Sabtu, 09 November 2024

Esai 8: UTS Psikologi Inovasi - "INDIVIDUAL RESPONSES TO UNCOMFORTABLE SITUATIONS BASED ON THE EVLN MODEL"- Finda Pensiunawati - 22310410189

UTS PSIKOLOGI INOVASI : INDIVIDUAL RESPONSES TO UNCOMFORTABLE SITUATIONS BASED ON THE EVLN MODEL

DOSEN PENGAMPU

Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.



FINDA PENSIUNA WATI

22310410189

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

NOVEMBER – 2024


Mahasiswa yang bekerja paruh waktu di rumah sakit sebagai karyawan tetap harus menjalani kondisi yang cukup menegangkan. Pasalnya, selain tuntutan akademis, mereka juga harus memenuhi aturan kerja di rumah sakit yang cukup tidak mengenakkan. Dengan demikian, kinerja dan kesejahteraan individu juga akan terpengaruh secara negatif. Rusbult dkk. (1982) memperkenalkan model 'Exit, Voice, Loyalty, Neglect' (EVLN) yang diterapkan Robbins (1998) dalam mempelajari empat jenis kemungkinan reaksi mahasiswa terhadap ketidakpuasan yang dikategorikan sebagai konstruktif, dalam respons aktif, serta respons pasif yang destruktif.

Withdrawal merupakan respon aktif dan destruktif dimana individu memilih untuk meninggalkan situasi yang tidak nyaman (exsit). Pelajar yang bekerja di rumah sakit dan memiliki jadwal yang padat mungkin memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya atau mencari tempat kerja lain yang lebih fleksibel. Jika mereka merasa kombinasi beban kerja dan tuntutan akademis terlalu berat dan tidak mungkin diselesaikan tanpa mengorbankan satu aspek, maka penarikan diri menjadi pilihan (Rusbult et al., 1988). Misalnya, seorang mahasiswa kedokteran yang merasa pekerjaannya di rumah sakit mengganggu prestasi akademisnya mungkin memutuskan untuk berhenti bekerja untuk fokus pada studinya.

Suara adalah respons positif dan konstruktif di mana siswa berupaya memperbaiki situasi dengan berbicara kepada pihak berwenang (Voice). Dalam hal ini, pelajar yang bekerja di rumah sakit dapat mengajukan permohonan kepada manajemen untuk mendapatkan penjadwalan yang fleksibel atau pengurangan jam kerja. Dengan memilih suara, mahasiswa berharap rumah sakit akan mendengarkan kebutuhan mereka dan memberikan akomodasi untuk mencapai keseimbangan antara bekerja dan belajar (Rusbult et al., 1988). Misalnya, seorang mahasiswa keperawatan mungkin mendiskusikan perubahan shift dengan supervisornya agar lebih sesuai dengan jadwal kelasnya.

Loyalitas adalah respons pasif namun konstruktif di mana siswa bertahan dengan harapan bahwa situasinya akan membaik dengan sendirinya. Meskipun jadwal yang padat dapat melelahkan, siswa dapat terus bekerja dan memenuhi tanggung jawab mereka dengan harapan bahwa keadaan akan berubah, seperti peluang penyesuaian waktu atau kelonggaran di masa depan. Loyalitas berasal dari keyakinan bahwa segala sesuatunya akan menjadi lebih baik tanpa mengambil tindakan langsung (Rusbult et al., 1982). Misalnya, seorang mahasiswa mungkin percaya bahwa beban kerjanya akan berkurang setelah semester tertentu dan memilih untuk tetap bertahan meski merasa lelah.

Neglect adalah respons pasif dan destruktif, di mana mahasiswa mulai mengabaikan situasi yang tidak nyaman dengan menurunkan upaya dalam pekerjaan atau studi. Neglect dapat terjadi jika seorang mahasiswa merasa bahwa baik pihak rumah sakit maupun institusi pendidikan tidak peduli terhadap kesejahteraannya. Ini mungkin terlihat dalam bentuk pengabaian tanggung jawab, seperti datang terlambat ke tempat kerja atau menurunkan kualitas pekerjaan mereka di rumah sakit. Neglect bisa terjadi jika mahasiswa merasa tidak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan dan mulai kehilangan motivasi untuk berkontribusi (Rusbult et al., 1988).

Model EVLN memberikan pemahaman tentang bagaimana mahasiswa yang bekerja di rumah sakit dapat merespons situasi yang menekan ini. Menurut Robbins (1998), pemahaman tentang keempat jenis respons ini dapat membantu rumah sakit dan institusi pendidikan untuk mencari solusi yang sesuai bagi mahasiswa yang bekerja sambil kuliah. Dengan memperhatikan respons mahasiswa, rumah sakit dan universitas dapat mempertimbangkan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara kerja dan studi, sehingga mereka dapat mencapai kondisi yang lebih nyaman dan produktif.


Referensi:

Robbins, S.P. (1998). Organizational behavior. 8th Ed. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Rusbult, C. E., Farrell, D., Rogers, G., & Mainous III, A. G. (1988). Impact of exchange variables on exit, voice, loyalty, and neglect: An integrative model of responses to declining job satisfaction. Academy of Management Journal, 31(3), 599-627.

Rusbult, C. E., Zembrodt, I. M., & Gunn, L. K. (1982). Exit, voice, loyalty, and neglect: Responses to dissatisfaction in romantic involvements. Journal of Personality and Social Psychology, 43 (6), 1230-1242.

0 komentar:

Posting Komentar