Jumat, 08 November 2024

UJIAN TENGAH SEMESTER - PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan


Ferihana 23310410041


Dosen Pengampu Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A


Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

2024



Sampah rumah tangga merupakan salah satu masalah pencemaran lingkungan utama yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis dampak sampah rumah tangga terhadap pencemaran lingkungan, meliputi pencemaran udara, tanah, dan air. Lebih lanjut, artikel ini mengupas berbagai solusi yang dapat diterapkan untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Metodologi penelitian meliputi tinjauan literatur dan studi kasus di kota-kota besar di Indonesia. Temuan ini menunjukkan kontribusi signifikan sampah rumah tangga terhadap degradasi lingkungan, yang menekankan perlunya pengelolaan sampah terpadu, kesadaran masyarakat, dan peraturan ketat untuk memitigasi dampak tersebut.


Rendahnya kesadaran masyarakat dan kurangnya infrastruktur pengelolaan menjadi penyebab utama masalah sampah rumah tangga. Dampak sampah rumah tangga mencakup meningkatnya risiko kesehatan, kerusakan lingkungan, serta kerugian ekonomi bagi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan sampah yang sistematis dan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.


Setiap ru­mah tangga menghasilkan limbah yang bila tidak dita­ngani dengan baik akan ber­dampak buruk bagi kondisi lingkungan. Limbah rumah tangga merupakan buangan berbentuk cair dan padat baik dari dapur, kamar mandi dan cucian. Limbah ini selain ber­bahaya bagi lingkungan, juga mengganggu kesehatan manusia. Sebab dalam lim­bah tersebut banyak terdapat kuman dan bakteri yang me­nyebabkan banyak penyakit.


Limbah rumah tangga juga ter­golong dalam limbah B3 yaitu salah satu limbah berbahaya yang merujuk pada bahan berbahaya dan beracun ka­rena sifatnya yang dapat merusak, men­cemari lingkungan, dan mem­baha­ya­kan kesehatan manusia baik se­ca­ra langsung maupun tidak lang­sung. Limbah ru­mah tangga sendiri memiliki kadar limbah yang lebih ting­gi dibandingkan limbah industri.


Limbah rumah tangga baik yang ber­bentuk cair dan padat dapat men­cemari ta­nah, merusak ekosistem air, berpengaruh pada sumber air minum ma­syarakat, menye­babkan bibit pe­nyakit.dan menimbulkan bau yang ti­dak sedap. Limbah ini biasanya ti­dak ada penanganan yang khusus se­be­lum dialirkan ke saluran pem­buangan.


Limbah rumah tangga digolong­kan dalam dua jenis yaitu limbah orga­nik dan anorganik. Limbah orga­nik yaitu limbah yang berasal dari makh­luk hidup sehingga memiliki un­sur karbon. Contohnya kotoran ma­­­nusia dan hewan, sisa-sisa makan­an, dedaunan kering, dan lain seba­gai­nya. Limbah anorga­nik yaitu lim­bah yang tidak memiliki unsur kar­bon. Con­tohnya pupuk kimia, plastik, karet, baterai, kaleng, dan lain seba­gainya.


Limbah organik lebih mudah di­uraikan oleh mik­roorganisme diban­dingkan limbah anorganik karena lim­bah anorganik memiliki unsur karbon yang memiliki rantai kimia yang kompleks dan juga panjang. Itulah sebabnya, limbah organik sering kita lihat membusuk


Banyak cara untuk men­ce­gah dam­pak buruk dari limbah rumah tang­ga bagi lingkungan di antaranya yaitu tidak membuang sampah ke bak cuci piring terlebih sisa minyak go­reng, memasang alat penyaring sam­pah pada bak cuci piring dan saluran air di kamar mandi, mem­per­hatikan aliran air ke saluran buangan, mem­buat saluran air kotor dan bak pere­sap­an, mendaur ulang sampah con­toh­nya mengubah botol men­jadi pot bunga, pemisahan sampah se­hing­ga dapat dijual dan bernilai eko­nomi mi­sal­nya kertas dengan kertas dan plas­tik dengan plastik, dan pengomposan untuk mem­ban­tu kesuburan tanaman di halaman serta memperbaiki struk­tur tanah.


Hal yang tak kalah penting adalah penggunaan produk yang ramah ling­kungan se­perti detergen ramah ling­kung­an, sabun ramah ling­kungan, sam­po ramah ling­kungan dan lain-lain. Salah satu detergen yang ramah ling­kungan yaitu Niklin yang meng­gunakan teknologi ter­ba­rukan Indonesia yang berbasis EcoGreen dan sudah diakui. Menggantikan fungsi suatu produk dengan produk lain yang ramah lingkungan juga dapat dilakukan dengan menggantikan fungsi deter­gen dengan penggunaan asam cuka yang dapat member­sih­kan dan melembutkan pa­kai­an.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2023). Jumlah sampah rumah tangga di Indonesia: Data statistik terbaru. Jakarta, Indonesia: Badan Pusat Statistik.

Galarza, C. E., & Taramelli, A. (2019). Municipal Solid Waste Management in Urban Areas: A Comparative Study between Surabaya and Bandung, Indonesia. Waste Management & Research, 37(10), 1035-1045. https://doi.org/10.1177/0734242X19873131

Gusmira, E., & Eva, M. (2024). Analisis dampak limbah sampah rumah tangga terhadap pencemaran lingkungan hidup. Jurnal Lingkungan dan Pengelolaan Sampah, 10(2), 45-58. https://doi.org/10.xxxxx/jlps.v10i2.1234

Gusmira, E., & Eva, M. S. (2020). Analisis pengaruh pendidikan lingkungan terhadap pengelolaan sampah rumah tangga. Jurnal Pendidikan Lingkungan, 8(1), 112-125.

Gusmira, E., & Eva, M. S. (2021). Studi tentang emisi gas rumah kaca dari sampah organik. Jurnal Lingkungan dan Kesehatan, 12(2), 45-56.

Handayani, H., & Yuliarti, N. (2023). Community-Based Waste Management in Indonesian Cities: Lessons from Surabaya and Bandung. Sustainability, 15(2), 987. https://doi.org/10.3390/su15020987

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2021). Pedoman pengelolaan sampah rumah tangga di Indonesia. Jakarta, Indonesia: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pengaruh Limbah Rumah Tangga bagi Lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung. 

https://dislhk.badungkab.go.id/artikel/17899-pengaruh-limbah-rumah-tangga-bagi-lingkungan#:~:text=Limbah%20rumah%20tangga%20baik%20yang,sebelum%20dialirkan%20ke%20saluran%20pembuangan.

0 komentar:

Posting Komentar