Nama : Yoni R. Tamim
Nim : 22310410092
UTS : Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A
"Menghadapi Situasi Tidak Nyaman di Tempat Kerja dan Kehidupan Sehari-hari"
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan dengan situasi yang tidak nyaman, baik di tempat kerja, kampus, maupun dalam lingkungan sosial. Ketidaknyamanan ini bisa bersumber dari kondisi fisik, seperti fasilitas yang kurang memadai, atau kondisi sosial psikologis, seperti hubungan dengan rekan yang toxic atau pemimpin yang tidak mendukung. Situasi ini dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan kinerja seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara-cara efektif dalam menghadapi dan mengatasi ketidaknyamanan tersebut. Salah satu model yang digunakan dalam psikologi organisasi untuk memahami berbagai respon dalam menghadapi ketidaknyamanan adalah model Exit, Voice, Loyalty, and Neglect yang diperkenalkan oleh Hirschman pada tahun 1970.
Dalam psikologi organisasi dan inovasi, terdapat model yang dapat digunakan untuk memahami berbagai respon yang muncul dalam menghadapi ketidaknyamanan, yaitu model Exit, Voice, Loyalty, and Neglect yang pertama kali diperkenalkan oleh Hirschman (1970). Model ini menggambarkan empat respons dasar dalam menghadapi situasi yang tidak diinginkan: Exit (keluar), Voice (suara), Loyalty (loyalitas), dan Neglect (mengabaikan). Masing-masing respon memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi dan dampak yang diinginkan.
Pertama, Exit (Keluar). Respon Exit merupakan pilihan untuk meninggalkan situasi yang tidak nyaman dengan harapan menemukan lingkungan yang lebih baik. Ini adalah tindakan aktif dan destruktif, karena keluar dari suatu organisasi atau lingkungan tidak selalu menyelesaikan masalah yang ada dan sering kali meninggalkan beban pada rekan kerja yang lain. Namun, bagi sebagian orang, khususnya mereka yang memiliki peluang lebih baik di tempat lain, pilihan ini dapat menjadi solusi terbaik. Dalam beberapa penelitian di Indonesia, seperti yang ditemukan dalam studi oleh Haryanto (2020), keputusan untuk keluar dari tempat kerja sering kali diambil oleh individu yang merasa tidak lagi cocok atau tidak mendapatkan dukungan dari pimpinan.
Kedua, Voice (Suara). Respons Voice adalah upaya untuk menyuarakan pendapat dan mengusulkan perubahan terhadap kondisi yang tidak nyaman. Ini adalah pendekatan aktif dan konstruktif, di mana seseorang berusaha memperbaiki situasi melalui komunikasi yang terbuka. Berdasarkan studi dari Andriani (2019), karyawan yang memilih untuk berbicara dan berkontribusi pada perubahan organisasi cenderung memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi. Respons Voice bisa menjadi pilihan yang efektif untuk mengatasi ketidaknyamanan, terutama jika lingkungan mendukung keterbukaan dan perubahan.
Ketiga , Loyalitas (Loyalitas). Loyalitas bersifat respons pasif tetapi konstruktif, di mana seseorang memilih untuk bertahan dalam situasi yang tidak nyaman dengan harapan bahwa kondisi akan membaik. Terkadang, kesetiaan ini didorong oleh rasa tanggung jawab atau komitmen terhadap pekerjaan atau organisasi. Menurut penelitian Santoso (2021), karyawan yang memiliki loyalitas cenderung menunjukkan komitmen yang tinggi dan stabilitas dalam menghadapi tantangan, meskipun mungkin kondisi kerja kurang ideal. Pilihan ini sering kali diambil oleh mereka yang memiliki kekuatan yang kuat dengan organisasi atau rekan kerjanya.
Keempat, Neglect (Mengabaikan). Neglect adalah respons pasif dan destruktif, di mana seseorang memilih untuk mengabaikan masalah tanpa berusaha mencari solusi. Mereka yang memilih opsi ini mungkin merasa putus asa atau tidak memiliki daya untuk melakukan perubahan. Studi oleh Priyanto (2018) menunjukkan bahwa respon Neglect dapat berdampak negatif pada kinerja kerja dan hubungan sosial dalam jangka panjang, karena ketidakpedulian yang berkepanjangan dapat menciptakan budaya kerja yang tidak produktif.
Kesimpulan
Pemilihan respon terhadap situasi yang tidak nyaman sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan potensi dampaknya terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Melalui pendekatan yang tepat, individu dapat mempertahankan kesejahteraan mental mereka meskipun berada dalam lingkungan yang kurang ideal. Penggunaan model Exit, Voice, Loyalty, and Neglect memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai opsi yang tersedia, membantu kita menentukan strategi yang tepat dalam mengatasi ketidaknyamanan.
Andriani, R. (2019). "Pengaruh Keterbukaan dalam Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan." Jurnal Psikologi Terapan Indonesia.
Haryanto, D. (2020). "Analisis Pengaruh Kepemimpinan terhadap Keputusan Karyawan untuk Keluar dari Organisasi." Jurnal Manajemen Indonesia.
Priyanto, A. (2018). “Dampak Ketidakpedulian dalam Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas.” Jurnal Psikologi dan Organisasi.
Santoso, B. (2021). "Loyalitas Karyawan di Tengah Tantangan Organisasi." Jurnal Riset Sumber Daya Manusia.
0 komentar:
Posting Komentar