Jumat, 03 Mei 2024

AKU NORMAL GAK SIH?

 

AKU NORMAL GAK SIH?

Artikel Tugas Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu : FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA 

 

Oleh :

AUSTANIVA

22310410060

 

 

 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
202
4

 

  

AKU NORMAL GAK SIH?

Mungkin pertanyaan itu pernah terbersit dalam pikiran setiap orang. Namun, sebelum menentukan apakah kalian normal atau tidak, maka kita perlu melihat definisi normal dalam dunia psikologi itu apa. Arti normal dalam bidang ilmu psikologi memiliki arti suatu kondisi emosional yang sesuai dengan situasinya. Lalu, lawan dari normal itu apa? Lawan dari normal adalah abnormal, yang artinya suatu kondisi emosional (contoh: kecemasan dan depresi) yang tidak sesuai dengan situasinya dan menyimpang dari norma sosial.

Ada beberapa sudut pandang untuk menelaah abnormalitas seseorang, seperti:

1.    Statistical infrequency

Perspektif ini menggunakan pengukuran statistic dimana semua variable yang akan diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau kurva dengan bantuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva. Misalnya intelegensi, keterampilan membaca, dsb. Sehingga dalam hal ini pengertian abnormal adalah sesuatu yang tidak umum.

 2.    Unexpectedness

Biasanya perilaku upnormal merupakan suatu bentuk respon ang tidak diharapkan untuk terjadi. Contohnya: Seseorang mendadak merasa cemas (ditandai dengan keringat berlebih, pusing, dan mual) saat berada di tengah keramaian.

 3.    Violation of norms

Perilaku abnormal ditentukan dengan mempertimbangkan konteks sosial dimana perilaku tersebut terjadi. Jika perilaku yang ditunjukkan bertentangan dengan norma yang berlaku maka dianggap abnormal. Kriteria ini mengakibatkan definisi upnormal bersifat relative tergantung pada norma masyarakat dan budaya yang berlaku.

 4.    Personal distress

Perilaku akan dianggap upnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu. Tetapi tidak semua penderitaan dan kesengsaraan merupakan abnormal. Contohnya, seseorag yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena sulit untuk menentukan standar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.

 5.    Disability

Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya.

Dari kelima sudut pandang mengenai abnormalitas tersebut menunjukkan bahwa perilaku abnormal sebenarnya sulit untuk didefinisikan karena tidak ada satupun criteria yang secara sempurna dapat membedakan antara perilaku normal dan abnormal. Maka dari itu, psikologi abnormal biasanya akan menggunakan beberapa pertanyaan dalam mempelajari orang yang dianggap abnormal, yaitu:

  • -       Apa itu normal?
  • -       Tidak sesuai norma, tetapi itu norma siapa?
  • -       Untuk usia berapa?
  • -       Untuk budaya apa?

Selain itu, secara psikologis perilaku yang dianggap abnormal dibagi menjadi dua kategori utama. Kategori ini termasuk gangguan mental dan kondisi kesehatan mental lainnya. Gangguan mental termasuk depresi dan skizofrenia, sementara kondisi kesehaan mental lainnya termasuk gangguan bipolar, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan, gangguan makan, dan gangguan obsesif-kompulsif.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar