Minggu, 01 Desember 2024

E3-Berperilaku Inovatif: Berpikir Secara Inovatif Dalam Peternakan Dengan Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Ternak oleh Edwin Dwi Yuniarto_21310410203_Psikologi Inovasi

 

BERPIKIR INOVATIF DALAM PETERNAKAN DENGAN CARA MENINGKATKAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS TERNAK

 

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 3 – Berperilaku Inovatif

Dosen Pengampu : Dr.Dra.Arundita Shinta, MA.



EDWIN DWI YUNIARTO

21310410203

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2024

Kegiatan sehari-hari saya adalah seorang mahasiswa dan pekerja. Saya juga menjalani pekerjaan sampingan yang saya jadikan hobi, yaitu beternak kambing, burung dara, burung murai, dan ayam. Meskipun ini dimulai sebagai kegiatan yang menyenangkan, beternak juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal mengelola waktu, merawat hewan, dan meningkatkan hasil peternakan. Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, saya menyadari bahwa berpikir inovatif adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas ternak yang saya kelola. Psikologi inovasi memainkan peran penting dalam membantu saya mencari solusi kreatif dan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari saya sebagai peternak.

Berpikir inovatif dalam peternakan bukan hanya tentang memperkenalkan teknologi baru, tetapi juga mengadaptasi dan menciptakan metode yang lebih efektif untuk mengelola ternak dan meningkatkan hasil yang diperoleh. Dalam pengalaman saya, inovasi dapat datang dari banyak aspek, mulai dari cara pemberian pakan, perawatan, hingga pengelolaan waktu dan sumber daya. Sebagai contoh, dalam merawat kambing, saya mencoba berbagai teknik pemberian pakan yang lebih terstruktur dan sesuai dengan kebutuhan kambing pada setiap tahap pertumbuhannya. Alih-alih memberikan pakan secara acak, saya mulai membuat jadwal pemberian pakan yang lebih tepat dan terukur, sehingga dapat mengurangi pemborosan pakan dan memastikan kambing mendapatkan nutrisi yang optimal. Selain itu, dengan memahami pola makan kambing, saya dapat menghemat biaya pembelian pakan dan meningkatkan produktivitas ternak.

          

Bagi burung dara, hobi saya adalah mengikutkan mereka dalam lomba burung dara yang sering diadakan. Untuk meningkatkan performa burung dara, saya terus mengembangkan teknik pelatihan yang lebih efektif, termasuk pemilihan pakan yang mendukung kesehatan dan kekuatan fisik burung. Saya juga memperkenalkan variasi latihan untuk meningkatkan ketahanan dan keterampilan terbang burung dara, yang pada gilirannya dapat meningkatkan peluang mereka untuk memenangkan lomba. Inovasi dalam hal perawatan dan pelatihan ini telah memberikan dampak positif pada hasil lomba yang saya ikuti. Menerapkan inovasi dalam peternakan bukanlah hal yang mudah. Banyak peternak yang merasa ragu untuk mencoba metode baru karena takut gagal atau tidak yakin akan hasilnya. Dalam konteks ini, psikologi inovasi berperan penting untuk membantu saya mengatasi hambatan mental dan psikologis yang sering muncul ketika mencoba hal-hal baru.

Sebagai contoh, pada awalnya saya ragu untuk mencoba metode pemberian pakan yang lebih terstruktur, khawatir jika cara tersebut tidak efektif atau justru membuang waktu. Namun, dengan pendekatan psikologi inovasi, saya belajar untuk melihat kegagalan sebagai bagian dari proses eksperimen yang wajar. Saya menyadari bahwa kesalahan adalah peluang untuk belajar dan meningkatkan metode yang saya terapkan.  Selain itu, psikologi inovasi juga mengajarkan pentingnya ketekunan dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan. Saya belajar untuk tidak takut gagal dan tetap terbuka terhadap ide-ide baru, meskipun awalnya hasilnya tidak sesuai harapan. Dengan pemikiran ini, saya semakin percaya diri untuk bereksperimen dengan berbagai teknik baru dalam perawatan ternak saya, yang akhirnya membawa peningkatan efisiensi dalam pengelolaan ternak.

Inovasi dalam peternakan juga bisa melibatkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dalam merawat hewan ternak, saya mulai memanfaatkan aplikasi untuk mencatat jadwal pemberian pakan, vaksinasi, dan catatan kesehatan ternak. Aplikasi ini membantu saya untuk lebih mudah memantau kondisi hewan, memastikan mereka mendapat perhatian yang tepat, dan menghindari kelalaian dalam perawatan. Penggunaan teknologi ini menghemat waktu saya dan memastikan bahwa saya dapat merawat hewan ternak dengan lebih efisien. Selain itu, manajemen waktu yang baik juga merupakan bagian penting dari inovasi dalam peternakan. Mengingat saya juga memiliki pekerjaan tetap dan hobi lain yang menyita waktu, saya mulai membuat jadwal yang lebih terstruktur untuk setiap kegiatan, termasuk memberi makan kambing, merawat burung dara, dan melatih burung murai serta ayam. Dengan membagi waktu secara lebih efisien, saya dapat memastikan bahwa setiap kegiatan mendapat perhatian yang cukup, tanpa mengorbankan kualitas perawatan ternak saya.

Salah satu aspek penting dari berpikir inovatif dalam peternakan adalah keberlanjutan. Saya selalu berusaha untuk membuat peternakan saya lebih ramah lingkungan dan hemat biaya. Sebagai contoh, limbah ternak seperti kotoran kambing dan burung saya manfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman di sekitar peternakan. Ini tidak hanya mengurangi pemborosan, tetapi juga mengurangi ketergantungan saya pada pupuk kimia yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan. Selain itu, saya juga mulai berfokus pada pemeliharaan ternak dengan cara yang lebih efisien dan lebih murah. Mengurangi biaya operasional melalui inovasi dalam pemeliharaan dan pengelolaan ternak membantu meningkatkan keuntungan dari kegiatan peternakan saya. Keberlanjutan ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan dan kesejahteraan ternak.

Berpikir inovatif dalam peternakan tidak hanya membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dalam pengelolaan ternak. Dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi inovasi, saya dapat terus mengembangkan cara-cara yang lebih efektif dalam merawat kambing, burung dara, burung murai, dan ayam. Inovasi ini memungkinkan saya untuk mengelola waktu dan sumber daya dengan lebih baik, meningkatkan hasil peternakan, serta menciptakan keseimbangan dalam menjalani berbagai peran dalam hidup saya. Dengan pendekatan inovatif, saya yakin peternakan saya akan berkembang menjadi lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan.

 

 

Referensi

Amabile, T. M. (1996). Creativity in Context: Update to "The Social Psychology of Creativity." Boulder, CO: Westview Press.

Bessant, J., & Tidd, J. (2015). Innovation and Entrepreneurship: Managing Ideas, Projects, and Organizations. Wiley.

Drucker, P. F. (1985). Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles. New York: Harper & Row..

            Fuglsang, L., & Sundbo, J. (2005). Innovation as a Process: A Framework for Analysis. Routledge.

            Robinson, R. B., & Pearce, J. A. (1988). Planned Change and Innovation in Organizations. Academy of Management Review, 13(3), 554-567.

            Schilling, M. A. (2013). Strategic Management of Technological Innovation. McGraw-Hill Education.

           

 

0 komentar:

Posting Komentar