Sabtu, 09 November 2024

Esai 8: UTS Psikologi Inovasi - "Respon Mana yang Tepat untuk Anda? Menavigasi Pilihan antara Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect dalam Situasi yang Tidak Nyaman" - Muhammad Zulfan Imron - 24310420019

Respon Mana yang Tepat untuk Anda? Menavigasi Pilihan antara Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect dalam Situasi yang Tidak Nyaman


Psikologi Inovasi:

Ujian Tengah Semester


Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, Ma



Muhammad Zulfan Imron

24310420019


FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

 2024


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi ketidaknyamanan di dalam lingkungan kerja, kampus, ataupun sosial. Saat situasi tidak ideal ini muncul, kita dihadapkan pada beberapa pilihan respons: Exit (keluar), Voice (bersuara), Loyalty (loyalitas), dan Neglect (mengabaikan). Namun, apakah setiap respons yang kita pilih sudah menjadi pilihan yang benar? Mari kita telusuri.


Exit: Apakah Menghindar Menjadi Solusi?

Respon Exit adalah pilihan yang paling sering dipilih oleh mereka yang merasa terjebak dalam ketidaknyamanan. Respon ini merupakan sebuah tindakan aktif dengan bersifat destruktif karena meninggalkan masalah tanpa ada upaya untuk memperbaikinya. Contohnya, seorang karyawan yang merasa tidak dihargai oleh atasan memilih untuk keluar dan mencari pekerjaan baru. Menghindar memang bisa memberikan kelegaan sementara, tetapi apakah itu benar-benar solusi?

Penelitian Jiang dan Probst (2021) menunjukkan bahwa Exit sering terjadi karena adanya ketidakpastian yang mendalam, dan sering kali individu merasa tidak memiliki ruang untuk perbaikan. Namun, apa ini bukan pilihan yang terlalu mudah? Karyawan yang memilih keluar sering kali kehilangan kesempatan untuk berkembang atau mencoba memperbaiki kondisi dari dalam.

 

Voice: Apakah Suara Kita Cukup Didengar?

Berbeda dengan Exit, respons Voice adalah tindakan aktif dengan sifat konstruktif. Dengan respons ini, individu memilih untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka dengan harapan dapat membawa sebuah perubahan. Seorang karyawan yang menyuarakan keluhan untuk perbaikan adalah contoh konkret dari respons ini. Tetapi, apakah memilih untuk bersuara akan selalu membawa hasil yang diinginkan?

Hsieh dan Kao (2021) menekankan bahwa ketika individu merasa suara mereka telah didengar dan dihargai, mereka akan lebih cenderung untuk terus menyuarakan ketidakpuasan mereka demi perubahan positif. Tetapi, apakah kita siap menerima kenyataan bahwa tidak semua suara akan selalu didengar? Jika merasa suara kita aydah tidak dihargai, bukannya frustrasi kita malah akan semakin bertambah.

 

Loyalty: Apakah Bertahan adalah Solusi?

Respon Loyalty adalah bentuk pasif namun konstruktif, di mana individu memilih untuk tetap bertahan meskipun situasinya terasa tidak ideal, dengan harapan bahwa keadaan akan berubah seiringnya berjalan waktu. Contohnya, seorang karyawan yang tetap bekerja di perusahaan meski merasa tidak puas dengan manajemennya. Sering kali, loyalitas ini dapat menciptakan suatu stabilitas. Namun, apakah bertahan dalam situasi yang penuh tantangan akan selalu menjadi pilihan terbaik?

Menurut Sora et al. (2021), loyalitas sering kali dipilih oleh individu yang percaya bahwa perubahan positif akan datang, meskipun memerlukan waktu. Tetapi, tidak jarang, loyalitas bisa membuat individu terjebak dalam situasi yang sama dan merasa tidak bisa berbuat apa-apa.

 

Neglect: Ketika Kita Menyerah Tanpa Berbuat Apa-apa

Respon Neglect adalah respons yang paling pasif dan destruktif. Ketika individu memilih untuk mengabaikan tugas atau tanggung jawab mereka, sering kali dikarenakan mereka merasa bahwa situasi yang mereka hadapi tidak dapat diperbaiki lagi. Seorang karyawan yang mengurangi kinerjanya karena merasa tidak adalah contoh dari respons ini.

LÃ¥stad et al. (2021) menjelaskan bahwa Neglect muncul ketika individu merasa tidak punya kontrol atas situasi dan tidak mendapatkan dukungan. Namun, respons ini sering kali memperburuk keadaan, tidak hanya bagi individu yang mengabaikan tugasnya, tetapi juga bagi lingkungan di sekitarnya. Mengabaikan masalah hanya akan membuat masalah itu semakin besar.

 

Apa Pilihan yang Tepat?

Melihat keempat respons ini, kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan penting: Apakah setiap respons yang kita pilih adalah pilihan yang tepat? Memang, tidak ada respons yang sempurna dalam berbagai situasi. Namun, respons Voice dan Loyalty akan lebih sering memberikan hasil positif dalam jangka panjang, karena keduanya memberikan ruang bagi perubahan dan perbaikan. Sebaliknya, Exit dan Neglect cenderung jauh lebih destruktif, dan sering kali memperburuk ketidaknyamanan yang ada.

Kunci dalam memilih respons yang tepat terletak pada kesadaran kita terhadap situasi dan konsekuensinya. Jika kita ingin menciptakan lingkungan yang jauh lebih baik, baik di tempat kerja, kampus, kita perlu memastikan bahwa setiap orang memiliki ruang untuk menyuarakan pendapatnya dan merasa dihargai. 


REFERENSI:


Hsieh, H. H., & Kao, L. H. (2021). Voice behavior and its implications for job satisfaction: The role of perceived organizational support and psychological empowerment. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(4), 1564. https://doi.org/10.3390/ijerph18041564

Jiang, L., & Probst, T. M. (2021). The role of perceived organizational support in the relationship between job insecurity and exit behaviors. Journal of Occupational Health Psychology, 26(3), 208–218. https://doi.org/10.1037/ocp0000269

LÃ¥stad, L., Sandvik, P., & Pedersen, M. (2021). Workplace neglect and the consequences for job satisfaction: A systematic review. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 94(1), 29–46. https://doi.org/10.1111/joop.12311

Sora, B., García, J., & Carretero, D. (2021). The relationship between organizational commitment, job satisfaction, and organizational performance in public organizations. Journal of Business Research, 122, 173–181. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.08.027

0 komentar:

Posting Komentar