Jumat, 03 Mei 2024

Memahami Keterkaitan Antara Pikiran dan Tubuh (Psikosomatik)/ Psi Abnormalitas : Nurul Khasanah /22310410033

Memahami Keterkaitan Antara Pikiran dan Tubuh (Psikosomatik)

Nama : Nurul Khasanah

NIM : 22310410033

Mata Kuliah : Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro S.Psi., MA

Dalam kehidupan yang penuh tekanan dan kompleksitas, tidak jarang kita mengalami gejala fisik yang sulit dijelaskan oleh penyebab medis yang jelas. Kadang-kadang, nyeri, kelelahan, atau gangguan pencernaan muncul tanpa adanya penyakit fisik yang mendasarinya. Fenomena ini, yang dikenal sebagai gangguan psikosomatik. Gangguan psikosomatik merujuk pada kondisi di mana gejala fisik muncul sebagai respons terhadap stres, konflik emosional, atau masalah psikologis lainnya. Meskipun gejala tersebut nyata, tidak ada penyebab medis yang dapat diidentifikasi. Ini menimbulkan tantangan bagi individu yang mengalaminya, karena mereka mungkin merasa frustrasi dengan ketidakmampuan untuk menemukan jawaban yang jelas atas apa yang mereka alami.

Psikosomatis atau psikofisiologis adalah kondisi fisik di mana gejalanya dipicu oleh proses mental individu yang mengalaminya. Jika dalam pemeriksaan medis tidak ditemukan penyebab fisik yang jelas untuk gejalanya, atau jika kondisi tersebut timbul sebagai hasil dari tekanan emosional seperti stres, depresi, atau kecemasan, maka kondisi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai psikosomatis. Psikosomatis dapat dipicu oleh kombinasi faktor fisik dan faktor psikologis, seperti stres, depresi, dan kecemasan. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan psikosomatis adalah kecemasan, yang merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang tidak spesifik,

 

seringkali disertai dengan respons fisik yang timbul dari antisipasi terhadap bahaya yang mungkin terjadi. Selain itu, gangguan psikosomatik sering kali melibatkan hubungan yang rumit antara faktor-faktor psikologis dan sosial. Individu yang mengalami tekanan dalam hubungan interpersonal, masalah pekerjaan, atau trauma masa lalu mungkin lebih rentan terhadap gejala psikosomatik.

Penanganan yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang dengan gangguan psikosomatik dapat menggunakan Cognitive Behavioural Therapy (CBT) yang seringkali menjadi pendekatan yang efektif dalam menangani gangguan psikosomatik. Ini membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat, serta mengembangkan strategi untuk mengelola stres dan emosi.

Meskipun gangguan psikosomatik sering kali menantang dalam diagnosis dan pengobatan, penting untuk diingat bahwa mereka bukanlah manifestasi imajinasi semata. Gejala fisik yang dirasakan nyata bagi individu yang mengalaminya, dan penanganan yang efektif memerlukan pendekatan yang holistik yang memperhatikan baik aspek fisik maupun psikologis. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan kompleks antara pikiran dan tubuh, kita dapat memperkuat upaya untuk merawat dan mendukung individu yang mengalami gangguan psikosomatik.

Daftar Pustaka

Efrata Tarigan, T. P., & Sitepu, E. (2020). Kecerdasan Emosional dalam Mengatasi Tekanan di Masa Akhir Studi. KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta, 3, 25-35.

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigami Kaamitsuru. Jakarta : EGC

Putra, R. A., & Matahari, D. (2022). Benar Sakit atau Hanya Stress saja? Mengenal apa itu Psikosomatis (Gangguan Somatoform) di Era Pandemik COVID-19. COVID-19 AND BEYOND, 170.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar