ESAI 8 - UJIAN TENGAH SEMESTER
PSIKOLOGI INOVASI
DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.
Diana Widiastuti
NIM 22310410034
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
November 2024
KETIDAKPUASAN KELOMPOK INFORMAL
DALAM ORGANISASI PROFESI
Organisasi profesi memegang peranan penting dalam pengembangan karir individu dan kemajuan suatu bidang keahlian. Menjadi bagian dari sebuah organisasi profesi bukan hanya tentang memiliki jaringan profesional yang luas, tapi juga tentang meningkatkan kompetensi dan memperjuangkan hak-hak dalam lingkup pekerjaan tertentu. Organisasi profesi adalah kelompok yang terbentuk dari individu-individu dalam bidang keahlian tertentu yang bertujuan untuk memajukan keahlian tersebut, meningkatkan kualitas dan kompetensi anggotanya, serta memperjuangkan hak-hak profesional mereka. Berbeda dengan organisasi lainnya, organisasi profesi fokus pada pengembangan standar profesional, etika kerja, dan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat. Organisasi ini seringkali bersifat non-profit dan dijalankan oleh serta untuk anggotanya sendiri (Narendra, 2023).
Beberapa organisasi profesi di Indonesia antara lain PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia), IDGI (Ikatan Dokter Gigi Indonesia), HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia, HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia), dan masih banyak lagi.
Dalam suatu organisasi terdapat dua kelompok, yaitu kelompok formal dan kelompok informal. Dalam kelompok formal, perilaku yang harus dilakukan oleh anggota tim bergantung pada tujuan organisasi. Sebaliknya, kelompok informal tidak terstruktur secara formal atau ditentukan secara organisasi. Kelompok informal di lingkungan kerja ditunjukkan dengan kontak sosial. Jenis interaksi antar individu ini, meskipun informal, sangat mempengaruhi perilaku dan kinerja orgnaisasi (Robbins dalam Simanjuntak et al., 2022). Kelompok informal ada dalam suatu organisasi sebagai hasil dari kepentingan bersama dari individu-individu.
Morrison dalam Simanjuntak (2022) mengungkapkan bahwa kelompok informal muncul sebagai reaksi dari kebutuhan orang-orang yang membentuk kelompok tersebut. Akibatnya, mereka tidak memiliki seperangkat tujuan yang ditentukan dengan jelas dan juga tidak ada definisi institusional dan posisi kekuasaan. Ciri-ciri kelompok informal ini sebagai hasil dari kelompok individu dengan tujuan yang sama. Kelompok informal tidak dibentuk oleh organisasi tetapi muncul sebagai hasil dari orang-orang yang memiliki minat yang sama dan juga sebagai produk dari hubungan kenalan.
Ketidakpuasan kelompok informal dalam organisasi profesi akan menimbulkan ketidaknyamanan sehingga bisa mengakibatkan kehidupan organisasi yang tidak sehat. Saling curiga, saling jegal, berusaha memperkuat kubunya dengan menjatuhkan kubu yang tidak sepemikiran dengan kelompok informalnya. Kondisi seperti ini akan menghambat tercapainya tujuan dari organisasi itu sendiri.
Respon dan tidakan terhadap ketidakpuasan atau ketidaknyamanan kelompok informal dalam organisasi profesi bisa digambarkan dalam teori Rusbult and Lowery berikut ini
Gambar 1
Exit adalah sebuah konsep seperti dalam sistem ekonomi. Konsumen memilih untuk membeli atau tidak membeli, menetap atau pergi. Sama dengan kelompok informal yang mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap organisasi profesi dengan meninggalkannya. Ketika yang memilih untuk keluar adalah satu individu, tentu dampaknya akan berbeda jika yang memilih keluar adalah sekelompok informal. Organisasi profesi yang mengandalkan kekuatan massa anggotanya, pasti akan mengalami ketidak seimbangan dalam organisasi. Meskipun demikian, Hirschman dalam Daley menyarankan, sebelum memutuskan untuk keluar sebaiknya ada upaya untuk memperbaiki masalah yang menimbulkan ketidakpuasan.
Upaya untuk mengubah situasi menimbulkan untuk voice (menyuarakan). Kelompok informal dalam organisasi dapat melakukan intervensi terhadap pemangku kebijakan atau melakukan demonstrasi ketika mengalami ketidakpuasan terhadap organisasi yang menaungi profesinya.
Ketika voice fokus pada aksi internal, loyalty (kesetiaan) fokus pada kelompok informal yang akan membela organisasi profesi mati-matian ketika menghadapi kritik atau ancaman dari luar sebagai bentuk kepercayaan penuh terhadap organisasi.
Dari ketiga dimensi diatas, Farrel dalam Daley (1992) menambahkan dimensi lainnya, yaitu neglect, yang mengindikasikan suatu kelompok informal mengalami ketidakpuasan, namun tetap memilih untuk ada dalam organisasi. Istilahnya seperti “numpang nama” saja, tidak peduli lagi dengan tujuan organisasi. Mereka hanya butuh status keanggotaan saja.
Lagi-lagi Farrel mengelompokkan empat dimensi diatas dalam dua struktur dimensi, yaitu constructive (membangun) vs destructive (menghancurkan), active (aktif) vs passive (pasif). Voice dan loyalty adalah perilaku membangun, sedangkan exit dan neglect adalah perilaku menghancurkan bagi organisasi. Voice dan exit adalah perilaku aktif, sedangkan neglect dan loyalty adalah perilaku pasif.
Munculnya kelompok informal dalam suatu organisasi profesi tidak dapat dielakkan. Kelompok informal bisa memiliki dampak yang signifikan. Mereka dapat membantu meningkatkan kepuasan dalam organisasi, memperkuat hubungan antar individu, dan menciptakan lingkungan organisasi yang lebih harmonis. Namun, kelompok informal juga dapat menjadi sumber konflik dan potensi gangguan bagi kinerja organisasi jika tidak dikelola dengan baik.
Permasalahan ini bukannya tidak ada solusi. Ketika pemimpin organisasi profesi memahami manajemen dan pengembangan organisasi yang efektif, yaitu dengan memahami peran, struktur, dan dampak kedua jenis kelompok ini, pemimpin dapat mengelola sumber daya manusia dan menciptakan lingkungan organisasi profesi yang seimbang dan produktif. Dengan memanfaatkan potensi informal, organisasi profesi dapat mencapai kinerja terbaiknya, mewujudkan tujuan utama dari hadirnya organisasi profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Narendra (2023). Organisasi Profesi Adalah? Ini Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Ciri-Cirinya. Teknokra. https://www.teknokra.com/organisasi-profesi-adalah
Simanjuntak et al. (2022). Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi. Yayasan Kita Menulis.
Daley, Dennis. (1992). When Bureaucrats Get the Blues: A Replication and Extention of the Rusbult and Lowery Analysis of Federal Employee Responses to Job Dissatisfaction. The Bush School of Government & Public Service Texas A&M University.
0 komentar:
Posting Komentar