Sabtu, 09 November 2024

ESAI 8 UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL_MICO ALAN SEBASTIAN_22310410013

 

ESAI 8 UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

“HUBUNGAN ANTARA RESPON INDIVIDU TERHADAP SITUASI TIDAK NYAMAN DENGAN UPAYA UNTUK MENDAPATKAN SITUASI YANG NYAMAN”

PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra.  ARUNDATI SHINTA, MA

 

 

 

MICO ALAN SEBASTIAN

22310410013

PSIKOLOGI SJ

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

NOVEMBER 2024


Permasalahan

Setiap orang pasti pernah berada dalam situasi yang tidak nyaman, baik itu di lingkungan kerja, kampus, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Ketidaknyamanan ini bisa ditimbulkan oleh berbagai hal, seperti kondisi fisik yang kurang mendukung atau hubungan sosial yang tidak harmonis. Ketika menghadapi situasi semacam ini, kita bisa memilih berbagai respons. Dalam teori yang dikemukakan oleh Robbins (1998) dan Rusbult dkk. (1988), ada empat jenis respons yang bisa dipilih, yakni Exit (Keluar), Voice (Suara), Loyalty (Loyalitas), dan Neglect (Pengabaian). Pilihan respons ini akan memengaruhi bagaimana kita mengatasi ketidaknyamanan dan apakah lingkungan kita akan menjadi lebih baik atau malah lebih buruk.

 

Penjelasan Respon terhadap Situasi Tidak Nyaman

1.              Exit (Keluar)

Exit adalah pilihan untuk meninggalkan lingkungan atau situasi yang tidak nyaman. Ini adalah opsi yang biasanya diambil ketika seseorang merasa tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Misalnya, seorang karyawan yang merasa sangat tertekan di tempat kerjanya mungkin memilih untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik.

2.              Voice (Suara)

Voice adalah upaya untuk menyuarakan ketidakpuasan atau usulan dengan tujuan memperbaiki kondisi yang ada. Respon ini lebih aktif dan berfokus pada perubahan positif. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang tidak puas dengan metode pengajaran bisa menyampaikan masukan kepada dosen atau pihak kampus agar ada perbaikan dalam proses pembelajaran.

3.              Loyalty (Loyalitas)

Loyalitas adalah sikap untuk tetap bertahan meskipun dalam situasi yang kurang nyaman, dengan harapan bahwa keadaan akan membaik di masa depan. Misalnya, seorang pegawai yang sudah lama bekerja di perusahaan, meskipun merasa tidak puas dengan kondisi kerja, memilih untuk bertahan karena berharap adanya perubahan yang lebih baik.

4.              Neglect (Pengabaian)

Neglect adalah sikap pasif di mana seseorang memilih untuk tidak peduli dan membiarkan masalah begitu saja. Misalnya, seorang karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka tapi memilih untuk diam dan tidak melakukan apapun untuk memperbaiki kondisi tersebut. Respons ini bisa sangat merugikan, karena ketidakpuasan yang tidak diatasi akan semakin memburuk dan menurunkan kualitas hidup.

 

Solusi untuk Mencapai Situasi Nyaman

Setiap respons yang dipilih akan mempengaruhi bagaimana kita mencapai kenyamanan. Respons seperti Voice dan Loyalty cenderung lebih konstruktif dan bisa membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik. Misalnya, dengan menyuarakan ketidakpuasan (voice), kita dapat berkontribusi dalam mendorong perubahan menuju situasi yang lebih nyaman. Sedangkan dengan loyalitas, meskipun kondisi saat ini tidak ideal, kita tetap berharap dan menunggu perbaikan. Di sisi lain, Exit bisa menjadi solusi jika kita merasa lingkungan tersebut tidak bisa diperbaiki, tetapi dengan konsekuensi harus meninggalkan peluang yang ada. Sedangkan Neglect hanya akan memperburuk keadaan, karena masalah yang dibiarkan tidak akan pernah terselesaikan.

 

Pemilihan respons yang tepat harus disesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Jika kita memilih respons yang lebih konstruktif, seperti Voice atau Loyalty, maka kita berpeluang untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung kenyamanan pribadi dan sosial.

 

Kesimpulan

Ketika menghadapi situasi yang tidak nyaman, kita perlu mengenali pilihan respons yang ada. Setiap pilihan, seperti Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect, memiliki dampak yang berbeda terhadap bagaimana kita mengatasi ketidaknyamanan. Dengan memilih respons yang bijak dan sesuai dengan keadaan, kita dapat mengelola ketidaknyamanan tersebut dengan lebih baik dan berpotensi menciptakan perubahan positif di lingkungan sekitar kita.


Daftar Pustaka

Nurhadi, D., & Hadiyanto, H. (2019). Peran Kepemimpinan dalam Menangani Ketidaknyamanan Organisasi pada Karyawan di Perusahaan Swasta di Indonesia. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 8(2), 77-85.
Pratama, A., & Setiawan, A. (2020). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Keputusan Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect pada Pegawai Perusahaan Indonesia. Jurnal Psikologi dan Sumber Daya Manusia, 14(3), 112-120.
Santosa, A. R. (2021). Dinamika Respons terhadap Ketidakpuasan dalam Hubungan Pekerjaan: Pendekatan Teoritis dan Praktis. Jurnal Psikologi Sosial, 19(1), 34-41.

0 komentar:

Posting Komentar