Sabtu, 09 November 2024

ESAI 8 UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL_AUSTANIVA_22310410060

 

ESAI 8 UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

“HUBUNGAN ANTARA RESPON INDIVIDU TERHADAP SITUASI TIDAK NYAMAN DENGAN UPAYA UNTUK MENDAPATKAN SITUASI YANG NYAMAN”

PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra.  ARUNDATI SHINTA, MA

  


AUSTANIVA

22310410060

PSIKOLOGI SJ

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

NOVEMBER 2024

 

Manusia tidak pernah luput dari masalah-masalah atau problem-problem yang pada akhirnya menciptakan suasana tidak nyaman. Manusia yang bermasalah adalah manusia yang tidak mendapatkan kebahagiaan hidup. Seiring dengan pesatnya kemajuan peradaban manusia maka muncullah dalam dirinya kecemasan psikologis yang menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman berada di lingkungan yang memberinya rasa tidak nyaman. Masing-masing individu memiliki strategi dalam mengatasi masalah atau problem. Ada yang menghindari sumber masalah, ada pula yang mencari cara untuk menyelesaikan masalah yang menyebabkannya merasa tidak nyaman.

Gottman dan Korkoff (Mardianto, 2000) menyebutkan bahwa secara garis besar ada dua macam manajemen konflik, yaitu:

  1. Manajemen konflik destruktif yang meliputi conflict engagement (menyerang dan lepas kontrol), withdrawal (menarik diri) dari situasi tertentu yang kadang-kadang sangat menakutkan sehingga menjauhkan diri ketika menghadapi konflik dengan cara menggunakan mekanisme pertahanan diri, dan compliance (menyerah dan tidak membela diri)
  2. Manajemen konflik konstruktif yaitu positive problem solving yang terdiri dari kompromi dan negosiasi. Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk melaksanakan kompromi adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya dan sebaliknya. Sedangkan negosiasi adalah suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaiman tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.

Respon individu terhadap suasana tidak nyaman disusun berdasarkan tipe EVLN response (Exit, Voice, Loyalty dan Neglect). Berikut deskripsi tipe respon yang dimaksud:

  1. Exit merupakan karakteristik respon yang secara langsung ditunjukkan oleh individu, dengan cara meninggalkan tempat yang membuatnya tidak nyaman, termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan diri.
  2. Voice merupakan karakteristik respon dari individu berua masukan untuk lembaga, dalam rangka memperbaiki situasi dan kondsi, seperti mendiskusikan persoalan dengan atasan atau dosen pembimping.
  3. Loyalty merupakan karakteristik respon dari individu yang dilakukan dengan cara menunggu kondisi membaik, individu ini akan berfikir positif dan percaya bahwa lembaga/tempat kerja/kampus dan manajemennya akan memperbaiki keadaan.
  4. Neglect merupakan karakteristik respon yang secara pasif yang memungkinkan memperburuk kondisi lembaga, seperti kemangkiran secara kronis, keterlambatan, mengurangi usaha serta meningkatkan tingkat kesalahan (Wibowo, 2017:145).

 

Kesimpulan

Individu yang sedang mengalami masalah atau problem memiliki pilihan, apakah dirinya akan semakin mundur atau maju untuk menghadapi masalah tersebut. Rasa keridaknyamanan berada di suatu tempat dan individu tersebut tidak bisa berinovasi menciptakan rasa nyamannya sendiri dapat berdampak pada fisik dan mentalnya. Dalam psikologi inovasi kita diajarkan bahwa perubahan itu perlu dipaksa untuk membangkitkan semangat, terlepas dari hasil akhirnya apakah sesuai harapan atau tidak. Metode EVLN merupakan metode yang dipakai oleh individu untuk mengatasi rasa ketidaknyamanannya, seperti meninggalkan tempat yang membuatnya tidak nyaman, membicarakan masalah yang dihadapi kepada atasan/dosen pembimbing, bersabar dan berfikir positif, dan bertindak melanggar aturan. Masing-masing metode EVLN yang dipilih oleh individu memiliki dampak positif dan negatif, metode apapun yang dipilih harapannya adalah itu merupakan pilihan yang terbaik dan dapat meringankan atau menghilangkan rasa ketidaknyamanan individu tersebut.

 

Daftar Pustaka:

Munandar, A. (2021). Kepuasan Kerja Tenaga Pendidik di Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Tawadhu, 5(1), 12-24.

Mardianto, A. dkk. (2000). Peggunaan Manajemen Konflik Ditinjau Dari Status Keikutsertaan Dalam Mengikuti Kegiatan Pecinta Alam Di Universitas Gajah Mada. Jurnal Psikologi, (2).

Maryam, S. (2017). Strategi Coping: Teori dan Sumberdayanya. Jurnal Konseling Andi Matapa, 1(2), 101-107.


0 komentar:

Posting Komentar