Sabtu, 09 November 2024

ESAI 8: UJIAN TENGAH SEMESTER Psi.Inov_SHOFIA SALSABILA SUSWOYO_22310410062

 

KETIDAKPUASAN DAN UPAYA-UPAYA INDIVIDU UNTUK MENDAPATKAN SITUASI YANG NYAMAN

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 8: UJIAN TENGAH SEMESTER

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.

 



SHOFIA SALSABILA SUSWOYO

22310410062

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

NOVEMBER 2024

 

Seringkali manusai merasa ‘tidak puas’ dengan lingkungan disekitarnya, baik dari lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, sekolah, sampai kelompok-kelompok komunitas. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Dalam gambar dibawah ini, kita akan sama-sama melihat strategi apa saja yang biasa dikeluarkan individu ketika merasakan ketidakpuasan pada lingkungannya  dan serta upaya-upaya yang akan individu ambil dan lakukan agar dapat merasa aman dan nyaman dengan lingkungannya sesuai faktor penyebabnya.



Ada beberapa tingkat atau level aktivitas yang individu lakukan untuk merilis rasa ketidakpuasan mereka yang terlihat pada gambar, seperti aktif, konstruktif, pasif, dan merusak. Serta ada pula respon yang diberikan individu, seperti suara, kesetiaan, pengabaian, dan keluar. Pada dimensi pertama, ada ‘voice’ atau suara. Dimana, suara adalah respon aktif yang kontruktif. Artinya individu yang memilih untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka berusaha untuk memperbaiki kondisi kerja melalui komunikasi dan umpan balik. Dengan mengajukan saran atau keluhan, mereka sebenarnya berkontribusi pada perbaikan lingkungan kerja dan menciptakan dialog yang dapat mengarah pada solusi. Selain bermanfaat bagi individu tersebut, juga bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan.

Untuk dimensi kedua, ada ‘loyalty’ atau kesetiaan yang mencerminkan sikap pasif yang konstruktif. Pada dimensi ini, individu akan memilih untuk mencoba memahami situasi dan memberikan dukungan kepada rekan kerja. Meskipun individu mungkin tidak mengambil tindakan langsung (pasif) untuk mengubah situasi, mereka memilih untuk tetap bertahan dengan harapan bahwa keadaan akan membaik. Kesetiaan ini dapat menciptakan stabilitas dalam lingkungan dan menunjukkan komitmen individu terhadap lingkungannya, meskipun mungkin tidak secara aktif mengatasi masalah yang ada.

Pada dimensi ketiga, ada ‘neglect’ atau pengabaian yang berarti respon pasif yang merusak. Dikatakan merusak karena individu yang mengabaikan pekerjaan mereka menunjukkan kurangnya perhatian dan usaha, yang dapat berdampak negative pada kinerja individu dan lingkungan secara keseluruhan. Tindakan ini tidak hanya merugikan individu yang bersangkutan, tetapi juga menurunkan moral dan produktivitras yang bersifat kelompok pada lingkungan. Pengabaian sering kali mencerminkan ketidakpuasan yang tidak diungkapkan dan dapat menyebabkan masalah yang lebih besar jika tidak ditangani.

Pada dimensi yang terakhir, yaitu ‘exit’ atau keluar. Ketika individu memilih untuk keluar dari pekerjaan mereka, ini merupakan respons aktif karena individu mengambil langkah konkret untuk meninggalkan situasi yang tidak memuaskan. Namun, tindakan ini juga dapat dianggap merusak, baik bagi individu itu sendiri (dengan kehilangan stabilitas pekerjaan) maupun bagi organisasi (dengan kehilangan karyawan yang berpotensi berharga). Keluar dari pekerjaan tanpa mencoba untuk memperbaiki situasi dapat menciptakan kekosongan dan gangguan dalam tim.

Untuk mengatasi ketidakpuasan kerja dan meresponnya dengan efektif, ada beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan, yaitu komunikasi terbuka, pengembangan keterampilan individu, menghargai dan mengaku , serta meningkatkan lingkungan kerja yang positif. Komunikasi terbuka dapat dilakukan agar individu merasa nyaman untuk menyuarakan pendapat mereka. Bisa dilakukan melalui pertemuan rutin, kotak saran anonym, atau forum diskusi. Pengembangan keterampilan individu, dapat membuat individu merasa memiliki sehingga lebih bertangguang jawab terhadap hal tersebut. Menghargai dan mengakui, sehingga nantinya individu merasa lebih berharg adan termotivasi pada lingkungannya yang tudak nyaman. Meningkatkan lingkungan kerja yang positif, dapat membantu meningkatkan kepuasan individu.

Ketidakpuasan kerja adalah tantangan yang tidak dapat diabaikan dalam dunia profesional saat ini. Namun, dengan beberapa solusi yang dapat dilakukan seperti diatas, dapat mengatasi ketidakpuasan secara efektif. Akhirnya, menciptakan tempat kerja yang mendukung dan responsif terhadap kebutuhan karyawan adalah investasi jangka panjang yang akan membuahkan hasil dalam bentuk loyalitas, produktivitas, dan kesejahteraan karyawan. Dengan demikian, organisasi tidak hanya akan mampu mempertahankan bakat terbaik mereka, tetapi juga membangun budaya kerja yang sehat dan berkelanjutan.

 

Daftar pustaka :

Rusbult, C. E., Farrell, D., Rogers, G., & Mainous III, A. G. (1988). Impact of exchange variables on exit, voice, loyalty, and neglect: An integrative model of responses to declining job satisfaction. Academy of Management Journal, 31(3), 599-627.

Chandra, I. A. (2022). Hubungan Antara ketidakpuasan bentuk tubuh dengan objektifikasi diri pada remaja pengguna instagram. Jurnal Sains Psikologi, 11(1), 34-49.

0 komentar:

Posting Komentar