PSIKOLOGI INOVASI
Essay 8 Psi.Inovasi Strategi Individu dalam menghadapi situasi tidak nyaman
Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta, MA.
ALFIAN MAULI AWALUDIN
22310410095
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
2024
“Navigasi situasi sulit : pendekatan respon individu melalui model EVLN”
A. A. Pendahuluan.
Setiap individu pasti pernah mengalami situasi tidak nyaman, situasi ini biasanya muncul disebabkan oleh berbagai hal, seperti konflik, perubahan, ataupun tidak cocokkan, hal ini sering dijumpai pada lingkungan profesional maupun personal. Dalam menghadapi situasi seperti ini model EVLN (Exit, Voice, Loyalty, Neglect) menjadi pilihan untuk memahami empat pilihan respon berdasarkan dimensi aktif-pasif dan konstruksi destruktif.
Sebelum masuk pada inti pembahasan, kita harus mengetahui dahulu apa itu Model EVLN, model ini adalah kerangka yang digunakan untuk memahami bagaimana individu merespons situasi tidak nyaman. EVLN sendiri adalah singkatan dari Exit (keluar), Voice (suara), Loyalty (loyalitas), dan Neglect (pengabaian).
B. B. Penjelasan
Untuk menjelaskan hubungan antara gambar 1 dengan upaya individu dalam menghadapi situasi tidak nyaman, kita perlu mengetahui maksud dari 4 kuadran dengan masing-masing respon seperti Exit – menunjukkan bagian aktif dan destruktif, Voice adalah aktif dan konstruktif, sementara Loyalty pada pasif dan konstruktif, dan Neglect dibagian pasif dan destruktif pada gambar diatas.
Dalam konteks EVLN “Exit” adalah respon yang aktif namun destruktif, hal ini dikarenakan individu memilih meninggalkan situasi ini dikarenakan tidak lagi menemukan cara untuk mempertahankan situasi ini, meski individu merasakan rasa yang lega namun hal ini akan bersifat sementara karena tidak menyelesaikan akar permasalahan, contohnya seorang karyawan yang mengajukan resin karena konflik berkepanjangan.
Kemudian Voice (suara) atau menyuarakan, respon ini adalah respon yang aktif dan konstruktif, mengapa demikian? Karena individu mampu memperbaiki situasi dengan menyuarakan, individu mampu menciptakan suasana atau lingkungan yang nyaman karena melibatkan komunikasi yang terbuka contohnya seorang anggota organisasi yang menyuarakan suatu pendapat untuk memperbaiki budaya buruk pada suatu organisasi.
Loyalty, dalam EVLN loyalitas ini menggambarkan suatu respon yang pasif namun konstruktif, hal ini dikarenakan individu tetap bertahan dalam situasi yang tidak nyaman namun terus berharap dan mau mendukung agar situasi kian membaik contohnya seorang siswa yang setia mematuhi peraturan sekolah untuk mengumpulkan gadget meski tau bahwa gadget juga sangat diperlukan dalam pembelajaran, dan berharap guru akan mengevaluasi peraturan tersebut.
Yang terakhir Neglect atau pengabaian, respon ini adalah respon yang pasif dan juga destruktif , hal ini dikarenakan individu mengabaikan situasi tidak nyaman ini tanpa melakukan suatu tindakan apapun dan tidak peduli jika kualitas lingkungan akan rusak, Epson ini alih-alih menciptakan kenyamanan malah sebaliknya justru akan semakin merusak situasi, contohnya karyawan yang mogok kerja sebagai bentuk protes namun tidak berusaha ikut andil dalam memperbaiki situasinya.
C. C. Kesimpulan
Model EVLN menggambarkan berbagai cara yang dapat individu ambil dalam merespons suatu situasi ketidaknyamanan, dengan cara yang berbeda dalam mencapai situasi yang nyaman. Dengan memahami dan menganalisa model EVLN individu dapat memilih strategi mana yang paling efektif dalam mengatasi permasalahan dengan lebih baik, baik itu dengan cara yang konstruktif maupun cara yang destruktif, baik dengan yang aktif maupun yang pasif.
D. D. Daftar pustaka
Andersson, L. M., & Pearson, C. M. (1999). Tit for tat? The spiraling effect of incivility in the workplace. Academy of Management Review, 24(3), 452-471.
Farrell, D. (1983). Exit, voice, loyalty, and neglect as responses to job dissatisfaction: A multidimensional scaling study. The Academy of Management Journal, 26(4), 596–607.
0 komentar:
Posting Komentar