Sabtu, 09 November 2024

Essai 8 uts psikologi inovasi Maulana Malik Ibrahim

Nama : Maulana Malik Ibrahim 

Nim : 22310410091

Matkul : Psikologi Inovasi 

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A 

 Bulan & Tahun Terbit : 9 November 2024




EVLN (Exit, Voice, Loyalty, Neglect) yang dikembangkan oleh Albert Hirschman (1970). Model ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana seseorang merespons ketidakpuasan atau kondisi tidak nyaman dalam organisasi, hubungan interpersonal, maupun situasi lainnya. Model ini terbagi menjadi empat kuadran utama, yaitu Exit (Keluar), Voice (Suara), Loyalty (Loyalitas), dan Neglect (Pengabaian), yang menggambarkan tingkat konstruktif atau destruktif, serta pasif atau aktifnya respons individu.

1. Exit (Keluar)
Respons Exit merupakan tindakan individu yang memilih untuk meninggalkan situasi atau lingkungan yang tidak nyaman. Ini adalah respons yang bersifat destruktif dan aktif, karena melibatkan keputusan untuk secara langsung menghindari situasi tersebut daripada mencoba memperbaikinya. Dalam dunia kerja, Exit dapat terjadi ketika seorang karyawan memutuskan untuk keluar dari perusahaan karena merasa tidak puas dengan lingkungan atau kondisi pekerjaan. Dalam hubungan sosial atau interpersonal, Exit mungkin terlihat sebagai keputusan untuk mengakhiri hubungan.
Tindakan Exit bisa menjadi pilihan yang sehat jika individu merasa bahwa situasi tidak nyaman yang dihadapinya tidak akan membaik atau berubah, meskipun upaya sudah dilakukan. Misalnya, seseorang yang berada dalam lingkungan kerja toksik mungkin lebih baik keluar dan mencari tempat yang lebih mendukung dan sehat. Namun, Exit juga berarti bahwa individu mungkin kehilangan kesempatan untuk mengembangkan solusi atau mencari cara untuk mengatasi masalah yang ada.

2. Voice (Suara)
Respons Voice adalah bentuk upaya konstruktif dan aktif di mana individu secara langsung menyuarakan pendapat atau keluhan mengenai situasi yang tidak nyaman. Individu yang menggunakan respons ini akan mencari cara untuk meningkatkan situasi dengan cara mengungkapkan apa yang dirasakannya atau memberikan saran perbaikan. Dalam konteks organisasi, Voice bisa berupa pengajuan feedback, diskusi terbuka dengan atasan, atau mencari solusi bersama.
Voice dianggap sebagai respons yang produktif karena memungkinkan adanya perubahan yang bisa meningkatkan situasi bagi semua pihak yang terlibat. Ini juga memperlihatkan bahwa individu masih memiliki keinginan untuk memperbaiki atau mempertahankan situasi, menunjukkan keterlibatan dan komitmen pada organisasi atau hubungan yang ada. Misalnya, seorang karyawan yang tidak puas mungkin mengajukan ide baru yang dapat meningkatkan produktivitas dan kenyamanan kerja. Di sisi lain, meskipun Voice adalah upaya yang konstruktif, sering kali memerlukan keberanian dan komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pendapat atau keluhan secara baik.

3. Loyalty (Loyalitas)
Respons Loyalty menggambarkan tindakan yang bersifat konstruktif namun pasif, di mana individu memilih untuk tetap bertahan dalam situasi yang tidak nyaman dengan harapan bahwa situasi tersebut akan membaik seiring waktu. Loyalitas sering ditemukan dalam hubungan interpersonal atau dalam organisasi yang memiliki nilai-nilai atau budaya yang kuat. Individu yang memilih Loyalty biasanya mempercayai bahwa mereka perlu tetap bertahan, baik karena komitmen pribadi atau karena kepercayaan bahwa perubahan akan datang tanpa harus campur tangan langsung.
Namun, respons ini bisa berisiko apabila situasi yang tidak nyaman tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Loyalty bisa menyebabkan individu terjebak dalam situasi yang kurang sehat atau menurunkan kepuasan mereka dalam jangka panjang. Misalnya, karyawan yang setia pada perusahaan tetapi tidak merasakan perubahan pada lingkungan kerjanya mungkin akan mengalami stres atau kelelahan kerja.

4. Neglect (Pengabaian)
Neglect adalah respons yang bersifat destruktif dan pasif, di mana individu secara perlahan menarik diri dari situasi tanpa mencoba untuk mengubah atau memperbaikinya. Ini sering kali terlihat sebagai bentuk ketidakpedulian, penurunan kinerja, atau berkurangnya perhatian terhadap tanggung jawab. Dalam konteks kerja, Neglect mungkin muncul sebagai penurunan motivasi atau ketidakpedulian terhadap tugas-tugas. Dalam hubungan pribadi, Neglect bisa tampak sebagai kurangnya usaha untuk memperbaiki komunikasi atau perhatian terhadap pasangan.
Neglect adalah respons yang berisiko karena tidak ada usaha konstruktif untuk meningkatkan situasi. Ini sering kali menandakan bahwa individu merasa tidak memiliki harapan terhadap situasi yang dihadapi. Jika dibiarkan, Neglect dapat menyebabkan penurunan kualitas dalam hubungan maupun kinerja dalam pekerjaan.

 Kesimpulan dan Implikasi untuk Mendapatkan Situasi yang Nyaman
Masing-masing respons dalam model EVLN mencerminkan cara yang berbeda dalam menghadapi situasi tidak nyaman, dan setiap respons memiliki dampaknya sendiri terhadap upaya individu untuk mencapai kenyamanan. Exit dan Voice bisa dianggap sebagai respons yang aktif, namun dengan pendekatan yang berbeda: Exit menghindari situasi, sementara Voice mencoba memperbaikinya. Sementara itu, Loyalty dan Neglect adalah respons yang lebih pasif, di mana Loyalitas tetap memberikan kesempatan untuk perbaikan di masa depan, sedangkan Neglect justru merugikan individu dan situasi. Upaya untuk mencapai situasi yang nyaman biasanya paling efektif ketika individu memilih respons yang konstruktif, baik melalui Voice atau Loyalty. Dengan Voice, individu memiliki kesempatan untuk menciptakan perubahan positif secara langsung, sedangkan dengan Loyalty, mereka memberikan waktu bagi situasi untuk berubah. Di sisi lain, Exit dan Neglect mungkin hanya sesuai jika situasi tidak menunjukkan potensi perbaikan atau ketika masalah yang ada sangat sulit diatasi. Secara keseluruhan, pemahaman terhadap model EVLN membantu individu untuk mengevaluasi cara mereka menghadapi situasi tidak nyaman dan memilih pendekatan yang paling efektif dalam upaya mendapatkan situasi yang lebih nyaman dan kondusif.


Farrell, D. (1983). "Exit, Voice, Loyalty, and Neglect as Responses to Job Dissatisfaction: A Multidimensional Scaling Study." Academy of Management Journal

Withey, M. J., & Cooper, W. H. (1989). "Predicting Exit, Voice, Loyalty, and Neglect." Administrative Science Quarterly





0 komentar:

Posting Komentar