Memahami Respons Individu dengan Model Exit-Voice-Loyalty-Neglect (EVLN) untuk Menghadapi Situasi yang Tidak Nyaman
Naufal M A Lubis
22310420087
Dalam menghadapi situasi yang tidak nyaman, salah satu model yang dapat digunakan untuk memahami respons individu adalah Model Exit-Voice-Loyalty-Neglect (EVLN). Model ini menggambarkan empat cara utama yang bisa dipilih individu dalam merespons ketidaknyamanan, baik dalam lingkungan fisik maupun sosial. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing respon dan bagaimana mereka terkait dengan upaya individu untuk mengatasi ketidaknyamanan.
1. Exit (Keluar)
Respon Exit terjadi ketika individu memilih untuk meninggalkan atau keluar dari situasi yang tidak nyaman. Ketidaknyamanan bisa datang dari banyak faktor, baik fisik seperti ruang kerja yang tidak nyaman atau sosial seperti hubungan yang toxic dengan rekan kerja. Dalam hal ini, individu merasa bahwa tidak ada peluang untuk perbaikan dan memilih untuk mencari alternatif yang lebih baik. Misalnya, seorang karyawan yang merasa lingkungan kerjanya tidak mendukung atau merugikan kesehatan mentalnya bisa memilih untuk mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain yang lebih sehat. Dalam konteks sosial, seseorang bisa memilih untuk mengakhiri hubungan yang dianggap toksik, demi menjaga kesejahteraan diri. Contoh: Seorang mahasiswa yang merasa tidak nyaman dengan lingkungan kampus karena bullying atau interaksi sosial yang tidak sehat mungkin memilih untuk pindah universitas atau menghindari lingkungan tertentu untuk mencari suasana yang lebih positif.
2. Voice (Suara)
Respon Voice mengacu pada tindakan individu untuk mengungkapkan ketidakpuasan atau memberikan umpan balik konstruktif dengan harapan memperbaiki situasi yang tidak nyaman. Alih-alih memilih untuk keluar atau mengabaikan masalah, individu yang memilih Voice berusaha untuk berbicara atau menyuarakan pendapat mereka guna mencari solusi. Hal ini mencakup berbicara langsung dengan pihak yang berwenang, mengajukan saran, atau berdiskusi untuk memperbaiki keadaan. Misalnya, seorang karyawan yang merasa diperlakukan tidak adil atau mengalami stres berat di tempat kerja dapat memilih untuk mengajukan keluhan kepada HRD atau berbicara langsung dengan atasan untuk meminta perubahan atau perbaikan dalam pengelolaan tim. Contoh: Seorang mahasiswa yang merasa materi kuliah terlalu sulit bisa berbicara dengan dosen atau meminta bantuan dari teman-teman sekelas untuk mencari cara agar dapat mengatasi kesulitan tersebut.
3. Loyalty (Kesetiaan)
Respon Loyalty adalah ketika individu memilih untuk bertahan dalam situasi yang tidak nyaman, dengan harapan bahwa kondisi tersebut akan membaik seiring waktu atau karena keyakinan mereka terhadap nilai atau tujuan jangka panjang. Dalam hal ini, meskipun merasa tidak nyaman, individu tetap setia dan tidak melakukan perubahan drastis. Mereka percaya bahwa tetap bertahan dalam situasi sulit akan membawa hasil positif di masa depan. Misalnya, seorang karyawan yang merasa tidak puas dengan manajemen perusahaan tetapi memilih untuk tetap bertahan karena mereka percaya perusahaan tersebut memiliki potensi yang baik dalam jangka panjang. Begitu juga dalam hubungan pribadi, seseorang yang menghadapi konflik atau ketegangan dalam hubungan dapat memilih untuk bertahan dengan harapan bahwa masalah tersebut akan terselesaikan dengan waktu dan komunikasi. Contoh: Seorang mahasiswa yang merasa tidak puas dengan kualitas pengajaran di universitasnya memilih untuk tetap kuliah dengan harapan kondisi tersebut akan membaik atau mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan yang ada.
4. Neglect (Pengabaian)
Respon Neglect terjadi ketika individu memilih untuk mengabaikan atau membiarkan ketidaknyamanan berlanjut tanpa berusaha memperbaikinya. Mereka tidak berusaha mengubah situasi atau mencari solusi, melainkan menunjukkan penurunan dalam kinerja, motivasi, atau keterlibatan. Misalnya, seorang karyawan yang merasa tidak dihargai oleh manajemen mungkin hanya akan mengabaikan pekerjaan mereka, tidak lagi memberikan usaha ekstra, dan tidak merasa perlu untuk mencari perubahan dalam situasi tersebut. Dalam konteks sosial, seseorang yang merasa terabaikan atau tidak nyaman dalam kelompok sosial bisa memilih untuk mengabaikan masalah dan tidak berusaha memperbaiki hubungan yang ada. Contoh: Seorang mahasiswa yang merasa bahwa fasilitas kampus tidak memadai mungkin hanya akan mengabaikan masalah tersebut dan tidak lagi terlibat dalam kegiatan organisasi atau keluhan terkait.
Model EVLN menggambarkan cara-cara individu dapat merespons situasi yang tidak nyaman. Exit adalah pilihan untuk keluar dari situasi tersebut, Voice adalah upaya untuk mengubah keadaan melalui komunikasi atau umpan balik, Loyalty adalah keputusan untuk tetap bertahan dengan harapan keadaan akan membaik, dan Neglect adalah pilihan untuk mengabaikan masalah dan tidak melakukan apa-apa. Pilihan respon yang diambil individu sangat bergantung pada seberapa besar ketidaknyamanan yang dirasakan dan apakah mereka merasa ada kesempatan untuk memperbaiki situasi. Pemahaman tentang model ini dapat membantu individu atau organisasi dalam merancang strategi untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan produktif.
0 komentar:
Posting Komentar