Ketika Kecenderungan Egosentrisme Mengarah ke Gangguan Psikologis
Nama : Nurul Khasanah
NIM : 21310410033
Mata Kuliah : Psikologi Abnormalitas
Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro S.Psi., MA
Di tengah dinamika kehidupan modern yang semakin kompleks dan terkoneksi, kita sering kali dihadapkan pada beragam kepribadian dan karakter yang berbeda. Salah satu karakter yang mungkin kita temui dalam interaksi sehari-hari adalah individu dengan sifat narsistik. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada cerita fiksi atau layar kaca, namun juga bisa menjadi bagian dari lingkungan sosial atau profesional kita. Dalam merespons pola perilaku yang ditandai oleh rasa penting diri yang berlebihan, kebutuhan akan pujian yang konstan, dan kurangnya empati terhadap orang lain, kita dihadapkan pada tantangan untuk memahami dan berinteraksi dengan individu yang mungkin memiliki gangguan kepribadian narsistik.
Menurut Suhartanti (2016) gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi mental yang ditandai oleh pola perilaku yang berlebihan dalam hal rasa penting diri, kebutuhan akan pujian dan
pengakuan, serta kurangnya empati terhadap orang lain. Individu dengan gangguan narsistik cenderung memiliki pandangan yang sangat tinggi terhadap diri sendiri, merasa bahwa mereka lebih istimewa daripada orang lain, dan sering mengharapkan perlakuan istimewa tanpa memperhatikan perasaan atau kebutuhan orang lain.
Orang dengan sifat narsistik seringkali sulit menerima kritik dan merasa terlalu superior untuk mengakui kesalahan atau kelemahan mereka. Mereka cenderung menuntut perhatian yang berlebihan, membanggakan diri, dan memiliki kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat. Kondisi ini dapat mengakibatkan konflik dalam hubungan pribadi, pekerjaan, dan kehidupan sosial.
The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM – V) mengkaji beberapa karakteristik gangguan kepribadian narsistik, diantaranya;
1. Memiliki perasaan hebat bahwa dirinya adalah individu yang penting
2. Asyik dengan fantasi tanpa batas
3. Keyakinan bahwa dirinya merupakan individu yang “istimewa dan unik”
4. Kebutuhan yang berlebih untuk dikagumi, dipuja, serta diperhatikan
5. Memiliki perasaan bernama besar
6. Eksploitatif secara interpersonal
7. Kurang memiliki empati
8. Memiliki perasaan iri terhadap orang lain, atau percaya bahwa orang lain iri terhadap dirinya 9. Menunjukkan perilaku atau sikap yang sombong.
Dengan menyadari karakteristik tersebut, perlu adanya langkah-langkah dalam mengatasi dan membantu individu yang mungkin mengalami gangguan kepribadian narsistik. Fausiah dan Widury (2005) menguraikan beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi gangguan kepribadian narsistik yang belum kronis. Pertama, adalah melatih diri untuk melihat orang lain secara positif, dengan mengembangkan keyakinan bahwa orang lain juga memiliki kelebihan dan keistimewaan. Kedua, adalah mengambil hikmah dan pembelajaran dari sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh orang lain. Ketiga, adalah menjaga sikap sederhana yang proporsional untuk menghindari jatuh ke dalam pola hidup yang hedonis. Keempat, adalah berlatih untuk bersikap rendah hati dengan mempelajari dari pengalaman orang lain, membaca literatur, dan mengevaluasi perilaku sehari-hari. Terakhir, adalah melakukan koreksi terhadap ucapan, perilaku, dan sikap yang mencerminkan kesombongan, dengan merenungkan dampak dari tindakan tersebut. Dalam penanganan gangguan kepribadian narsistik, kesadaran, pemahaman, dan dukungan adalah kunci utama untuk membantu individu tersebut dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dan menuju perjalanan pemulihan yang lebih seimbang.
Daftar Pustaka
DSM-5. (2013). The Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder Fifth Edition. Washington DC: American Psychiatric Publishing
Fausiah & Widury, J (2005), Psikologi Abnormal: Klinis Dewasa, Jakarta : Universitas Indonesia
Suhartanti, L. (2016). Pengaruh kontrol diri terhadap narcissistic personality disorder pada pengguna Instagram di SMA N 1 Seyegan.Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 5(8).
0 komentar:
Posting Komentar