Sabtu, 09 November 2024

ESAI 8: UTS PSIKOLOGI INOVASI_RIZAL EFENDI_ 22310410045_SJ

 

UJIAN TENGAH SEMESTER

PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDANTI SHINTA, MA

 

RIZAL EFENDI

22310410045

PSIKOLOGI SJ

 

FAKULTAS PSIKOLGI

UNIVERSITAS PROLAMASI 45

YOGYAKARTA

2024


Permasalahan

Kita sangat sering berada dalam situasi yang tidak nyaman. Hal itu bisa terjadi di mana-mana, baik di tempat kerja, kuliah, atau bahkan di tempat santai. Situasi tidak nyaman itu bisa berupa lingkunga fisik (gedung yang buruk, dan sebagainya), namun juga bisa berupa lingkungan sosial psikhis (rekan sejawat yang toxic, pimpinanan yang buruk, dsb.).



Gambar yang terlampir menunjukkan model empat respon individu terhadap situasi yang kurang memuaskan di tempat kerja, yaitu "Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect" (EVLN). Model ini dikembangkan oleh Karyl E. Rusbult dan rekan-rekannya dalam studi tahun 1988 yang diterbitkan di *Academy of Management Journal*. Setiap respons dalam model ini mencerminkan cara individu berusaha mengatasi ketidakpuasan di tempat kerja, yang pada akhirnya bertujuan untuk mencapai situasi yang lebih nyaman bagi mereka. Berikut penjelasan mengenai setiap respons dalam model EVLN serta peranannya dalam membantu individu mencapai kondisi kerja yang nyaman.

 

Permasalahan dan Tindakan Respon EVLN

 

1.     Exit (Keluar)

Exit adalah respons aktif dan destruktif terhadap ketidakpuasan, di mana individu memutuskan untuk meninggalkan organisasi. Ini bisa berupa pengunduran diri, pemutusan hubungan kerja, atau bahkan mutasi ke bagian atau perusahaan lain. Exit dipilih ketika individu merasa bahwa situasi tidak dapat diperbaiki atau disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Permasalahan yang terjadi biasanya adalah kurangnya dukungan dari manajemen atau adanya konflik yang berkepanjangan. Dalam jangka panjang, tindakan ini bisa berdampak negatif bagi individu karena membutuhkan adaptasi baru di tempat kerja yang berbeda, namun pada saat yang sama bisa menjadi solusi bagi mereka yang benar-benar tidak menemukan kenyamanan dalam lingkungan kerja yang lama.

 

2.     Voice (Suara)

Voice adalah respons aktif dan konstruktif di mana individu berupaya untuk mengubah kondisi yang tidak memuaskan dengan menyampaikan keluhan, memberikan saran perbaikan, atau berdiskusi dengan atasan. Individu yang memilih pendekatan ini berharap agar kondisi yang kurang nyaman bisa diperbaiki tanpa harus meninggalkan organisasi. Permasalahan yang terjadi biasanya adalah kurangnya komunikasi efektif atau kurangnya keterbukaan dari pihak manajemen dalam menerima masukan. Namun, jika manajemen merespon dengan baik, Voice dapat menjadi solusi konstruktif yang tidak hanya membantu individu merasa nyaman, tetapi juga berdampak positif bagi organisasi secara keseluruhan karena dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.

 

3.     Loyalty (Loyalitas)

Loyalty merupakan respons pasif dan konstruktif di mana individu bertahan di organisasi dengan harapan bahwa situasi akan membaik. Mereka memilih untuk tetap bekerja meskipun merasa kurang nyaman, dengan harapan bahwa perubahan positif akan terjadi seiring waktu. Permasalahan pada respons ini adalah bahwa individu mungkin harus menunggu lama tanpa ada kepastian akan perbaikan, sehingga bisa menimbulkan stres atau kejenuhan dalam jangka panjang. Namun, solusi ini tetap dipilih karena individu mungkin memiliki keterikatan emosional yang kuat terhadap organisasi atau tidak memiliki pilihan alternatif yang lebih baik. Keuntungan dari pendekatan ini adalah individu tetap setia kepada perusahaan, yang dapat dihargai oleh manajemen dalam bentuk promosi atau penghargaan di masa depan.

