaman. Sikap ini sering kali memperburuk keadaan, karena tidak hanya mengubah situasi menjadi lebih baik, tetapi juga bisa menurunkan kualitas hidup individu itu sendiri. Oleh karena itu, neglect sebaiknya dihndari karena tidak memberikan solusi yang konkret terhadap masalah.

Dengan memahami berbagai pilihan respons seperti exit, voice, loyalty, dan neglect, individu dapat menyesuaikan tindakan yang paling tepat berdasarkan konteks yang dihadapi. Respons yang dipilih akan berdampak pada kesejahteraan individu dan lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan semua opsi dengan bijak agar tercipta solusi yang optimal dalam menghadapi ketidaknyamanan.

 

Daftar Pustaka

Rusbult, C. E., Zembrodt, I. M., & Gunn, L. K. (1982). Exit, voice, loyalty, and neglect: Responses to dissatisfaction in romantic involvements. Journal of Personality and Social Psychology, 43(6), 1230–1242. 

Farrell, D. (1983). Exit, voice, loyalty, and neglect as responses to job dissatisfaction: A multidimensional scaling study. Academy of Management Journal, 26(4), 596-607. 

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2016). Organizational Behavior (17th ed.). Pearson. 

Greenberg, J., & Baron, R. A. (2008). Behavior in Organizations. Pearson/Prentice Hall. 

Newstrom, J. W., & Davis, K. (2002). Organizational Behavior: Human Behavior at Work. McGraw-Hill. 


0 komentar:

Posting Komentar