Jumat, 08 November 2024

ESSAY 2 WAWANCARA MASALAH DISONANSI KOGNITIF_Moh.Ammar Farhan M_22310410021

  Nama : Moh.Ammar Farhan Maajid

NIM    : 22310410021

Mata Kuliah : Psikologi Inovasi 

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A




Pendahuluan
Disonansi kognitif adalah ketidaknyamanan psikologis yang muncul ketika seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan tertentu tetapi melakukan tindakan yang bertentangan. Pada konteks kampus, disonansi kognitif sering dialami oleh para perokok yang memahami bahaya rokok tetapi tetap merokok. Mereka sadar akan risiko kesehatan dari rokok, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitar mereka, namun seringkali mengalami kesulitan menghentikan kebiasaan tersebut.

Hasil Wawancara dan Temuan
Saya melakukan wawancara dengan seorang mahasiswa perokok, sebut saja R. R mengakui bahwa dirinya memahami dampak buruk rokok terhadap kesehatan, baik dari pendidikan formal maupun informasi publik. Namun, ia mengungkapkan, “Saya tahu ini buruk, tapi merokok bisa membantu saya mengurangi stres setelah banyak tugas.” Pernyataan ini menunjukkan adanya disonansi kognitif antara pengetahuan tentang bahaya rokok dan kebiasaan merokok.

Saat ditanya lebih lanjut tentang perasaan bersalah atau kesadaran akan dampak rokok bagi orang lain, R menyatakan, “Saya selalu memilih tempat merokok yang sepi, jadi tidak mengganggu orang lain.” Ini adalah bentuk rasionalisasi, di mana R berusaha membenarkan kebiasaannya untuk meredakan ketidaknyamanan psikologis yang muncul akibat kesadaran akan risiko merokok.

Analisis Psikologis dan Mekanisme Pertahanan Diri
Dalam menghadapi disonansi kognitif, R menggunakan rasionalisasi sebagai mekanisme pertahanan diri. Dengan berpikir bahwa merokok dapat mengurangi stres dan ia tidak mengganggu orang lain, ia mencoba mengurangi rasa bersalah atas kebiasaannya yang bertentangan dengan pemahamannya. Mekanisme ini dapat membuat seseorang bertahan dalam kebiasaan buruk, meskipun paham dampak negatifnya. 

Hubungan dengan Psikologi Inovasi  
Psikologi inovasi dapat membantu para perokok seperti R untuk secara bertahap meninggalkan kebiasaan merokok melalui pendekatan yang positif. Salah satu cara adalah dengan membuat program dukungan atau kelompok diskusi di kampus yang membantu perokok mengatasi stres tanpa rokok, seperti melalui latihan pernapasan atau olahraga ringan. Dengan demikian, individu dapat mengalami perubahan perilaku tanpa harus merasakan ketidaknyamanan akibat disonansi kognitif.

Kesimpulan  
Disonansi kognitif pada perokok adalah tantangan serius yang dapat menghambat upaya perubahan. Melalui mekanisme psikologi inovasi yang mendukung perubahan bertahap, mereka dapat menemukan solusi pengganti yang lebih sehat. Langkah ini memungkinkan mereka mengatasi kebiasaan merokok dengan mengurangi ketidaknyamanan psikologis yang selama ini dialami



0 komentar:

Posting Komentar