Sabtu, 09 November 2024

Tugas M5 ESAI2_EDWIN DWI YUNIARTO_21310410203

 BERBAGI ITU INDAH

KEPEDULIAN KEPADA BAPAK BECAK, PENGEMIS JALANAN, DAN BAPAK GOJEK DI PANGKALAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

 

PSIKOLOGI INOVASI

Tugas M5 ESAI2

Dosen Pengampu : Dr.Dra.Arundita Shinta, MA.

EDWIN DWI YUNIARTO

21310410203

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2024



 

      

         

Berbagi sembako dan makanan berat pada awal bulan November ini menjadi momen yang penuh makna. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, kita sering kali lupa melihat orang-orang di sekitar yang menjalani hidup dengan penuh perjuangan. Kegiatan berbagi ini tak hanya sekadar memberi, tetapi juga tentang mengakui kehadiran mereka dan memberikan sedikit kebahagiaan untuk para bapak becak, pengemis jalanan, dan bapak Gojek di pangkalan daerah Yogyakarta.

 

                                                                                                          

                                                                                                           
                                   

Saya menyempatkan diri membeli sembako tersebut pada malam hari dan memesan makanan berat tersebut di salah satu warung makan ayam yang berada di jalan bugisan. Saya bersyukur hasil jerih payah saya bekerja dapat berguna bagi orang yang membutuhkan. Kemudian hari esoknya dengan pagi hari yang cerah, sembari membawa paket-paket sembako berisi beras, minyak, gula, dan bahan-bahan pokok lainnya serta tidak lupa makanan berat tersebut, saya menyusuri jalanan kota. Meskipun sederhana, paket-paket ini diharapkan bisa sedikit meringankan beban mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di dekat alun-alun, kami bertemu dengan seorang bapak tukang becak. Tubuhnya sudah renta, tetapi senyum hangat selalu terukir di wajahnya. Kehadirannya menjadi inspirasi tersendiri; meskipun usia tak lagi muda, ia tetap gigih menjalankan pekerjaannya dengan sepenuh hati. Ketika saya menyerahkan paket sembako, ia tersenyum lebar, sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali. “Alhamdulillah, bisa buat masak beberapa hari ini,” katanya.

Selanjutnya, saya menemui seorang pengemis yang sering kali terlihat di pinggir jalan. Ia tinggal di emperan toko, dan sering kali menengadahkan tangan kepada para pejalan kaki yang melintas. Berbagi makanan dan sembako dengannya memberikan rasa haru, melihat bagaimana ia menerima dengan begitu antusias. Bagi kita, mungkin makanan ini tampak sederhana, namun baginya, ini adalah anugerah besar yang jarang ia terima.

Di pangkalan ojek yang tidak jauh dari situ, saya juga bertemu dengan beberapa bapak Gojek yang sedang menunggu penumpang. Mereka juga menghadapi banyak tantangan, terutama saat pesanan sepi. Senyum merekah di wajah mereka saat menerima paket yang kami berikan. Mereka berkata bahwa ini bisa jadi bekal untuk keluarga di rumah, membantu meringankan sedikit beban mereka di tengah harga kebutuhan pokok yang kian meningkat.

Kegiatan berbagi ini mengingatkan kita akan pentingnya peduli kepada sesama. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang sering kali terlupakan, padahal merekalah yang menjaga ritme kehidupan kota tetap berjalan. Kebahagiaan yang terpancar di wajah mereka adalah penghargaan terbesar bagi kami.

Kisah ini bukan hanya tentang memberi, tetapi tentang belajar dari ketulusan mereka dalam menjalani hidup yang penuh tantangan. Sebuah panggilan untuk lebih peka, untuk tak melulu sibuk dalam urusan pribadi, dan melihat ke sekitar. Di awal November ini, kami menyadari, bahwa kebaikan yang kecil pun bisa memberikan kebahagiaan besar bagi mereka yang membutuhkan.

 


0 komentar:

Posting Komentar