BERPIKIR INOVATIF DALAM PETERNAKAN DENGAN CARA
MENINGKATKAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS TERNAK
PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 3 – Berperilaku
Inovatif
Dosen Pengampu : Dr.Dra.Arundita Shinta, MA.
EDWIN DWI YUNIARTO
21310410203
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Kegiatan sehari-hari saya adalah
seorang mahasiswa dan pekerja. Saya juga menjalani pekerjaan sampingan yang
saya jadikan hobi, yaitu beternak kambing, burung dara, burung murai, dan ayam.
Meskipun ini dimulai sebagai kegiatan yang menyenangkan, beternak juga membawa
tantangan tersendiri, terutama dalam hal mengelola waktu, merawat hewan, dan
meningkatkan hasil peternakan. Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, saya
menyadari bahwa berpikir inovatif adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas ternak yang saya kelola. Psikologi inovasi memainkan peran
penting dalam membantu saya mencari solusi kreatif dan menerapkannya dalam
kegiatan sehari-hari saya sebagai peternak.
Berpikir inovatif dalam peternakan
bukan hanya tentang memperkenalkan teknologi baru, tetapi juga mengadaptasi dan
menciptakan metode yang lebih efektif untuk mengelola ternak dan meningkatkan
hasil yang diperoleh. Dalam pengalaman saya, inovasi dapat datang dari banyak
aspek, mulai dari cara pemberian pakan, perawatan, hingga pengelolaan waktu dan
sumber daya. Sebagai contoh, dalam merawat kambing, saya mencoba berbagai
teknik pemberian pakan yang lebih terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan
kambing pada setiap tahap pertumbuhannya. Alih-alih memberikan pakan secara
acak, saya mulai membuat jadwal pemberian pakan yang lebih tepat dan terukur,
sehingga dapat mengurangi pemborosan pakan dan memastikan kambing mendapatkan
nutrisi yang optimal. Selain itu, dengan memahami pola makan kambing, saya
dapat menghemat biaya pembelian pakan dan meningkatkan produktivitas ternak.
Bagi burung dara, hobi saya adalah
mengikutkan mereka dalam lomba burung dara yang sering diadakan. Untuk
meningkatkan performa burung dara, saya terus mengembangkan teknik pelatihan
yang lebih efektif, termasuk pemilihan pakan yang mendukung kesehatan dan
kekuatan fisik burung. Saya juga memperkenalkan variasi latihan untuk
meningkatkan ketahanan dan keterampilan terbang burung dara, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan peluang mereka untuk memenangkan lomba. Inovasi
dalam hal perawatan dan pelatihan ini telah memberikan dampak positif pada
hasil lomba yang saya ikuti. Menerapkan inovasi dalam peternakan bukanlah hal
yang mudah. Banyak peternak yang merasa ragu untuk mencoba metode baru karena
takut gagal atau tidak yakin akan hasilnya. Dalam konteks ini, psikologi
inovasi berperan penting untuk membantu saya mengatasi hambatan mental dan
psikologis yang sering muncul ketika mencoba hal-hal baru.
Sebagai contoh, pada awalnya saya
ragu untuk mencoba metode pemberian pakan yang lebih terstruktur, khawatir jika
cara tersebut tidak efektif atau justru membuang waktu. Namun, dengan
pendekatan psikologi inovasi, saya belajar untuk melihat kegagalan sebagai
bagian dari proses eksperimen yang wajar. Saya menyadari bahwa kesalahan adalah
peluang untuk belajar dan meningkatkan metode yang saya terapkan. Selain itu, psikologi inovasi juga mengajarkan
pentingnya ketekunan dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan. Saya belajar
untuk tidak takut gagal dan tetap terbuka terhadap ide-ide baru, meskipun
awalnya hasilnya tidak sesuai harapan. Dengan pemikiran ini, saya semakin
percaya diri untuk bereksperimen dengan berbagai teknik baru dalam perawatan
ternak saya, yang akhirnya membawa peningkatan efisiensi dalam pengelolaan
ternak.
Inovasi dalam peternakan juga bisa
melibatkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Dalam merawat hewan ternak, saya mulai memanfaatkan aplikasi untuk mencatat
jadwal pemberian pakan, vaksinasi, dan catatan kesehatan ternak. Aplikasi ini
membantu saya untuk lebih mudah memantau kondisi hewan, memastikan mereka
mendapat perhatian yang tepat, dan menghindari kelalaian dalam perawatan.
Penggunaan teknologi ini menghemat waktu saya dan memastikan bahwa saya dapat
merawat hewan ternak dengan lebih efisien. Selain itu, manajemen waktu yang
baik juga merupakan bagian penting dari inovasi dalam peternakan. Mengingat
saya juga memiliki pekerjaan tetap dan hobi lain yang menyita waktu, saya mulai
membuat jadwal yang lebih terstruktur untuk setiap kegiatan, termasuk memberi
makan kambing, merawat burung dara, dan melatih burung murai serta ayam. Dengan
membagi waktu secara lebih efisien, saya dapat memastikan bahwa setiap kegiatan
mendapat perhatian yang cukup, tanpa mengorbankan kualitas perawatan ternak
saya.
Salah satu aspek penting dari
berpikir inovatif dalam peternakan adalah keberlanjutan. Saya selalu berusaha
untuk membuat peternakan saya lebih ramah lingkungan dan hemat biaya. Sebagai
contoh, limbah ternak seperti kotoran kambing dan burung saya manfaatkan
sebagai pupuk organik untuk tanaman di sekitar peternakan. Ini tidak hanya
mengurangi pemborosan, tetapi juga mengurangi ketergantungan saya pada pupuk
kimia yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan. Selain itu, saya juga mulai
berfokus pada pemeliharaan ternak dengan cara yang lebih efisien dan lebih
murah. Mengurangi biaya operasional melalui inovasi dalam pemeliharaan dan
pengelolaan ternak membantu meningkatkan keuntungan dari kegiatan peternakan
saya. Keberlanjutan ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial tetapi juga
memberikan dampak positif pada lingkungan dan kesejahteraan ternak.
Berpikir inovatif dalam peternakan
tidak hanya membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga
menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan ternak. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip psikologi inovasi, saya dapat terus mengembangkan
cara-cara yang lebih efektif dalam merawat kambing, burung dara, burung murai,
dan ayam. Inovasi ini memungkinkan saya untuk mengelola waktu dan sumber daya
dengan lebih baik, meningkatkan hasil peternakan, serta menciptakan
keseimbangan dalam menjalani berbagai peran dalam hidup saya. Dengan pendekatan
inovatif, saya yakin peternakan saya akan berkembang menjadi lebih efisien,
produktif, dan berkelanjutan.
Referensi
Amabile, T. M. (1996). Creativity
in Context: Update to "The Social Psychology of Creativity."
Boulder, CO: Westview Press.
Bessant, J., & Tidd, J. (2015). Innovation
and Entrepreneurship: Managing Ideas, Projects, and Organizations. Wiley.
Drucker, P. F. (1985). Innovation
and Entrepreneurship: Practice and Principles. New York: Harper & Row..
Fuglsang,
L., & Sundbo, J. (2005). Innovation as a Process: A Framework for
Analysis. Routledge.
Robinson,
R. B., & Pearce, J. A. (1988). Planned Change and Innovation in
Organizations. Academy of Management Review, 13(3), 554-567.
Schilling,
M. A. (2013). Strategic Management of Technological Innovation.
McGraw-Hill Education.
0 komentar:
Posting Komentar