Respon
Mana yang Tepat untuk Anda? Menavigasi Pilihan antara Exit, Voice, Loyalty, dan
Neglect dalam Situasi yang Tidak Nyaman
Psikologi
Inovasi:
Ujian
Tengah Semester
Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, Ma
Muhammad
Zulfan Imron
24310420019
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi ketidaknyamanan di dalam lingkungan
kerja, kampus, ataupun sosial. Saat situasi tidak ideal ini muncul, kita
dihadapkan pada beberapa pilihan respons: Exit (keluar), Voice
(bersuara), Loyalty (loyalitas), dan Neglect (mengabaikan).
Namun, apakah setiap respons yang kita pilih sudah menjadi pilihan yang benar?
Mari kita telusuri.
Exit: Apakah Menghindar Menjadi Solusi?
Respon
Exit adalah pilihan yang paling sering dipilih oleh mereka yang merasa
terjebak dalam ketidaknyamanan. Respon ini merupakan sebuah tindakan aktif dengan
bersifat destruktif karena meninggalkan masalah tanpa ada upaya untuk
memperbaikinya. Contohnya, seorang karyawan yang merasa tidak dihargai oleh
atasan memilih untuk keluar dan mencari pekerjaan baru. Menghindar memang bisa
memberikan kelegaan sementara, tetapi apakah itu benar-benar solusi?
Penelitian
Jiang dan Probst (2021) menunjukkan bahwa Exit sering terjadi karena
adanya ketidakpastian yang mendalam, dan sering kali individu merasa tidak memiliki
ruang untuk perbaikan. Namun, apa ini bukan pilihan yang terlalu mudah?
Karyawan yang memilih keluar sering kali kehilangan kesempatan untuk berkembang
atau mencoba memperbaiki kondisi dari dalam.
Voice: Apakah Suara Kita Cukup Didengar?
Berbeda
dengan Exit, respons Voice adalah tindakan aktif dengan sifat
konstruktif. Dengan respons ini, individu memilih untuk mengungkapkan
ketidakpuasan mereka dengan harapan dapat membawa sebuah perubahan. Seorang
karyawan yang menyuarakan keluhan untuk perbaikan adalah contoh konkret dari
respons ini. Tetapi, apakah memilih untuk bersuara akan selalu membawa hasil yang
diinginkan?
Hsieh
dan Kao (2021) menekankan bahwa ketika individu merasa suara mereka telah didengar
dan dihargai, mereka akan lebih cenderung untuk terus menyuarakan ketidakpuasan
mereka demi perubahan positif. Tetapi, apakah kita siap menerima kenyataan
bahwa tidak semua suara akan selalu didengar? Jika merasa suara kita aydah tidak
dihargai, bukannya frustrasi kita malah akan semakin bertambah.
Loyalty: Apakah Bertahan adalah Solusi?
Respon
Loyalty adalah bentuk pasif namun konstruktif, di mana individu memilih
untuk tetap bertahan meskipun situasinya terasa tidak ideal, dengan harapan
bahwa keadaan akan berubah seiringnya berjalan waktu. Contohnya, seorang
karyawan yang tetap bekerja di perusahaan meski merasa tidak puas dengan
manajemennya. Sering kali, loyalitas ini dapat menciptakan suatu stabilitas.
Namun, apakah bertahan dalam situasi yang penuh tantangan akan selalu menjadi
pilihan terbaik?
Menurut
Sora et al. (2021), loyalitas sering kali dipilih oleh individu yang percaya
bahwa perubahan positif akan datang, meskipun memerlukan waktu. Tetapi, tidak
jarang, loyalitas bisa membuat individu terjebak dalam situasi yang sama dan
merasa tidak bisa berbuat apa-apa.
Neglect: Ketika Kita Menyerah Tanpa Berbuat Apa-apa
Respon
Neglect adalah respons yang paling pasif dan destruktif. Ketika individu
memilih untuk mengabaikan tugas atau tanggung jawab mereka, sering kali dikarenakan
mereka merasa bahwa situasi yang mereka hadapi tidak dapat diperbaiki lagi.
Seorang karyawan yang mengurangi kinerjanya karena merasa tidak adalah contoh
dari respons ini.
LÃ¥stad
et al. (2021) menjelaskan bahwa Neglect muncul ketika individu merasa
tidak punya kontrol atas situasi dan tidak mendapatkan dukungan. Namun, respons
ini sering kali memperburuk keadaan, tidak hanya bagi individu yang mengabaikan
tugasnya, tetapi juga bagi lingkungan di sekitarnya. Mengabaikan masalah hanya
akan membuat masalah itu semakin besar.
Apa Pilihan yang Tepat?
Melihat
keempat respons ini, kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan penting: Apakah
setiap respons yang kita pilih adalah pilihan yang tepat? Memang, tidak ada
respons yang sempurna dalam berbagai situasi. Namun, respons Voice dan Loyalty
akan lebih sering memberikan hasil positif dalam jangka panjang, karena
keduanya memberikan ruang bagi perubahan dan perbaikan. Sebaliknya, Exit
dan Neglect cenderung jauh lebih destruktif, dan sering kali memperburuk
ketidaknyamanan yang ada.
Kunci dalam memilih respons yang tepat terletak pada kesadaran kita terhadap situasi dan konsekuensinya. Jika kita ingin menciptakan lingkungan yang jauh lebih baik, baik di tempat kerja, kampus, kita perlu memastikan bahwa setiap orang memiliki ruang untuk menyuarakan pendapatnya dan merasa dihargai.
REFERENSI:
Hsieh, H. H., & Kao, L. H.
(2021). Voice behavior and its implications for job satisfaction: The role
of perceived organizational support and psychological empowerment. International
Journal of Environmental Research and Public Health, 18(4), 1564. https://doi.org/10.3390/ijerph18041564
Jiang, L., & Probst, T. M.
(2021). The role of perceived organizational support in the relationship
between job insecurity and exit behaviors. Journal of Occupational
Health Psychology, 26(3), 208–218. https://doi.org/10.1037/ocp0000269
LÃ¥stad, L., Sandvik, P., &
Pedersen, M. (2021). Workplace neglect and the consequences for job
satisfaction: A systematic review. Journal of Occupational and
Organizational Psychology, 94(1), 29–46. https://doi.org/10.1111/joop.12311
Sora, B., GarcÃa, J., &
Carretero, D. (2021). The relationship between organizational commitment,
job satisfaction, and organizational performance in public organizations. Journal
of Business Research, 122, 173–181.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.08.027
0 komentar:
Posting Komentar