AKU NORMAL GAK SIH?
Artikel
Tugas Psikologi Abnormalitas
Dosen
Pengampu : FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA
Oleh :
AUSTANIVA
22310410060
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
AKU
NORMAL GAK SIH?
Mungkin pertanyaan itu pernah
terbersit dalam pikiran setiap orang. Namun, sebelum menentukan apakah kalian
normal atau tidak, maka kita perlu melihat definisi normal dalam dunia psikologi
itu apa. Arti normal dalam bidang ilmu psikologi memiliki arti suatu kondisi
emosional yang sesuai dengan situasinya. Lalu, lawan dari normal itu apa? Lawan
dari normal adalah abnormal, yang artinya suatu kondisi emosional (contoh:
kecemasan dan depresi) yang tidak sesuai dengan situasinya dan menyimpang dari
norma sosial.
Ada beberapa sudut pandang untuk menelaah abnormalitas seseorang, seperti:
1. Statistical infrequency
Perspektif ini menggunakan pengukuran statistic dimana semua variable yang akan diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau kurva dengan bantuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva. Misalnya intelegensi, keterampilan membaca, dsb. Sehingga dalam hal ini pengertian abnormal adalah sesuatu yang tidak umum.
Biasanya perilaku upnormal merupakan suatu bentuk respon ang tidak diharapkan untuk terjadi. Contohnya: Seseorang mendadak merasa cemas (ditandai dengan keringat berlebih, pusing, dan mual) saat berada di tengah keramaian.
Perilaku abnormal ditentukan dengan mempertimbangkan konteks sosial dimana perilaku tersebut terjadi. Jika perilaku yang ditunjukkan bertentangan dengan norma yang berlaku maka dianggap abnormal. Kriteria ini mengakibatkan definisi upnormal bersifat relative tergantung pada norma masyarakat dan budaya yang berlaku.
Perilaku akan dianggap upnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu. Tetapi tidak semua penderitaan dan kesengsaraan merupakan abnormal. Contohnya, seseorag yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena sulit untuk menentukan standar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum.
Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya.
Dari kelima sudut pandang mengenai
abnormalitas tersebut menunjukkan bahwa perilaku abnormal sebenarnya sulit
untuk didefinisikan karena tidak ada satupun criteria yang secara sempurna dapat
membedakan antara perilaku normal dan abnormal. Maka dari itu, psikologi
abnormal biasanya akan menggunakan beberapa pertanyaan dalam mempelajari orang
yang dianggap abnormal, yaitu:
- -
Apa
itu normal?
- -
Tidak
sesuai norma, tetapi itu norma siapa?
- -
Untuk
usia berapa?
- -
Untuk
budaya apa?
Selain itu, secara psikologis perilaku
yang dianggap abnormal dibagi menjadi dua kategori utama. Kategori ini termasuk
gangguan mental dan kondisi kesehatan mental lainnya. Gangguan mental termasuk
depresi dan skizofrenia, sementara kondisi kesehaan mental lainnya termasuk
gangguan bipolar, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan, gangguan
makan, dan gangguan obsesif-kompulsif.
0 komentar:
Posting Komentar