Nama : Shinta Pratiwi
Nim : 24310420035
Mata Kuliah : Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A
Kehidupan sehari-hari kadang seringkali menghadirkan
situasi yang sangat beragam. Situasi ini kadang bisa mengahadirkan situasi yang
menyenangkan dan sebaliknya yaitu situasi tidak menyenangkan. Situasi-situasi
seperti ini bisa sangat mengganggu seseorang dalam melakukan aktivitasnya
sehari-hari. Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya situasi tidak
menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh situasi yang tidak
menyenangkan bisa di rasakan pada dunia kerja, misalnya ketika seseorang harus
di hadapkan dengan lingkungan kerja yang toxic. Respon yang akan diberikan
setiap orang saat menghadapi situasi tidak menyenangkan tersebut akan
berbeda-beda. Model EVLN merupakan salah satu kerangka kerja yang bisa
digunakan untuk menggambarkan bagaimana respon seseorang dalam menghadapi
situasi yang tidak menyenangkan, baik itu dalam pekerjaan, hubungan pribadi
ataupun dalam kehidupan sehari-hari. EVLN adalah singkatan dari kata Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect.
Permasalahan situasi tidak menyenangkan telah di
jelaskan pada soal yang diberikan bagaimana situasi tidak nyaman yang bisa kita
rasakan baik itu di tempat kerja, kuliah maupun di tempat santai. Gambar model
EVLN yang diberikan pada soal merupakan respon bagaimana seseorang dalam
menghadapi situasi yang tidak nyaman. Pada gambar model EVLN tersebut respon
individu terhadap situasi tidak nyaman dibedakan dalam dua dimensi; ada constructive-destructive dan active. Dimensi constructive-destructive
lebih menekankan pada bagaimana hubungan yang ada bisa dipertahankan melalui
cara yang contructive (membangun)
atau destructive (merusak), sedangkan
pada dimensi active lebih menunjukkan
pada respon yang ditunjukkan. Berikut ini penjelasan dari keempat respon model
EVLN;
1.
Exit
(keluar) adalah tindakan meninggalkan pekerjaan atau berpikir untuk keluar dari
situasi kerja yang tidak memuaskan. Contohnya seorang karyawan yang mendapatkan
perlakuaan tidak adil di perusahaan memilih untuk mencari pekerjaan lain atau keluar
dari pekerjaan tersebut.
2.
Voice (suara) adalah upaya untuk memperbaiki dan tidak melarikan diri dari
situasi yang tidak menyenangkan. Suara bisa berupa respons yang membangun
seperti memperbaiki situasi yang di hadapi atau memberikan keluhan. Contohnya seorang
karyawan yang tidak puas dengan kebijakan perusahaan memilih untuk menyampaikan
keluhannya dengan berbicara langsung kepada atasannya.
3.
Loyaty (kesetiaan) adalah sikap bertahan seseorang dalam menghadapi
ketidakpuasaan terhadap suatu kondisi dengan harapan situasi bisa membaik
secara perlahan-lahan. Seseorang yang memilih “loyalty” cenderung untuk terus
menunggu dan berharap akan ada perbaikan yang terjadi tanpa adanya tindakan
langsung. Contohnya seorang karyawan yang tetap bertahan walaupun tidak dihargai
dan tetap setia dengan harapan kondisi akan membaik.
4.
Neglect (pengabaian) adalah sikap yang
menunjukkan untuk mengabaikan masalah atau situasi yang tidak menyenangkan
dengan cara tidak memperdulikan pada situasi yang ada. Contohnya seorang
karyawan yang merasa tidak dihargai memilih untuk melakukan pekerjaan dengan seadanya
dan tidak ada keluhan ataupun mencari solusi.
Model EVLN ini memberikan gambaran yang jelas
bagaimana seseorang dalam menunjukkan respon saat menghadapi situasi yang tidak
menyenangkan. Respons tersebut ditunjukkan berdasarkan bagaimana kepribadian
orang tersebut dan bagaimana persepsi seseorang terhadap situasi yang terjadi. Respons
yang diberikan pada model EVLN ini merupakan upaya individu dalam menghadapi
situasi yang tidak nyaman sehingga seseorang tersebut akhirnya bisa mendapatkan
situasi yang nyaman.
Solusi yang bisa di berikan kepada seseorang dalam
menghadapi situasi yang tidak menyenangkan tersebut diantaranya bisa dengan
mencari dan memahami akar dari permasalahan. Situasi yang tidak menyenangkan
ini muncul karena kita belum memahami apa yang sedang terjadi dan penyebabnya. Setelah
itu jika masalah sudah dipahami dengan baik coba untuk membicarakan masalah
tersebut dengan orang terkait. Jika masalah tersebut sudah dibicarakan cari
dukungan sosial dari orang-orang terdekat untuk memberikan solusi atau saran
yang terbaik. Lalu, jika situasi tidak menyenangkan masih berlanjut walaupun
sudah berusaha untuk memperbaiki ambil tindakan untuk mempertimbangkan apakah
harus keluar dari situasi tersebut sudah langkah yang tepat. Dalam menghadapi
situasi yang tidak menyenangkan kita tentunya harus menjaga kondisi kesehatan
mental kita, sehingga perlu untuk melakukan olahraga agar bisa berpikir jernih
dalam mengambil keputusan.
Referensi
Naus, F., Iterson, A. V., Roe, R. A. (2007). Organizational
cynicism: extending the exit, voice, loyalty, and neglect model of emloyess’ responses
to adverse conditions in the workplace. Human
Relations, Vol. 60, No. 5, pp. 683-718.
Izzati, U. A., dan Mulyana, O. P. (2019). Psikologi Industri dan Organisasi. Jawa Timur: Bintang Surabaya.
0 komentar:
Posting Komentar