 

4.     Neglect (Mengabaikan)

Neglect adalah respons pasif dan destruktif di mana individu mengabaikan pekerjaan atau mengurangi kualitas kinerjanya sebagai bentuk ketidakpuasan. Mereka mungkin mulai datang terlambat, bekerja dengan kurang serius, atau bahkan melakukan kesalahan yang tidak perlu. Permasalahan utama dari respons ini adalah efek negatif terhadap produktivitas, yang bisa berdampak buruk pada karir individu maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Namun, bagi individu, Neglect mungkin tampak sebagai cara yang paling mudah untuk menunjukkan ketidakpuasan tanpa harus keluar dari organisasi atau berkonfrontasi langsung. Sayangnya, solusi ini biasanya tidak berkelanjutan karena bisa menyebabkan masalah serius bagi individu dan organisasi jika dibiarkan.

 

 

 

 

Hubungan dengan Upaya untuk Mencapai Situasi Nyaman

Setiap respons dalam model EVLN menunjukkan bahwa individu memiliki berbagai cara untuk mencoba mencapai kenyamanan dalam situasi kerja yang tidak memuaskan. Individu memilih respons berdasarkan faktor-faktor seperti kepribadian, dukungan sosial di tempat kerja, peluang di luar organisasi, dan tingkat keterlibatan emosional terhadap pekerjaan atau organisasi. Respon yang aktif seperti Exit dan Voice memungkinkan individu untuk mengambil langkah langsung dalam mengatasi ketidakpuasan mereka, sementara respons yang pasif seperti Loyalty dan Neglect menunjukkan kecenderungan individu untuk menunggu atau menghindar.

 

Namun, keberhasilan dari setiap respons dalam membantu individu mencapai situasi yang nyaman tergantung pada konteks organisasi dan dukungan dari manajemen. Organisasi yang responsif terhadap suara karyawan dan terbuka terhadap perubahan cenderung lebih mendukung individu yang memilih pendekatan Voice. Di sisi lain, dalam organisasi dengan budaya kerja yang tertutup atau otoriter, individu mungkin lebih cenderung memilih Exit atau Neglect sebagai bentuk pelarian.

 

Solusi untuk Menciptakan Lingkungan yang Nyaman

Agar individu tidak perlu mengambil langkah destruktif, manajemen dapat menerapkan beberapa langkah proaktif:

-      Mendorong Komunikasi Terbuka : Membuat saluran komunikasi yang efektif dan aman bagi karyawan untuk menyampaikan masukan dapat mengurangi keinginan untuk keluar atau mengabaikan pekerjaan.

-      Penghargaan untuk Loyalitas**: Memberikan apresiasi kepada karyawan yang tetap setia meski menghadapi situasi sulit dapat meningkatkan kenyamanan mereka dan menurunkan tingkat keluar masuk karyawan.

-      Pendekatan Inklusif dalam Keputusan : Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dapat meningkatkan rasa memiliki dan mengurangi ketidakpuasan.

 

Dengan memahami dan menerapkan solusi tersebut, baik individu maupun organisasi dapat bersama-sama menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman dan produktif. Model EVLN tidak hanya menjelaskan berbagai cara respon terhadap ketidakpuasan, tetapi juga memberikan panduan bagi organisasi untuk mendukung karyawan dalam mencapai kenyamanan di tempat kerja.

 

REFERENSI

Rusbult, C. E., Farrell, D., Rogers, G., & Mainous III, A. G. (1988). Impact of exchange variables on exit, voice, loyalty, and neglect: An integrative model of responses to declining job satisfaction. Academy of Management Journal, 31(3), 599-627.

 

0 komentar:

Posting Komentar