“MODEL
EVLN: RESPONS INDIVIDU TERHADAP KETIDAKPUASAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL DAN
ORGANISASI”
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI
DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.
Nama : Chornelia Minar
Tampubolon
Nim : 22310410078
Psikologi SJ
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Pendahuluan
Dalam kehidupan
sehari-hari, ketidakpuasan terhadap apa yang kita hadapi atau lingkungan kita
sering kali memicu tindakan untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan
kita. Diusulkan oleh Rusbult, Farrell, Rogers, dan Mainous (1988), model
"Exit, Voice, Loyalty, and Neglect" (EVLN) memberikan dasar
konseptual untuk memahami berbagai respons individu terhadap situasi yang tidak
memuaskan, baik dalam kehidupan sosial maupun di tempat kerja. Empat respons
utama diklasifikasikan oleh model ini: keluar (exit), suara (voice), loyalitas
(loyalty), dan pengabaian (neglect). Setiap respons memiliki peran yang berbeda
dalam upaya untuk menciptakan situasi yang lebih nyaman.
Robbins (1998)
menekankan bahwa memahami model EVLN dalam organisasi sangat penting karena
respons individu dapat memengaruhi produktivitas, iklim kerja, dan
kesejahteraan pribadi. Berikut adalah penjelasan tentang empat respons EVLN,
serta contoh dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi
yang lebih baik.
Gambar 1 menjelaskan
respons individu terhadap situasi yang tidak nyaman.
1.
Exit
(Keluar) Penjelasan: Keputusan untuk meninggalkan situasi atau hubungan yang
tidak memuaskan adalah bagian dari strategi ini. Ini adalah tindak balas aktif
terhadap ketidakpuasan. Sebagai contoh, jika seorang karyawan merasa tidak
dihargai di tempat kerjanya, mereka dapat memilih untuk mengundurkan diri dan
mencari pekerjaan baru. Seseorang mungkin memutuskan untuk mengakhiri hubungan
pribadi yang berbahaya.
Upaya menciptakan situasi nyaman:
Orang berusaha keluar dari keadaan yang tidak memuaskan untuk menemukan tempat
yang lebih baik dan mendukung. Ini meningkatkan kesejahteraan psikologis
mereka.
2.
Voice
(Suara) Memberikan komentar atau mengungkapkan
ketidakpuasan tentang situasi yang tidak nyaman. Ini adalah tindakan proaktif
yang berpotensi menghasilkan perubahan yang positif. Contohnya, seorang
karyawan yang tidak puas dengan kebijakan perusahaan dapat memberi tahu
manajemen tentang cara memperbaiki lingkungan kerja. Berbicara terbuka dengan
pasangan mereka tentang masalah yang mereka hadapi mungkin terjadi selama
hubungan mereka.
Upaya menciptakan situasi nyaman:
Individu berusaha menciptakan perubahan positif dan memperbaiki situasi untuk
membuat orang merasa nyaman dan terlibat dalam hubungan atau tempat kerja
dengan menggunakan suara mereka.
3.
Loyalitas (Loyalitas) Loyalitas biasanya
berasal dari rasa keterikatan atau tanggung jawab terhadap organisasi atau
lingkungan tertentu. Dalam respons pasif tetapi konstruktif, orang memilih
untuk bertahan dalam situasi dengan harapan bahwa perubahan akan terjadi
seiring waktu.
Contoh:
Jika seorang pegawai menghadapi pemimpin yang tidak kompeten, mereka mungkin
tetap di perusahaan karena mereka berharap ada restrukturisasi atau perubahan
kepemimpinan dalam jangka panjang. Sebaliknya, Anda dapat meningkatkan
kesetiaan dengan mencari cara untuk meningkatkan keterampilan pribadi Anda atau
dengan memfokuskan perhatian Anda pada hal-hal yang baik tentang pekerjaan
Anda.
Upaya menciptakan situasi nyaman:
Loyalitas dapat membuat seseorang merasa lebih baik karena mereka menerima apa
yang terjadi dan berharap bahwa hal-hal akan lebih baik di masa depan. Ini juga
dapat membantu mereka menyesuaikan diri dengan situasi saat ini.
4.
Neglect (Pengabaian) Mengabaikan masalah
tanpa berusaha memperbaikinya adalah respons pasif dan destruktif. Karena
masalah tidak tertangani, pengabaian sering mengakibatkan penurunan kinerja dan
kualitas lingkungan.
Contoh:
Seorang karyawan yang tidak puas dengan sistem kerja yang tidak efisien mungkin
memilih untuk datang terlambat, mengabaikan tugasnya, atau bekerja secara
asal-asalan. Pengabaian ini sebenarnya membuat keadaan menjadi lebih tidak
nyaman, sehingga kenyamanan tidak akan tercapai.
Upaya menciptakan situasi nyaman:
Respons pengabaian sering kali justru menurunkan kenyamanan karena tidak adanya
tindakan konstruktif untuk memperbaiki situasi. Namun, mengetahui efek negatif
dari pengabaian ini dapat mendorong orang untuk mengambil tindakan yang lebih
aktif dan konstruktif.
Kesimpulan
Dengan menggunakan
model EVLN, kita dapat memahami bagaimana berbagai respons individu terhadap
ketidaknyamanan memiliki efek yang berbeda pada upaya untuk mencapai
kenyamanan. Loyalitas memungkinkan orang untuk bertahan sambil menunggu kondisi
membaik, sedangkan Exit dan voice cenderung lebih efektif dalam
melakukan perubahan langsung menuju kondisi yang lebih baik. Neglect, di sisi
lain, cenderung menurunkan kualitas situasi lebih jauh. Individu dapat lebih
baik menghadapi ketidaknyamanan dan mencapai kesejahteraan yang diinginkan di
lingkungan kerja dan kehidupan sosial mereka dengan memahami dan memilih
respons yang tepat.
Daftar Pustaka
- Robbins,
S.P. (1998). Organizational behavior. 8th Ed. Upper Saddle River, New
Jersey: Prentice-Hall International, Inc.
- Rusbult,
C. E., Farrell, D., Rogers, G., & Mainous III, A. G. (1988). Impact of
exchange variables on exit, voice, loyalty, and neglect: An integrative
model of responses to declining job satisfaction. Academy of Management
Journal, 31(3), 599-627.
- Rusbult,
C. E., Zembrodt, I. M., & Gunn, L. K. (1982). Exit, voice, loyalty,
and neglect: Responses to dissatisfaction in romantic involvements. Journal
of Personality and Social Psychology, 43(6), 1230-1242.
0 komentar:
Posting Komentar