Nama : Happy johans
Nim : 22310420013
Prodi : Psikologi (A)
Matakuliah : Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA
Pendahuluan
Pada umumnya tujuan manusia bekerja tidak lain adalah untuk memperoleh imbalan gunamemenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, banyak dari mereka yang merasa tidak cukup dengan reard yang didapat. Dari sinilah timbul keinginan untuk memperoleh kepuasan kerja. Begitu juga dalam dunia pendidikan yang disebut dengan lembaga pendidikan, dalam hal ini tenaga pendidik yang telah memperoleh gaji masih merasa kurang, karena kepuasan kerjanya belum tercapai. Dalam hal ini ada beberapa kategori kepuasan kerja antara lain yaitu: kepuasan gaji, kepuasan promosi, kepuasan supervisi, kepuasan rekan kerja, kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, altruisme, status dan lingkungan.
Permasalahan
Di era modern ini persaingan antar perusahaan semakin ketat, karena perusahaan tidak hanya berhadapan dengan persaingan dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Menghadapi situasi dan kondisi tersebut, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas pengelolaannya.
Model EVLN untuk Mencapai Kenyamanan
1. Exit
Individu yang memilih exit akan meninggalkan atau keluar dari organisasi atau situasi tersebut sebagai respons terhadap ketidakpuasan. Ini bisa berupa berhenti bekerja, pindah ke perusahaan lain, atau memutuskan hubungan dengan kelompok atau organisasi tersebut. Karakteristik: Aktif karena individu membuat keputusan yang jelas untuk keluar atau menghindari situasi tersebut. Destruktif karena keputusan ini dapat merugikan organisasi, seperti kehilangan karyawan yang berpotensi atau kehilangan kontribusi positif lainnya.
2. Voice
Individu yang memilih voice akan menyuarakan ketidakpuasan mereka secara terbuka dan konstruktif, dengan harapan memperbaiki kondisi yang ada. Ini bisa berupa memberikan umpan balik, mengajukan saran, atau terlibat dalam diskusi yang bertujuan untuk memperbaiki masalah. Karakteristik: Aktif karena individu berinisiatif untuk berbicara atau bertindak untuk perubahan. Konstruktif karena individu berusaha memperbaiki atau mengubah keadaan secara positif, alih-alih hanya mengeluh atau menghindar.
3. Loyalty
Individu yang memilih loyalty akan tetap tinggal di dalam organisasi atau situasi meskipun merasa tidak puas, dengan harapan bahwa kondisi tersebut akan membaik seiring waktu. Mereka memilih untuk bertahan dan menunjukkan kesetiaan meskipun mereka tidak langsung menyuarakan ketidakpuasan mereka. Karakteristik: Pasif karena individu tidak mengambil tindakan aktif untuk mengubah situasi. Konstruktif karena mereka berharap kondisi akan membaik dan tetap menjaga hubungan yang positif dengan organisasi atau kelompok.
4. Neglect
Individu yang memilih neglect cenderung mengabaikan masalah atau ketidakpuasan yang ada dan menurunkan komitmen mereka terhadap pekerjaan atau organisasi. Ini bisa terlihat dalam bentuk penurunan produktivitas, menghindari tanggung jawab, atau bahkan berperilaku pasif-agresif. Karakteristik: Pasif karena individu tidak mengambil langkah aktif untuk mengubah situasi. Destruktif karena perilaku ini merugikan organisasi, seperti berkurangnya kualitas kerja, keterlibatan yang rendah, atau kehadiran yang buruk.
KESIMPULAN
Keempat respons ini menggambarkan bagaimana individu beradaptasi terhadap ketidakpuasan, baik dengan cara yang lebih konstruktif atau destruktif, dan dapat membantu organisasi memahami bagaimana mengelola dan merespons ketidakpuasan karyawan atau anggota mereka.
Daftar Pustaka
Munandar, A. (2021). Kepuasan Kerja Tenaga Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Tawadhu, 5(1), 12-24.
Tirtowaluyo, E., & Turangan, J. A. (2022). Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja PT Mitra Andalan Valasindo. Jurnal Manajerial dan Kewirausahaan, 4(3), 721-730.
0 komentar:
Posting Komentar