Jumat, 08 November 2024

UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI_Bastia Jan Bona Tua Siringoringo_22310410069

 

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI

NAMA

Bastia Jan Bona Tua Siringoringo

NIM

22310410069


 

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah Setiap individu seringkali menghadapi situasi yang tidak nyaman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks kerja, pendidikan, maupun lingkungan sosial. Ketidaknyamanan ini dapat berasal dari lingkungan fisik (seperti fasilitas yang kurang memadai) hingga lingkungan sosial (contohnya, hubungan dengan rekan sejawat yang tidak sehat). Memahami bagaimana individu merespons situasi tidak nyaman sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih positif dan produktif.

Pentingnya Mengatasi Situasi Tidak Nyaman Penanganan yang efektif terhadap situasi tidak nyaman dapat membuka peluang untuk inovasi, perubahan, dan perbaikan kualitas hidup. Oleh karena itu, Psikologi Inovasi memberikan kerangka kerja berupa pendekatan Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect untuk memahami respon individu terhadap situasi yang tidak memuaskan.

 

Penjelasan Tentang Gambar 1: Respon Individu Terhadap Situasi Tidak Nyaman

Model Exit, Voice, Loyalty, and Neglect (EVLN) Model ini pertama kali diusulkan oleh Rusbult, Farrell, Rogers, dan Mainous (1988) dan digunakan untuk memahami bagaimana individu merespons ketidakpuasan, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sosial. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai keempat respon:

Exit (Keluar)
Exit adalah tindakan meninggalkan situasi yang dianggap tidak memuaskan. Dalam konteks ketidaknyamanan di tempat kerja, ini bisa berarti individu memilih untuk mengundurkan diri atau pindah pekerjaan. Pada lingkungan lain, ini bisa berupa keputusan untuk menjauh dari sumber ketidaknyamanan.

Contoh: Karyawan yang tidak puas dengan kebijakan perusahaan yang tidak adil dapat memilih keluar dari pekerjaan tersebut.

Upaya menciptakan situasi nyaman: Kadang-kadang, Exit adalah solusi terbaik ketika tidak ada peluang untuk perbaikan atau perubahan, tetapi hal ini juga harus dipertimbangkan dengan cermat agar tidak merugikan individu.

Voice (Suara)
Voice merujuk pada tindakan berbicara atau menyuarakan ketidakpuasan dengan tujuan untuk memperbaiki situasi. Respons ini bersifat konstruktif karena individu berusaha mengubah keadaan menjadi lebih baik.

Contoh: Seorang mahasiswa yang mengajukan saran kepada dosennya terkait metode pengajaran yang kurang efektif.

Upaya menciptakan situasi nyaman: Voice menunjukkan sikap proaktif dan semangat inovasi dalam memperbaiki kondisi, misalnya melalui diskusi, kritik konstruktif, atau partisipasi dalam perbaikan kebijakan.

Loyalty (Loyalitas)
Loyalty adalah pilihan untuk tetap bertahan dalam situasi sulit dengan harapan bahwa kondisi akan membaik seiring waktu. Individu yang loyal cenderung memberikan dukungan dan menunggu perubahan yang diharapkan terjadi.

Contoh: Seorang pegawai yang tetap bekerja di perusahaan meskipun ada tantangan berat karena percaya pada visi perusahaan.

Upaya menciptakan situasi nyaman: Loyalty memberikan kestabilan, tetapi membutuhkan kepercayaan dan kesabaran. Ini berperan penting untuk mendukung perubahan jangka panjang dan mempertahankan hubungan kerja yang sehat.

Neglect (Mengabaikan)
Neglect adalah sikap mengabaikan masalah tanpa berusaha memperbaiki atau keluar dari situasi. Biasanya, ini ditandai dengan penurunan motivasi dan kualitas kerja.

Contoh: Seorang pekerja yang mulai meremehkan tugasnya karena merasa frustrasi.

Upaya menciptakan situasi nyaman: Dalam banyak kasus, Neglect merupakan respons destruktif yang memperburuk kondisi. Mengatasinya memerlukan upaya internal maupun eksternal untuk memotivasi kembali individu.

 

Analisis Kontekstual

Hubungan dengan Psikologi Inovasi

Menurut Robbins (1998), perilaku organisasi bergantung pada interaksi antara individu dan sistem yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, inovasi dalam mengatasi situasi sulit dapat muncul dari pemahaman respon individu seperti pada model EVLN ini.

Studi dari Rusbult et al. menunjukkan bahwa pemilihan strategi yang tepat—baik Voice maupun Loyalty—dapat mendorong perubahan positif dalam organisasi atau komunitas sosial.

Konteks Kehidupan Sehari-Hari

Dalam dunia kerja, menyuarakan pendapat atau menunjukkan loyalitas kepada perusahaan dapat menjadi cara untuk memperbaiki budaya kerja yang kurang sehat. Sementara itu, keputusan untuk keluar (Exit) atau bersikap acuh (Neglect) harus dikontrol agar tidak merugikan karier individu.

Di lingkungan perkuliahan, mahasiswa yang menyuarakan pendapatnya secara konstruktif terhadap metode pembelajaran yang kurang efektif bisa mendorong inovasi akademik.

 

Kesimpulan

Strategi Efektif Mengatasi Ketidaknyamanan

Menghadapi situasi tidak nyaman membutuhkan pemilihan strategi yang sesuai dengan kondisi. Respon seperti Voice dan Loyalty memberikan peluang untuk menciptakan perubahan positif, sementara Exit dan Neglect sebaiknya dipertimbangkan dengan hati-hati untuk menghindari dampak buruk.

Individu yang mampu memahami dinamika ini dapat menjadi agen perubahan yang mendorong inovasi dan peningkatan lingkungan sosial maupun fisik mereka.

 

Daftar Pustaka

1.     Robbins, S.P. (1998). Organizational behavior. 8th Ed. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

2.     Rusbult, C. E., Farrell, D., Rogers, G., & Mainous III, A. G. (1988). Impact of exchange variables on exit, voice, loyalty, and neglect: An integrative model of responses to declining job satisfaction. Academy of Management Journal, 31(3), 599-627.

3.     Rusbult, C. E., Zembrodt, I. M., & Gunn, L. K. (1982). Exit, voice, loyalty, and neglect: Responses to dissatisfaction in romantic involvements. Journal of Personality and Social Psychology, 43(6), 1230-1242.


0 komentar:

Posting Komentar