Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan
Ferihana 23310410041
Dosen Pengampu Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
2024
Sampah rumah tangga merupakan salah satu masalah pencemaran lingkungan utama yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis dampak sampah rumah tangga terhadap pencemaran lingkungan, meliputi pencemaran udara, tanah, dan air. Lebih lanjut, artikel ini mengupas berbagai solusi yang dapat diterapkan untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Metodologi penelitian meliputi tinjauan literatur dan studi kasus di kota-kota besar di Indonesia. Temuan ini menunjukkan kontribusi signifikan sampah rumah tangga terhadap degradasi lingkungan, yang menekankan perlunya pengelolaan sampah terpadu, kesadaran masyarakat, dan peraturan ketat untuk memitigasi dampak tersebut.
Rendahnya kesadaran masyarakat dan kurangnya infrastruktur pengelolaan menjadi penyebab utama masalah sampah rumah tangga. Dampak sampah rumah tangga mencakup meningkatnya risiko kesehatan, kerusakan lingkungan, serta kerugian ekonomi bagi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan sampah yang sistematis dan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.
Setiap rumah tangga menghasilkan limbah yang bila tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk bagi kondisi lingkungan. Limbah rumah tangga merupakan buangan berbentuk cair dan padat baik dari dapur, kamar mandi dan cucian. Limbah ini selain berbahaya bagi lingkungan, juga mengganggu kesehatan manusia. Sebab dalam limbah tersebut banyak terdapat kuman dan bakteri yang menyebabkan banyak penyakit.
Limbah rumah tangga juga tergolong dalam limbah B3 yaitu salah satu limbah berbahaya yang merujuk pada bahan berbahaya dan beracun karena sifatnya yang dapat merusak, mencemari lingkungan, dan membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Limbah rumah tangga sendiri memiliki kadar limbah yang lebih tinggi dibandingkan limbah industri.
Limbah rumah tangga baik yang berbentuk cair dan padat dapat mencemari tanah, merusak ekosistem air, berpengaruh pada sumber air minum masyarakat, menyebabkan bibit penyakit.dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Limbah ini biasanya tidak ada penanganan yang khusus sebelum dialirkan ke saluran pembuangan.
Limbah rumah tangga digolongkan dalam dua jenis yaitu limbah organik dan anorganik. Limbah organik yaitu limbah yang berasal dari makhluk hidup sehingga memiliki unsur karbon. Contohnya kotoran manusia dan hewan, sisa-sisa makanan, dedaunan kering, dan lain sebagainya. Limbah anorganik yaitu limbah yang tidak memiliki unsur karbon. Contohnya pupuk kimia, plastik, karet, baterai, kaleng, dan lain sebagainya.
Limbah organik lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme dibandingkan limbah anorganik karena limbah anorganik memiliki unsur karbon yang memiliki rantai kimia yang kompleks dan juga panjang. Itulah sebabnya, limbah organik sering kita lihat membusuk
Banyak cara untuk mencegah dampak buruk dari limbah rumah tangga bagi lingkungan di antaranya yaitu tidak membuang sampah ke bak cuci piring terlebih sisa minyak goreng, memasang alat penyaring sampah pada bak cuci piring dan saluran air di kamar mandi, memperhatikan aliran air ke saluran buangan, membuat saluran air kotor dan bak peresapan, mendaur ulang sampah contohnya mengubah botol menjadi pot bunga, pemisahan sampah sehingga dapat dijual dan bernilai ekonomi misalnya kertas dengan kertas dan plastik dengan plastik, dan pengomposan untuk membantu kesuburan tanaman di halaman serta memperbaiki struktur tanah.
Hal yang tak kalah penting adalah penggunaan produk yang ramah lingkungan seperti detergen ramah lingkungan, sabun ramah lingkungan, sampo ramah lingkungan dan lain-lain. Salah satu detergen yang ramah lingkungan yaitu Niklin yang menggunakan teknologi terbarukan Indonesia yang berbasis EcoGreen dan sudah diakui. Menggantikan fungsi suatu produk dengan produk lain yang ramah lingkungan juga dapat dilakukan dengan menggantikan fungsi detergen dengan penggunaan asam cuka yang dapat membersihkan dan melembutkan pakaian.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. (2023). Jumlah sampah rumah tangga di Indonesia: Data statistik terbaru. Jakarta, Indonesia: Badan Pusat Statistik.
Galarza, C. E., & Taramelli, A. (2019). Municipal Solid Waste Management in Urban Areas: A Comparative Study between Surabaya and Bandung, Indonesia. Waste Management & Research, 37(10), 1035-1045. https://doi.org/10.1177/0734242X19873131
Gusmira, E., & Eva, M. (2024). Analisis dampak limbah sampah rumah tangga terhadap pencemaran lingkungan hidup. Jurnal Lingkungan dan Pengelolaan Sampah, 10(2), 45-58. https://doi.org/10.xxxxx/jlps.v10i2.1234
Gusmira, E., & Eva, M. S. (2020). Analisis pengaruh pendidikan lingkungan terhadap pengelolaan sampah rumah tangga. Jurnal Pendidikan Lingkungan, 8(1), 112-125.
Gusmira, E., & Eva, M. S. (2021). Studi tentang emisi gas rumah kaca dari sampah organik. Jurnal Lingkungan dan Kesehatan, 12(2), 45-56.
Handayani, H., & Yuliarti, N. (2023). Community-Based Waste Management in Indonesian Cities: Lessons from Surabaya and Bandung. Sustainability, 15(2), 987. https://doi.org/10.3390/su15020987
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2021). Pedoman pengelolaan sampah rumah tangga di Indonesia. Jakarta, Indonesia: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pengaruh Limbah Rumah Tangga bagi Lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung.
https://dislhk.badungkab.go.id/artikel/17899-pengaruh-limbah-rumah-tangga-bagi-lingkungan#:~:text=Limbah%20rumah%20tangga%20baik%20yang,sebelum%20dialirkan%20ke%20saluran%20pembuangan.
0 komentar:
Posting Komentar