Sabtu, 09 November 2024

E8_UTS_P.INOV_AISYAH ZULAINA_22310410067_"Hubungan Antara Respon Individu Terhadap Situasi Tidak Nyaman Dengan Upaya Untuk Mendapatkan Situasi Yang Nyaman"

 

ESAI 8 UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

“HUBUNGAN ANTARA RESPON INDIVIDU TERHADAP SITUASI TIDAK NYAMAN DENGAN UPAYA UNTUK MENDAPATKAN SITUASI YANG NYAMAN”

PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU: Dr. Dra.  ARUNDATI SHINTA, MA.

 


AISYAH ZULAINA

22310410067

PSIKOLOGI SJ

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

NOVEMBER 2024


 

Situasi tidak nyaman sering terjadi terjadi di kehidupan sehari-hari, baik di tempat kerja, kampus, atau bahkan di lingkungan sosial. Situasi tidak nyaman ini bisa berasal dari lingkungan fisik yang tidak mendukung, seperti ruang kerja yang tidak kondusif, atau aspek psikososial, misalnya hubungan yang kurang harmonis dengan rekan kerja atau atasan yang kurang apresiatif. Dalam menghadapi situasi ini, setiap individu memiliki respons yang berbeda, yang dapat dikategorikan ke dalam empat tipe yaitu Exit, Voice, Neglect, dan Loyalty. Empat respons ini menggambarkan pilihan-pilihan yang umum diambil seseorang dalam upayanya mendapatkan situasi yang lebih nyaman.

Gambar 1. Respons Individu Terhadap Situasi Tidak Nyaman

Disisi lain, psikologi inovasi memberikan perspektif dalam memahami bagaimana individu dan organisasi menciptakan perubahan untuk mencapai peningkatan dan adaptasi yang lebih baik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip inovasi, individu tidak hanya dapat bertahan di tengah ke-tidak-nyama-nan, tetapi juga bisa mencari cara untuk mengatasi masalah dengan cara yang lebih kreatif dan adaptif. Berikut ini adalah analisis lebih dalam tentang masing-masing respons dalam kaitannya dengan psikologi inovasi.

Respons Exit, ini bersifat destruktif-aktif yang merupakan keputusan individu untuk meninggalkan situasi yang tidak nyaman demi mencari lingkungan yang lebih kondusif. Dalam psikologi inovasi, tindakan ini dapat dilihat sebagai upaya untuk berinovasi secara adaptif, yaitu mencari alternatif baru yang lebih sesuai dengan visi atau tujuan pribadi. Individu yang memilih Exit percaya bahwa kesempatan untuk berkembang lebih mungkin didapatkan pada lingkungan baru daripada tetap bertahan di lingkungan yang stagnan atau tidak berkembang. Namun, sebelum memutuskan keluar, penting bagi individu untuk melakukan evaluasi yang matang. Tindakan meninggalkan lingkungan tidak selalu merupakan solusi terbaik, terutama jika ada peluang untuk melakukan perubahan dari dalam. Sehingga, individu dapat menentukan apakah keluar merupakan langkah inovatif yang akan membawa manfaat jangka panjang atau sekedar pelarian dari masalah. Dalam hal ini, psikologi inovasi mengajarkan kita mengenai pentingnya mempertimbangkan berbagai opsi sebelum mengambil keputusan drastis.

Respons Voice ini bersifat aktif-konstruktif yang merupakan tindakan proaktif di mana individu mengutarakan pendapat, kritik, atau saran untuk memperbaiki situasi atau menciptakan perubahan positif dari dalam. Ketika seseorang memilih untuk berbicara dan mengemukakan gagasan, mereka sedang berupaya menciptakan solusi yang konstruktif, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain di lingkungan tersebut. Dibutuhkan keterampilan komunikasi yang baik serta kemampuan untuk berpikir kreatif. Dari hal ini, psikologi inovasi menekankan bahwa ide-ide yang disampaikan perlu disesuaikan dengan konteks dan disajikan dengan cara persuasif. Dengan menyuarakan gagasan, individu juga perlu siap menghadapi tantangan seperti penolakan atau resistensi dari pihak lain.

Respons Neglect ini bersifat pasif-destruktif yang menunjukkan bahwa individu cenderung mengabaikan masalah tanpa melakukan tindakan nyata untuk memperbaiki situasi yang tidak nyaman. Dalam psikologi inovasi, respons ini adalah hambatan bagi perkembangan dan perbaikan, karena individu yang mengabaikan masalah justru akan memperpanjang ke-tidak-nyama-nan dan menurunkan produktivitas. Respons ini muncul ketika individu merasa tidak memiliki kendali atau merasa usahanya tidak akan berdampak. Solusi yang dapat dilakukan dengan mengembangkan kesadaran diri dan motivasi untuk berpartisipasi dalam perbaikan lingkungan.

Respons Loyalty ini bersifat pasif-konstruktif di mana keputusan untuk bertahan dengan harapan bahwa situasi akan membaik di masa depan. Dalam psikologi inovasi, respons ini dapat dipandang sebagai bentuk inovasi bertahap, individu beradaptasi dengan situasi yang ada sambil menunggu adanya perubahan yang signifikan. Dengan mengambil langkah kecil yang dapat dikendalikan dan memberikan dampak positif pada situasi, individu bisa membuat inovasi-inovasi kecil yang dapat memperbaiki kondisi secara bertahap. Loyalty adalah bentuk upaya yang memungkinkan individu tetap merasa nyaman secara internal, meskipun kondisi eksternal belum berubah.

Kesimpulan pada esai ini adalah dari keempat respons terhadap situasi tidak nyaman ini menggambarkan cara-cara yang berbeda yang dapat diambil dan dilakukan oleh individu untuk mencapai kenyamanan. Setiap respon memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung pada situasi dan harapan individu terhadap perubahan. Pilihan untuk berusaha mengubah, menerima, atau meninggalkan situasi harus didasari oleh pemahaman yang matang agar kenyamanan yang dicari benar-benar dapat tercapai tanpa menimbulkan dampak negatif jangka panjang.

 

Referensi::

Hirschman, A. O. (1970). Exit, voice, and loyalty: Responses to decline in firms, organizations, and states. Harvard University Press.

Izzati, U. A & Olivevia, P. M. (2019). Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya: Penerbit Bintang.

0 komentar:

Posting Komentar