Senin, 01 November 2021

Introvert jadi Pemimpin ? Siapa Takut, Terapkan 5 Strategi ini !

                               Introvert jadi Pemimpin ? Siapa Takut, Terapkan 5 Strategi ini !

Essay Pra-syarat Ujian Tengah Semester Psikologi Manajemen Organisasi

Semester Ganjil (2021/2022)

Shafadita Putri Trisdianty (20310410042)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.


Introvert ialah karakter atau tempramen dasar yang merupakan bawaan sejak lahir, dan bukankah sebuah penyakit. Menurut Eysenck (dalam Nuqul, 2006. Hal: 31) orang dengan tipe kepribadian introvert memiliki sifat tenang, suka merawat diri, bersikap hati-hati, pemikir, kurang percaya pada keputusan yang impulsif, lebih suka hidup teratur, suka murung, kuatir, kaku, sederhana, pesimis, suka menyendiri, kurang suka bergaul, pendiam, pasif, berhati-hati, tenggang hati, damai, terkendali, dapat diandalkan, menguasai diri (Pelvin 1994). Selanjutnya, pemimpin dicirikan dengan adanya sifat inisiatif, fokus, memberdayakan, membuat perencanaan, memberi arahan, dan mengambil tindakan. Ketika karakter introvert disandingkan dengan karakter pemimpin, hasilnya ialah seorang pemimpin yang fokus, berhati-hati, penuh pertimbangan,dan punya kematangan rencana untuk di implementasikan. Seorang introvert bisa memberikan kualitas kepemimpinan yang mumpuni jika memahami introversi karakternya dan digali potensinya dengan tepat.

Tak jarang Introvert tersiksa dengan kalimat yang tujuannya memotivasi. Manusia diharapkan menjadi lebih cepat, lebih outgoing, bombastis, dan punya kepribadian menonjol dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini sesuai dengan pertumbuhan budaya Ideal pada abad 21. Selain itu karakter dan kualitas pemimpin yang ekselen, penuh percaya diri, optimis, mudah bergaul, berani bicara dan bertindak cenderung lebih dihargai dalam dunia kerja atau organisasi. Menurut Mart Olsen Laney, Psy.D, penulis buku "The Introvert Advantage: How to Thrive in an Extrovert World", hanya 25% orang di dunia yang memiliki karakter introvert. Hasil penelitian oleh Otto Krieger dan Janet Thuesen dalam buku "Type Talk" juga menyatakan bahwa kaum introvert berjumlah 1:3 terhadap kaum ekstrovert. Stephen R. Covey (1997:29-37) menyebutkan ada delapan ciri-ciri pemimpin yang berprinsip, yang menandakan bahwa mereka adalah pemimpin yang efektif. yaitu: selalu dan terus belajar, berorientasi melayani, menebarkan semangat positif. mempercayai orang lain, memiliki kehidupan yang seimbang, memandang hidup sebagai tantangan, bersifat sinerjik, dan melakukan latihan untuk pembaharuan diri.

Semua orang bisa menjadi pemimpin, bahkan seorang introvert sekalipun. Salah satu stigma yang berkembang adalah seorang introvert masih dianggap tabu ketika menjadi pemimpin. Berdasarkan penelitian Adam Grant di Wharto, studi menunjukan bahwa 96% pemimpin dan manajer mengaku diri mereka adalah seorang ekstrovert dan hanya 6% diantaranya yang menganggap bahwa introvert juga memiliki potensi kepemimpinan. Data ini juga diperkuat dengan survei yang dilakukan oleh Pemimpin Indonesia, bahwa dari 50 orang responden yang merupakan pemimpin organisasi, 30% diantaranya adalah seorang introvert dan 70% adalah ekstrovert. Fakta tentang minoritasnya seorang introvert tidak lantas menjadi halangan untuk terjun dalam dunia kepemimpinan. Beberapa tokoh dunia seperti Abraham Lincoln, Bill Gates, Barack Obama, hingga Mahatma Gandhi menjadi bukti bahwa introvert juga dapat menjadi seorang pemimpin dan bisa mencapai kesuksesan. Frances B Kahnweiler, Penulis The Introverted Leader: Building On Your Quiet Strength, memaparkan terkait lima karakteristik dari para pemimpin introvert: 1) berpikir dulu, berbicara nanti; 2) cenderung tenang; 3) terperinci menggali data sebelum mengambil keputusan; 4) suka menulis daripada berbicara; 5) suka kesendirian.

