Jumat, 12 November 2021

Pentingnya Saling Merelakan Kesibukan Teman Tercinta (Sahabat)

 

Pentingnya Saling Merelakan Kesibukan Teman Tercinta (Sahabat)

Tulisan untuk Ujian Tengah Semester

Psikologi Sosial II

(Semester Ganjil 2021/2022)

 

Rifa Rufianti (20310410053)

Kelas Regular (A)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A

 

Santrock (dalam Rahmat, 2014) mengatakan bahwa persahabatan adalah hubungan dua orang atau lebih, yang ditandai dengan keakraban, saling percaya, menerima satu sama lain, mau berbagi perasaan, pemikiran dan pengalaman, serta kadang-kadang melakukan aktivitas bersama. Sedangkan menurut Davis (dalam Fauziah, 2014), persahabatan adalah sebuah bentuk hubungan dekat yang melibatkan penerimaan, kepercayaan, hormat, saling menolong, menceritakan rahasia, mengerti, dan spontanitas. Sullivan (dalam Fauziah, 2014) menyatakan bahwa semua orang memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, termasuk kebutuhan kasih sayang, teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial, dan keakraban. Pada perkembangan kepribadian seseorang, sahabat menjadi salah satu hal yang sangat diandalkan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut pada masa remaja dan segala pengalaman keberhasilan dan kegagalan dengan sahabat meningkatkan kondisi kesejahteraan para remaja. Sebaliknya, jika remaja gagal untuk membentuk persahabatan yang akrab maka akan mengalami perasaan kesepian diikuti dengan rasa harga diri yang menurun (Fauziah, 2014).

Tulisan essay ini berkaitan dengan naskah puisi berjudul “Sahabat” yang dibuat oleh peserta lomba bernama Rifa Rufianti, pada lomba yang diselenggarakan oleh Mayra Pustaka dengan tema “Persahabatan. Deadline lomba ini yaitu pada tanggal 24 Oktober 2021. Dalam naskah puisi yang diikutkan lomba tersebut, penulis menceritakan hubungannya dengan sahabatnya yang kini mulai sibuk dengan kehidupannya yang baru tanpa keterlibatan penulis. Tentu saja penulis merasakan kerinduan yang teramat dalam dengan sahabatnya. Dibalik rasa rindu, penulis merasakan adanya konflik batin dengan sahabatnya. Hal ini terjadi karena sahabat dan penulis sudah tidak lagi bertukar kabar. Dalam menyikapi hal ini, penulis tentu saja memaafkan sikap sahabatnya itu. Meskipun demikian, sahabatnya adalah teman hidup penulis kala itu. McCullough, Worthington, dan Ra­chal (dalam Anggraini & Cucuani, 2014) menghubungkan teori empati dan pemaafan dalam hubungan yang dekat, karena hubungan yang dekat didasar­kan pada waktu bersama yang panjang. Pemaafan diyakini menjadi komponen pent­ing dalam kesuksesan suatu hubungan seseorang. Salah satu bentuk yang berjangka waktu lama tersebut adalah persahabatan.



Menurut Goss (dalam Anggraini & Cucuani, 2014) kualitas persahabatan mendukung pemaafan pada remaja. Hal ini karena untuk menjadi sahabat ada beberapa tahapan yang terjadi, dari tidak kenal sama sekali, perkenalan, dan dalam prosesnya akan menjadi sahabat, dan selama proses itu berlangsung tetunya terjadi konflik-koflik baik itu kecil ataupun besar. Sahabat yang baik didefinisikan se­bagai individu yang memiliki hubungan dengan kualitas yang baik. Menurut Berndt (dalam Anggraini & Cucuani, 2014), kualitas persahabatan mempengaruhi keberhasilan dalam interaksi sosial dengan teman sebaya. Jika dihubung­kan dengan pemaafan, hubungan persahabatan akan terlihat dalam interaksi antar sahabat tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan dari keterkaitan karya penulis yang bertema persahabatan dengan penjelasan para ahli teori mengenai sahabat, bahwa pada dasarnya hubungan yang saling memahami satu sama lain, tidak mengadili orang lain sebagai pihak yang lupa akan sebuah hubungan, dan kerelaan terhadap keterbatasan ruang dan waktu dalam sebuah hubungan akan membuat seseorang mulai merasa lega dengan hubungan yang memang sudah tidak seperti dulu lagi. Pada hakikatnya semua orang memiliki urusan masing masing.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anggraini, D., & Cucuani, H. (2014). Hubungan Kualitas Persahabatan dan Empati pada Pemaafan Remaja Akhir. Jurnal Psikologi, 10(1), 18-24.

Fauziah, N. (2014). Empati, Persahabatan, dan Kecerdasan Adversitas pada Mahasiswa yang Sedang Skripsi. Jurnal Psikologi, 13(1), 78-92.

Rahmat, W. (2014). Pengaruh Tipe Kepribadian dan Kualitas Persahabatan dengan Kepercayaan pada Remaja Akhir. Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(1).

 

0 komentar:

Posting Komentar