ESAI 8
UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL
“HUBUNGAN ANTARA RESPON INDIVIDU TERHADAP
SITUASI TIDAK NYAMAN DENGAN UPAYA UNTUK MENDAPATKAN SITUASI YANG NYAMAN”
PSIKOLOGI
INOVASI
DOSEN
PENGAMPU: Dr. Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
AUSTANIVA
22310410060
PSIKOLOGI
SJ
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
NOVEMBER
2024
Manusia tidak pernah luput dari masalah-masalah atau problem-problem
yang pada akhirnya menciptakan suasana tidak nyaman. Manusia yang bermasalah
adalah manusia yang tidak mendapatkan kebahagiaan hidup. Seiring dengan
pesatnya kemajuan peradaban manusia maka muncullah dalam dirinya kecemasan
psikologis yang menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman berada di lingkungan
yang memberinya rasa tidak nyaman. Masing-masing individu memiliki strategi
dalam mengatasi masalah atau problem. Ada yang menghindari sumber masalah, ada
pula yang mencari cara untuk menyelesaikan masalah yang menyebabkannya merasa
tidak nyaman.
Gottman dan Korkoff (Mardianto, 2000) menyebutkan bahwa
secara garis besar ada dua macam manajemen konflik, yaitu:
- Manajemen konflik
destruktif yang meliputi conflict
engagement (menyerang dan lepas kontrol), withdrawal (menarik diri) dari situasi tertentu yang
kadang-kadang sangat menakutkan sehingga menjauhkan diri ketika menghadapi
konflik dengan cara menggunakan mekanisme pertahanan diri, dan compliance (menyerah dan tidak
membela diri)
- Manajemen konflik
konstruktif yaitu positive problem solving
yang terdiri dari kompromi dan negosiasi. Kompromi adalah suatu bentuk
akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya agar
tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk
melaksanakan kompromi adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk
merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya dan sebaliknya. Sedangkan
negosiasi adalah suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat
disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaiman
tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.
Respon individu terhadap suasana tidak nyaman disusun
berdasarkan tipe EVLN response (Exit,
Voice, Loyalty dan Neglect). Berikut deskripsi tipe respon yang dimaksud:
- Exit merupakan
karakteristik respon yang secara langsung ditunjukkan oleh individu,
dengan cara meninggalkan tempat yang membuatnya tidak nyaman, termasuk
mencari posisi baru atau mengundurkan diri.
- Voice merupakan
karakteristik respon dari individu berua masukan untuk lembaga, dalam
rangka memperbaiki situasi dan kondsi, seperti mendiskusikan persoalan
dengan atasan atau dosen pembimping.
- Loyalty merupakan
karakteristik respon dari individu yang dilakukan dengan cara menunggu
kondisi membaik, individu ini akan berfikir positif dan percaya bahwa
lembaga/tempat kerja/kampus dan manajemennya akan memperbaiki keadaan.
- Neglect merupakan
karakteristik respon yang secara pasif yang memungkinkan memperburuk
kondisi lembaga, seperti kemangkiran secara kronis, keterlambatan,
mengurangi usaha serta meningkatkan tingkat kesalahan (Wibowo, 2017:145).
Kesimpulan
Individu yang sedang mengalami masalah atau problem memiliki
pilihan, apakah dirinya akan semakin mundur atau maju untuk menghadapi masalah
tersebut. Rasa keridaknyamanan berada di suatu tempat dan individu tersebut
tidak bisa berinovasi menciptakan rasa nyamannya sendiri dapat berdampak pada fisik
dan mentalnya. Dalam psikologi inovasi kita diajarkan bahwa perubahan itu perlu
dipaksa untuk membangkitkan semangat, terlepas dari hasil akhirnya apakah
sesuai harapan atau tidak. Metode EVLN merupakan metode yang dipakai oleh
individu untuk mengatasi rasa ketidaknyamanannya, seperti meninggalkan tempat
yang membuatnya tidak nyaman, membicarakan masalah yang dihadapi kepada
atasan/dosen pembimbing, bersabar dan berfikir positif, dan bertindak melanggar
aturan. Masing-masing metode EVLN yang dipilih oleh individu memiliki dampak
positif dan negatif, metode apapun yang dipilih harapannya adalah itu merupakan
pilihan yang terbaik dan dapat meringankan atau menghilangkan rasa
ketidaknyamanan individu tersebut.
Daftar Pustaka:
Munandar, A. (2021). Kepuasan Kerja Tenaga Pendidik di
Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Tawadhu, 5(1), 12-24.
Mardianto, A. dkk. (2000). Peggunaan Manajemen Konflik
Ditinjau Dari Status Keikutsertaan Dalam Mengikuti Kegiatan Pecinta Alam Di
Universitas Gajah Mada. Jurnal Psikologi, (2).
Maryam, S. (2017). Strategi Coping: Teori dan Sumberdayanya.
Jurnal Konseling Andi Matapa, 1(2), 101-107.
0 komentar:
Posting Komentar