MEMAHAMI MENDALAM TENTANG GANGGUAN KESEHATAN MENTAL KECEMASAN SOSIAL
Tugas Individu Abnormalitas
Dosen Pengampu: FX. Wahyu Widiatoro, S.Psi., MA
Disusun oleh
Irmawati
22310410031
Psikologi SP
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Anxiety Social Disorder atau Gangguan kecemasan sosial adalah sebuah gangguan Kesehatan atau suatu kondisi individu yang tidak merasakan nyaman atau merasakan cemas atau panik ketika berada pada lingkungan sosial, kondisi yang dihadapi pada pengidap ini lebih takut akan kehidupan bersosial atau takut dengan keramaian, rasa canggung dan kagok didepan umum dan takut akan sebuah penilaian dirinya terhadaporang lain. Gangguan ini sangat kompleks ketika seseorang disekitarnya tidak mengetahui dengan pasti adanya gangguan ini, karena individu yang mempunyai gangguan ini harus bisa disikapi dengan baik dikarenakan dapat membuat panik dan cemas yang berlebihan yang diakibatkan bisa membuat sebuah kepanikan yang dapat berujung malapetaka seperti depresi, kejang dll.
Blanco & Schneier (1997) menyatakan bahwa gangguan kecemasan sosial dapat muncul pada individu yang sejak kecil mengalami penolakan dari lingkungannya. Dukungan sosial memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan psikologis seseorang, dan salah satu bentuk dukungan sosial yang signifikan bagi remaja adalah dukungan dari teman sebaya.
Pengidap OCD pada umumnya menunjukkan reaksi ekstrem terhadap peristiwa yang timbul menjadi penyebab utama kecemasan itu muncul dilingkungan mereka. Serta kemampuan penyesuaian diri, pemikiran negative (negative thinking), tekanan lingkungan, problematika di keluarga, dan pengalaman traumatis, phobia, masalah kehidupan, dan pendidikan yang salah. Tidak hanya itu factor internal seperti kurangnya percaya diri, kurangnya bentuk penghargaan pada diri sendiri, tingkat kesepian seseorang diyakini dapat menjadi factor penyebab gangguan kecemasan ini muncul. (Hayati & Tohari, 2022)
Individu yang mengidap gangguan kecemasan sosial umumnya memiki ciri – ciri yang dapat diamati dari sikap menghindar dalam situasi sosial yang ditakuti, perasaan malu, perubahan fisiologis, dan takut menjadi pusat perhatian. Menurut Kearney mengemukakan bahwa tiga ciri awal individu pengidap gangguan ini yaitu sebagai berikut :
1. Ciri – ciri fisiologis seperti detak jantung sangat cepat, tubuh gemetar dan berkeringat, sesak nafas, tegang pada otot – otot, sakit perut, wajah memerah, diare, dan menjadi sangat sensitive.
2. Ciri – ciri kognitif seperti memiliki rasa takut berlebihan, khawatir berlebih, merendahkan diri hingga tidak mampu, berprasangka yang tidak baik, berfikir semua tidak bisa dikendalikan atau apatis, ingin menyendiri dan jauh dari keramaian, dan overthingking laiinya.
3. Ciri ciri behavioral dapat ditandai dengan perilaku menghindar dari orang lain dan memperlihatkan Upaya untuk menyembunyikan reaksi, sulit berbicara, menghindari kontak mata, kegelisahan, melarikan diri, mencari penentram hati, kurangnya kontak mata, menangis, suara gemetar, diam, menutupi diri dari orang dan penarikan diri dari Masyarakat. (18102020004_BAB-I_IV-Atau-V_DAFTAR-PUSTAKA, n.d.)
Pada umumnya pengidap gangguan kecemasan sosial ini akan merasakan sebuah focus dan perhatian menuju pada dirinya, serta dihantui pada perasaaan negative dan ketakutan terhadap dirinya dengan penilaian orang lain serta individu akan merasa dihakimi terhadap pikirannya sendiri atas keramaian sosial yang dihadapi individu tersebut. Pada kenyataannya banyak yang tidak tahu dan lebih menghakimi mereka dan mengkritik terhadap pengidap gangguan tersebut.
Terkadang, menghadapi seseorang dengan gangguan kecemasan sosial bisa membingungkan. Mungkin terdapat kesenjangan antara apa yang kita lihat dari luar dan apa yang mereka rasakan di dalam. Namun, penting untuk tetap berusaha memahami pengalaman mereka. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi bisa menjadi langkah pertama yang sangat membantu. Ajukan pertanyaan dengan penuh empati untuk mengetahui bagaimana Anda dapat memberikan dukungan terbaik bagi mereka. Mungkin mereka membutuhkan ruang untuk menjauh dari situasi sosial yang menekan, atau mungkin mereka merasa lebih nyaman jika Anda mendampingi mereka dalam aktivitas sosial. Tetaplah terbuka untuk mendiskusikan solusi bersama, dan dorong mereka untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan. Dengan pendekatan yang sensitif dan pengertian, Anda dapat menjadi sumber dukungan yang sangat berarti bagi mereka dalam mengatasi gangguan kecemasan sosial. (Febriyana, n.d.)
Teruntuk kita pengidap atau mempunyai ciri – ciri diatas yang sudah kita ulas demikian mencegah dan mengatasi kecemasan sosial memerlukan pendekatan yang holistik dan terstruktur. Langkah-langkah preventif dapat mencakup membangun kepercayaan diri, menghadapi situasi sosial secara bertahap, dan mempraktikkan teknik relaksasi. Penting juga untuk menjaga gaya hidup sehat yang mencakup pola makan seimbang, istirahat yang cukup, dan aktivitas fisik teratur. (Rachmawaty et al., 2015)
Di sisi lain, strategi untuk mengatasi kecemasan sosial bisa melibatkan terapi kognitif perilaku (CBT) untuk mengubah pola pikir dan perilaku negatif. Pengobatan seperti antidepresan juga dapat membantu dalam mengelola gejala yang berat. Dukungan sosial dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan juga memiliki peran penting dalam menghadapi kecemasan sosial. Melalui latihan sosialisasi yang berulang dan mencari bantuan dari profesional jika diperlukan, individu dapat membangun keterampilan sosial mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. (Hayati & Tohari, 2022)
Daftar Pustaka
18102020004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA. (n.d.).
Febriyana, F. (n.d.). ANALISIS STUDI KASUS KLIEN DENGAN GANGGUAN KECEMASAN (ANXIETY DISORDER). 2(2). https://doi.org/10.53947/perspekt.v2i2.281
Hayati, S. A., & Tohari, S. (2022). Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dalam Menurunkan Social Anxiety Disorder (SAD) dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) Pada Remaja. Bulletin of Counseling and Psychotherapy, 4(2), 153–159. https://doi.org/10.51214/bocp.v4i2.163
Rachmawaty, F., Psikologi, F., Merdeka, U., & Pengantar, M. (2015). Peran Pola Asuh Orang Tua terhadap Kecemasan Sosial pada Remaja (Vol. 10, Issue 1).
0 komentar:
Posting Komentar