Rabu, 10 November 2021

CARA MENJAGA KESEHATAN MENTAL ANAK DI MASA PANDEMI

 PSIKOLOGI MANAJEMEN DAN ORAGANISASI

(Tulisan ini untuk memenuhi syarat Mid PMO)

(Semester Ganjil 2021/2022)


Elsa Kusumandari (20310410041)

(Kelas A)

Fakultas Psikologi 

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr., Arundati Shinta, M.A


CARA MENJAGA KESEHATAN MENTAL ANAK DI MASA PANDEMI

Kesehatan mental anak-anak selama COVID-19


Tak dapat dipungkiri, pandemi telah berdampak sangat besar. Menurut temuan awal dari survei internasional terhadap anak-anak dan orang dewasa di 21 negara yang dilaksanakan oleh UNICEF dan Gallup – hasilnya disajikan sekilas di dalam laporan The State of the World’s Children 2021 – terdapat median 1 dari 5 anak muda usia 15-24 tahun yang di dalam survei yang menyatakan mereka sering merasa depresi atau rendah minatnya untuk berkegiatan.


Memasuki tahun ketiga pandemi COVID-19, dampak pandemi terhadap kesehatan dan kesejahteraan mental anak-anak dan orang muda terus memburuk. Data terkini dari UNICEF menunjukkan bahwa, secara global, setidaknya 1 dari 7 anak mengalami dampak langsung karantina, sementara 1,6 miliar anak terdampak oleh terhentinya proses belajar mengajar. Gangguan terhadap rutinitas, pendidikan, rekreasi, serta kecemasan seputar keuangan keluarga dan kesehatan membuat banyak anak muda merasa takut, marah, sekaligus khawatir akan masa depan mereka. Contohnya adalah hasil dari survei daring di Tiongkok pada awal tahun 2020 yang dikutip di dalam The State of the World’s Children, yang mengindikasikan bahwa sekitar sepertiga responden merasa takut atau cemas.

Pentingnya peran orang tua dalam menjaga kesehatan mental seorang anak menjadi faktor penentu kualitas mental emosional anak tersebut. Terutama dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, anak-anak perlu pendampingan yang serius. Mengatasi hal tersebut, berikut merupakan tips untuk menjaga kesehatan mental anak pada saat pandemi Covid-19, yaitu:

1. Orang tua tetap tenang anak pun akan tenang. Di usia anak mereka belajar dengan meniru orang terdekatnya, terutama orang tua. Jika orang tua memiliki rasa cemas berlebihan maka anak-anak akan peka terhadap emosi negatif dan turut merasakannya.

2. Jadwalkan melakukan kegiatan rutin tapi tetap fleksibel, dengan menjadwalkan anak-anak, mereka akan senang dan tenang terutama di masa-masa tidak menentu saat ini.

3. Berkata jujur, tapi jangan memberi informasi lebih dari yang anak-anak butuhkan, mungkin mereka bertanya kenapa mereka tidak boleh ke sekolah dan tidak boleh bertemu teman-temannya, bicaralah dengan anak tentang virus Corona dan di saat bersamaan yakinkan mereka bahwa mereka aman dan terlindungi.

4. Jangan biarkan hiburan internet dan hiburan elektronik mengontrol keluarga anda, batasi hiburan televisi atau melalui layar elektronik untuk anak-anak, jangan berikan lebih dari dua jam setiap harinya.5. Jangan reaktif berlebihan, kendati orang tua merasa khawatir saat pandemi saat ini, ia harus dapat memanajemen emosi dengan baik, rasa panik dan stres berlebihan berakibat buruk untuk kesehatan. Rasa panik stres dan cemas berlebihan dapat menular ke anak-anak.

Faktor positif


Laporan di atas juga menyebutkan serangkaian faktor, seperti genetika, pengalaman hidup, dan lingkungan sejak dini, termasuk pola asuh, pendidikan, kualitas hubungan interpersonal, paparan terhadap kekerasan atau penganiayaan, diskriminasi, kemiskinan, krisis kemanusiaan, dan kondisi darurat kesehatan seperti pandemi COVID-19, yang turut membentuk dan memengaruhi kesehatan mental anak untuk sepanjang hidupnya.


Sementara itu, ada pula faktor-faktor yang berpengaruh positif seperti lingkungan pengasuhan yang penuh kasih sayang, sekolah yang aman, dan interaksi positif dengan teman sebaya. Semua ini dapat menurunkan risiko terjadinya gangguan mental, akan tetapi laporan juga memeringatkan tentang beberapa hambatan penting, termasuk stigma dan kurangnya pendanaan, yang membuat anak-anak tidak mengalami kesehatan mental yang positif ataupun mengakses dukungan yang dibutuhkan.














0 komentar:

Posting Komentar