Resiliensi dan Ketekunan Sebagai Kunci Inovasi
Juliani Mariati Larosa
22310410073
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Seringkali kita merasa gagal di saat harus kehilangan harapan dalam menghadapi tantangan yang menguji kekuatan dan ketahanan kita. Namun, di tengah kesulitan tersebut, terdapat dua kunci penting yang dapat membimbing kita menuju kesuksesan: resiliensi dan ketekunan. Kedua sifat ini saling terkait erat, membentuk pondasi kokoh bagi individu yang ingin mencapai puncak prestasi, khususnya dalam konteks inovasi. Resiliensi, kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan dan menghadapi kesulitan dengan mental yang kuat, merupakan modal utama dalam menghadapi kerasnya dunia inovasi. Seperti yang dijelaskan di dalam Yendra (2024) yang menyatakan bahwa resiliensi merupakan kemampuan beradaptasi dengan kesulitan untuk bangkit kembali dari berbagai masalah dan tekanan. Mereka melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai penghalang yang menghentikan langkah. Dalam konteks inovasi, hal ini berarti bahwa individu yang resilien tidak akan patah semangat ketika ide-ide mereka ditolak atau mengalami kegagalan. Mereka akan belajar dari pengalaman tersebut, memodifikasi strategi, dan terus berupaya untuk menemukan solusi yang lebih baik.
Ketekunan merupakan sahabat setia resiliensi dalam perjalanan menuju inovasi. Ketekunan adalah semangat yang membara untuk terus maju, untuk tidak menyerah meskipun dihadapkan pada rintangan yang berat. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan dalam Resnani (2017) dimana Keinginan untuk meraih prestasi dapat menjadi pendorong kuat dalam proses belajar. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang sangat ingin sukses cenderung menunjukkan dedikasi tinggi dalam aktivitas mereka. Dengan kata lain, tingkat ketekunan yang tinggi pada mahasiswa bisa menjadi indikasi bahwa mereka memiliki ambisi kuat untuk mencapai kesuksesan. Ketekunan adalah api yang menjaga semangat kita tetap menyala, mendorong kita untuk terus berjuang hingga mencapai tujuan, meskipun prosesnya panjang dan penuh tantangan. Dalam konteks inovasi, ketekunan berarti tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam mengembangkan ide atau produk baru.
Hubungan antara resiliensi dan ketekunan dengan psikologi inovasi sangatlah erat. Psikologi inovasi mempelajari faktor-faktor psikologis yang memengaruhi proses inovasi, seperti motivasi, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah. Resiliensi dan ketekunan merupakan faktor kunci dalam memicu motivasi dan kreativitas. Individu yang resilien dan tekun cenderung lebih berani mengambil risiko, mencoba hal-hal baru, dan tidak takut menghadapi kegagalan. Sikap ini mendorong mereka untuk terus berinovasi dan menghasilkan ide-ide baru yang berpotensi untuk mengubah dunia. Contoh nyata dari yang bisa kita teladani dari sikap residensi dan ketekunan yakni Elon Musk, pendiri SpaceX dan Tesla, dari individu yang memiliki resiliensi dan ketekunan tinggi. Dalam perjalanannya membangun perusahaan-perusahaan inovatif tersebut, ia menghadapi berbagai rintangan, dan mendapat kritik pedas dari para investor. Namun, ia tidak pernah menyerah, terus belajar dari kesalahan, dan berjuang untuk mewujudkan visinya. Sampai akhirnya beliau berhasil menjadi miliarder bahkan menjadi orang terkaya nomor 1 didunia.
Dengan demikian, resiliensi dan ketekunan merupakan dua kunci penting dalam mencapai kesuksesan, khususnya dalam konteks inovasi. Kedua sifat ini saling melengkapi, membentuk siklus positif yang memperkuat satu sama lain. Dengan mengasah kedua sifat ini, kita dapat menghadapi segala rintangan dengan kepala tegak, bangkit lebih kuat dari kegagalan, dan mencapai puncak prestasi yang kita impikan.
Daftar Pustaka
Resnani. (2017). Hubungan Antara Kebutuhan Untuk Sukses dan Ketekunan Belajar Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) FKIP UNIB Angkatan 2012. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10(1), 37-41
Yendra, N., Rosa, Y.D., Rajunas, & Kurniawan, R. (2024). Penguatan Resiliensi, Inovasidan LiterasiDigital Womens Entrepreneur Pada UMKM Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, 26(1), 124-139
Link Video:
https://youtu.be/hAGfnbzhjmg?si=BoVaEjTvJuJNfK00
https://youtu.be/j2eXTgvTMFs?si=sWIT_6t8sOPUa0ZS
0 komentar:
Posting Komentar