Berdasarkan karakteristik tersebut, dalam sebuah sebuah studi, pemimpin introvert memiliki beberapa keunggulan, pertama, pemimpin introvert lebih banyak berpikir daripada berbicara. Kedua, pemimpin introvert merupakan pendengar yang baik dan pemikir yang lebih rinci. Dan terakhir, pemimpin introvert lebih tenang dalam kondisi krisis atau tekanan. Selain mengenali diri sendiri lebih dalam, berikut 5 strategi tepat bagi seorang introvert dalam menjadi pemimpin :

a)      Menulis penyampaian ide
Seorang introvet dapat mempromosikan diri, ide, gagasan melalui tulisan, karena sejatinya introvert ialah pengambil keputusan yang baik dengan ide dan gagasan yang cemerlang.

b)     Menjadi pendengar yang baik
Seorang introvert memiliki kepekaan yang kuat dan rasa peduli yang tinggi terhadap lingkungannya yang dapat menciptakan bounding yang kuat dan rasa aman bagi anggotanya dan sebagai personal power agar anggotanya loyal.

c)      Pelajari ilmu profiling
Seorang Introvert lebih akurat dalam memahami para anggotanya dan cenderung lebih sensitif serta bersedia mendengarkan gagasan, ide, kebutuhan, dan kekhawatiran dari anggotanya sehingga anggota grup lebih bebas berkreasi dan aktif berkontribusi sesuai kemampuan. Hal ini sesuai dengan prinsip "the right man on the right place" untuk mencapai tujuan organisasi

d)     Metode one-on-one
Menurut Jennifer Kahnweiler, salah satu dari Top Introvert Leadership Speakers mengatakan bahwa diskusi kelompok kecil berupa percakapan 1 lawan 1 seringkali efektif dbandngkan rapat besar untuk menyelesaikan masalah, terutama bagi seorang pemimpin introvert.

e)      Tepat mengatur jadwal  
Seorang introvert harus bisa mengorganisir jadwal kegiatannya serta tau kapan waktu yang tepat untuk mengisi ulang energi.

Pemimpin punya peran penting, sekaligus penentu kearah mana organisasi akan dibawa. Introvert berpotensi handal sebagai pemimpin karena introvert memiliki banyak keterampilan dalam kaitannya dengan kepemimpinan yang hebat. Pemimpin introvert terampil dalam memikirkan refleksi dari sebuah keputusan secara mendalam, jago menganalisis dan menilai, dapat diandalkan karena lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Selain itu, dapat memperoleh pemahaman detail dari situasi yang terjadi.

Referensi :

Covey. Stephen R. 1997. Kepemimpinan Yang Berprinsip. Jakarta: Binarupa Aksara

Jamilah, Isnaini. (2012). Hubungan Tipe Kepribadian dengan Strategi Penyelesaian Konflik dalam Organisasi Pagar Nusa di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang 2012.

Kahnweiler, J. B. (2009). The introverted leader: Building on your quiet strength. San Francisco: Berrett-Koehler Publishers.

Nuqul, Fathul Libabin. (2007). Perbedaan Kepatuhan terhadap Aturan Tinjauan Kepribadian Introvert-Ekstrovert, Jenis Kelamin dan Lama Tinggal di Ma‟had Ali Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Jurnal Psikoislamika. 4 (2): 229-243.

 

0 komentar:

Posting Komentar