Esai 8 Psikologi Inovasi - Ujian Tengah Semester
"Upaya Individu untuk Mendapatkan Situasi yang Nyaman"
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Oleh
Septi Iing Hijjriyah (22310410132)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
November 2024
___
Kita sangat
sering berada dalam situasi yang tidak nyaman. Hal itu bisa terjadi di
mana-mana, baik di tempat kerja, kuliah, atau bahkan di tempat santai. Situasi
tidak nyaman itu bisa berupa lingkungan fisik (gedung yang buruk, dan
sebagainya). Namun juga bisa berupa lingkungan sosial psikis (rekan sejawat
yang toxic, pimpinan yang buruk, dsb). Dalam Psikologi Inovasi ada
berbagai cara agar kita bisa terbebas dari situasi tidak nyaman tersebut.
Cara-cara tersebut tergambar dalam bagan sebagai berikut:
Robbins12 menyatakan
bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang pekerja untuk
mengungkapkan rasa tidak puasnya terhadap pekerjaan yang telah dilakukannya selama
ini, di mana yang paling merugikan bagi organisasi atau lembaga adalah dengan berhenti dari
pekerjaannya. Selain itu, tidak menutup kemungkinan pekerja melakukan
serangkaian tindakan yang merugikan organisasi seperti tidak menaati peraturan
yang ada, mencuri barang milik kantor atau mengurangi peran dan tanggung
jawabnya dalam organisasi. Respon terhadap ketidakpuasan kerja sangat
bergantung pada sifat dan perilaku orang yang bersangkutan. Karyawan yang aktif
akan merespon ketidakpuasan kerja dengan cara yang berbeda dengan karyawan yang
pasif. Ada karyawan yang melampiaskan ketidakpuasannya dengan respon yang
destruktif, sedangkan ada pula yang merespon secara konstruktif. Respon
terhadap ketidakpuasan kerja ini ditunjukkan dalam bagan seperti pada gambar di
atas.
Menurut Robbins
(2003), terdapat empat respon yang berbeda satu sama lain dan dua dimensi. Dua
dimensinya yaitu constructive (konstruksif); adalah membangun atau
memperbaiki, dan destructive (destruktif) adalah menjatuhkan atau
membuat kondisi semakin buruk. Kemudian empat dimensinya terdiri dari:
1. Exit (keluar) adalah
perilaku ketidakpuasan yang ditujukan dengan meninggalkan organisasi termasuk
mencari posisi baru dan mengundurkan diri.
2. Voice (aspirasi)
adalah secara aktif dan konstruksif berusaha memperbaiki keadaan, termasuk
menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan berbagai bentuk
aktivitas perserikatan.
3. Loyalty (kesetiaan)
adalah secara pasif tetapi optimis menunggu suatu kondisi menjadi membaik,
termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan ancaman eksternal dan
mempercayai organisasi serta manajemen untuk melakukan hal yang benar.
4. Neglect
(pengabaian) adalah secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk,
termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus menerus, kurangnya usaha,
dan meningkatnya angka kesalahan.
Dari gambar di
atas, dapat dipahami bahwa semua respon terhadap ketidakpuasan kerja akan
berdampak negatif terhadap organisasi. Oleh karena itu, penting bagi suatu
organisasi untuk memahami faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja
anggotanya, sehingga organisasi dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan
kepuasan kerja anggotanya, dan pada akhirnya menghindarkan organisasi dari
dampak negatif dan merugikan dari ketidakpuasan kerja.
Daftar Pustaka:
Robbins, S.P.
(1998). Organizational behavior. 8th Ed. Upper Saddle River, New Jersey:
Prentice-Hall International, Inc.
Rusbult, C. E.,
Farrell, D., Rogers, G., & Mainous III, A. G. (1988). Impact of exchange
variables on exit, voice, loyalty, and neglect: An integrative model of responses
to declining job satisfaction. Academy of Management Journal, 31(3), 599-627.
Rusbult, C. E., Zembrodt, I. M., & Gunn, L. K. (1982). Exit, voice, loyalty, and neglect: Responses to dissatisfaction in romantic involvements. Journal of Personality and Social Psychology, 43 (6), 1230-1242.
0 komentar:
Posting Komentar