UJIAN
TENGAH SEMESTER
MATA
KULIAH PSIKOLOGI INOVASI
NAMA
Bastia
Jan Bona Tua Siringoringo
NIM
22310410069
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Setiap individu seringkali menghadapi situasi yang tidak nyaman dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam konteks kerja, pendidikan, maupun lingkungan sosial.
Ketidaknyamanan ini dapat berasal dari lingkungan fisik (seperti fasilitas yang
kurang memadai) hingga lingkungan sosial (contohnya, hubungan dengan rekan
sejawat yang tidak sehat). Memahami bagaimana individu merespons situasi tidak
nyaman sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih positif dan
produktif.
Pentingnya Mengatasi Situasi Tidak
Nyaman Penanganan yang efektif terhadap
situasi tidak nyaman dapat membuka peluang untuk inovasi, perubahan, dan
perbaikan kualitas hidup. Oleh karena itu, Psikologi Inovasi memberikan
kerangka kerja berupa pendekatan Exit, Voice, Loyalty, dan Neglect untuk
memahami respon individu terhadap situasi yang tidak memuaskan.
Penjelasan Tentang Gambar 1: Respon
Individu Terhadap Situasi Tidak Nyaman
Model Exit, Voice, Loyalty, and
Neglect (EVLN) Model ini pertama kali
diusulkan oleh Rusbult, Farrell, Rogers, dan Mainous (1988) dan digunakan untuk
memahami bagaimana individu merespons ketidakpuasan, baik di tempat kerja maupun
dalam kehidupan sosial. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai keempat
respon:
Exit (Keluar)
Exit adalah tindakan meninggalkan situasi yang dianggap tidak memuaskan.
Dalam konteks ketidaknyamanan di tempat kerja, ini bisa berarti individu
memilih untuk mengundurkan diri atau pindah pekerjaan. Pada lingkungan lain,
ini bisa berupa keputusan untuk menjauh dari sumber ketidaknyamanan.
Contoh:
Karyawan yang tidak puas dengan kebijakan perusahaan yang tidak adil dapat
memilih keluar dari pekerjaan tersebut.
Upaya menciptakan situasi nyaman:
Kadang-kadang, Exit adalah solusi terbaik ketika tidak ada peluang untuk
perbaikan atau perubahan, tetapi hal ini juga harus dipertimbangkan dengan
cermat agar tidak merugikan individu.
Voice (Suara)
Voice merujuk pada tindakan berbicara atau menyuarakan ketidakpuasan
dengan tujuan untuk memperbaiki situasi. Respons ini bersifat konstruktif
karena individu berusaha mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Contoh:
Seorang mahasiswa yang mengajukan saran kepada dosennya terkait metode
pengajaran yang kurang efektif.
Upaya menciptakan situasi nyaman:
Voice menunjukkan sikap proaktif dan semangat inovasi dalam memperbaiki
kondisi, misalnya melalui diskusi, kritik konstruktif, atau partisipasi dalam
perbaikan kebijakan.
Loyalty (Loyalitas)
Loyalty adalah pilihan untuk tetap bertahan dalam situasi sulit dengan
harapan bahwa kondisi akan membaik seiring waktu. Individu yang loyal cenderung
memberikan dukungan dan menunggu perubahan yang diharapkan terjadi.
Contoh:
Seorang pegawai yang tetap bekerja di perusahaan meskipun ada tantangan berat
karena percaya pada visi perusahaan.
Upaya menciptakan situasi nyaman:
Loyalty memberikan kestabilan, tetapi membutuhkan kepercayaan dan
kesabaran. Ini berperan penting untuk mendukung perubahan jangka panjang dan
mempertahankan hubungan kerja yang sehat.
Neglect (Mengabaikan)
Neglect adalah sikap mengabaikan masalah tanpa berusaha memperbaiki atau
keluar dari situasi. Biasanya, ini ditandai dengan penurunan motivasi dan
kualitas kerja.
Contoh:
Seorang pekerja yang mulai meremehkan tugasnya karena merasa frustrasi.
Upaya menciptakan situasi nyaman:
Dalam banyak kasus, Neglect merupakan respons destruktif yang
memperburuk kondisi. Mengatasinya memerlukan upaya internal maupun eksternal
untuk memotivasi kembali individu.
Analisis Kontekstual
Hubungan dengan Psikologi Inovasi
Menurut Robbins (1998), perilaku
organisasi bergantung pada interaksi antara individu dan sistem yang ada di
sekitarnya. Oleh karena itu, inovasi dalam mengatasi situasi sulit dapat muncul
dari pemahaman respon individu seperti pada model EVLN ini.
Studi dari Rusbult et al. menunjukkan
bahwa pemilihan strategi yang tepat—baik Voice maupun Loyalty—dapat
mendorong perubahan positif dalam organisasi atau komunitas sosial.
Konteks Kehidupan Sehari-Hari
Dalam dunia kerja, menyuarakan pendapat
atau menunjukkan loyalitas kepada perusahaan dapat menjadi cara untuk
memperbaiki budaya kerja yang kurang sehat. Sementara itu, keputusan untuk
keluar (Exit) atau bersikap acuh (Neglect) harus dikontrol agar tidak merugikan
karier individu.
Di lingkungan perkuliahan, mahasiswa
yang menyuarakan pendapatnya secara konstruktif terhadap metode pembelajaran
yang kurang efektif bisa mendorong inovasi akademik.
Kesimpulan
Strategi Efektif Mengatasi
Ketidaknyamanan
Menghadapi situasi tidak nyaman
membutuhkan pemilihan strategi yang sesuai dengan kondisi. Respon seperti Voice
dan Loyalty memberikan peluang untuk menciptakan perubahan positif,
sementara Exit dan Neglect sebaiknya dipertimbangkan dengan
hati-hati untuk menghindari dampak buruk.
Individu yang mampu memahami dinamika
ini dapat menjadi agen perubahan yang mendorong inovasi dan peningkatan
lingkungan sosial maupun fisik mereka.
Daftar Pustaka
1.
Robbins, S.P. (1998).
Organizational behavior. 8th Ed. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall
International, Inc.
2.
Rusbult, C. E.,
Farrell, D., Rogers, G., & Mainous III, A. G. (1988). Impact of exchange
variables on exit, voice, loyalty, and neglect: An integrative model of
responses to declining job satisfaction. Academy of Management Journal, 31(3),
599-627.
3.
Rusbult, C. E.,
Zembrodt, I. M., & Gunn, L. K. (1982). Exit, voice, loyalty, and neglect:
Responses to dissatisfaction in romantic involvements. Journal of
Personality and Social Psychology, 43(6), 1230-1242.
0 komentar:
Posting Komentar