PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 8 UJIAN TENGAH SEMESTER
DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA
RISKA NURUL FADILLAH
22310410122
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
NOVEMBER 2024
Respon individu terhadap situasi tidak nyaman
Dalam kehidupan organisasi, situasi ketidaknyamanan merupakan hal yang umum terjadi, terutama terkait dengan kepuasan kerja karyawan. Ketidakpuasan kerja dapat memunculkan berbagai respons dari individu, seperti yang dijelaskan dalam model respons terhadap ketidakpuasan. Menurut Robbins (1998), perilaku dalam organisasi sangat dipengaruhi oleh bagaimana individu merespon berbagai situasi yang muncul di lingkungan kerja mereka. Ketidakpuasan ini dapat berujung pada berbagai bentuk tindakan seperti keluar dari organisasi, menyuarakan keluhan, atau bahkan menunjukkan sikap loyalitas meskipun tetap ada perasaan tidak puas.
Rusbult et al. (1988) menggambarkan empat respons utama yang dapat diambil oleh individu dalam menghadapi penurunan kepuasan kerja: exit, voice, loyalty dan neglect . Respon-respon ini juga berlaku dalam konteks hubungan antarpribadi seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Rusbult, Zembrodt, & Gunn (1982) dalam hubungan romantis. Konsep ini menunjukkan bahwa ketidaknyamanan atau ketidakpuasan dalam situasi apa pun, baik itu dalam organisasi atau hubungan pribadi, dapat memicu berbagai macam reaksi, tergantung pada kondisi dan karakteristik individu tersebut.
Respon individu terhadap situasi tidak nyaman dengan upaya upaya untuk mendapatkan situasi yang nyaman
• Exit
Exit adalah tindakan meninggalkan situasi yang tidak nyaman. Dalam konteks pertemanan yang toxic di kampus, seseorang yang memilih exit mungkin akan memutuskan hubungan atau mengurangi interaksi dengan teman yang bersifat merusak ini. Individu bisa berhenti terlibat dalam kegiatan bersama teman tersebut atau bahkan menjauh dari lingkungan sosial yang melibatkan mereka. Tindakan ini aktif dan destruktif karena secara langsung mengakhiri hubungan, namun mungkin juga dapat menjadi langkah yang tepat untuk mencapai kenyamanan pribadi dan menghindari stres berkepanjangan.
• Voice
Voice adalah tindakan aktif yang bersifat konstruktif. Di sini, individu berusaha mengubah situasi dengan mengungkapkan ketidakpuasan atau masalah yang dirasakannya. Dalam konteks teman yang toxic di kampus, individu mungkin akan mencoba berbicara secara langsung dengan temannya untuk membahas perilaku yang mengganggu, berharap bisa memperbaiki hubungan. Tindakan ini melibatkan dialog terbuka dan upaya untuk mencari solusi bersama, sehingga situasi bisa diperbaiki tanpa harus memutuskan hubungan.
• Loyalty
Loyalty adalah bentuk respons pasif namun konstruktif, di mana individu memilih bertahan dalam hubungan dengan harapan situasi akan membaik dengan sendirinya. Dalam hubungan dengan teman yang toxic, seseorang yang loyal mungkin akan tetap menjaga hubungan tanpa mengungkapkan keluhan secara terbuka. Mereka berharap bahwa perilaku temannya akan berubah atau situasinya akan membaik seiring waktu. Namun, sikap ini bisa berisiko, karena bisa memperpanjang ketidaknyamanan jika situasinya tidak berubah.
• Neglect
Neglect adalah respons pasif dan destruktif, di mana individu tidak berusaha memperbaiki situasi, tetapi juga tidak melakukan tindakan aktif untuk keluar darinya. Dalam konteks ini, seseorang mungkin tidak secara langsung memutus hubungan, namun mulai mengabaikan teman yang toxic. Mereka mungkin menjadi kurang terlibat dalam interaksi sosial, tidak lagi peduli atau berusaha memperbaiki hubungan, namun juga tidak secara tegas keluar dari situasi tersebut. Hal ini bisa menyebabkan semakin memburuknya hubungan tanpa ada solusi yang dicapai.
Kesimpulan
Dalam menghadapi situasi tidak nyaman di lingkungan sosial, seperti pertemanan yang toxic, individu dapat merespons dengan berbagai cara berdasarkan model Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect. Exit melibatkan keputusan untuk menjauh dari situasi atau hubungan yang merugikan. Voice adalah upaya untuk memperbaiki keadaan dengan mengungkapkan keluhan secara konstruktif. Loyalty menunjukkan kesetiaan pada hubungan dengan harapan situasi membaik seiring waktu, sementara Neglect mencerminkan sikap mengabaikan tanpa upaya memperbaiki atau keluar dari situasi tersebut. Masing-masing respons menggambarkan strategi individu dalam menghadapi ketidaknyamanan, baik dengan memperbaiki situasi atau mengambil jarak.
Daftar Pustaka:
Robbins, S.P. (1998). Organizational behavior. 8th Ed. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.
Rusbult, C. E., Farrell, D., Rogers, G., & Mainous III, A. G. (1988). Impact of exchange variables on exit, voice, loyalty, and neglect: An integrative model of responses to declining job satisfaction. Academy of Management Journal, 31(3), 599-627.
Rusbult, C. E., Zembrodt, I. M., & Gunn, L. K. (1982). Exit, voice, loyalty, and neglect: Responses to dissatisfaction in romantic involvements. Journal of Personality and Social Psychology, 43 (6), 1230-1242.
0 komentar:
Posting Komentar