INOVASI MENGOLAH MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN RAMAH
LINGKUNGAN: ShooteBreeze
MATA KULIAH PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 3-BERPERILAKU INOVATIF
DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.
AISYAH ZULAINA
22310410067
PSIKOLOGI SJ
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
DESEMBER 2024
Minyak goreng merupakan minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewani
yang dimurnikan berbentuk cair dalam suhu ruang dan biasanya digunakan untuk
menggoreng makanan. Pada dasarnya minyak yang baik adalah minyak yang
mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan
asam lemah jenuhnya (Kusumaningtyas, 2018:202). Lain halnya dengan minyak yang
telah lama dipanaskan secara berulang, minyak tersebut akan menghasilkan
senyawa peroksida yang bersifat racun bagi tubuh yang biasa disebut dengan
minyak jelantah. Pada umumnya minyak jelantah memiliki bilangan peroksida 20-40meq/kg sehingga tidak memenuhi standar mutu kesehatan (Thadeus,2012:130).
Pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan industri dan makanan siap saji
menyebabkan minyak goreng bekas atau minyak jelantah yang dihasilkan dalam
jumlah yang cukup tinggi (Riyanta,2016:118). Limbah rumah tangga juga tidak
dapat dipisahkan dari minyak jelantah sebagai sisa penggorengan di dapur. Dengan
perkembangan industri dan makanan memang membawa dampak positif bagi masyarakat
di bidang ekonomi, namun menimbulkan dampak negatif dan kurang menguntungkan
bagi lingkungan. Terlebih hanya segelintir masyarakat saja yang mampu
memanfaatkan sampah menjadi barang yang berguna, seperti pemanfaatan minyak
jelantah menjadi sabun padat yang ramah lingkungan.
Dengan keterbatasan dan kurangnya edukasi tentang pengolahan sampah seperti
minyak jelantah ini, masyarakat biasanya membuang sembarangan sehingga
mencemari air tanah dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, masyarakat perlu
dikenalkan ide kreatif/inovasi dalam rangka meminimalisir limbah rumah tangga
maupun industri terutama yang berpotensi merusak lingkungan. Limbah minyak
jelantah yang dihasilkan dari sisa penggorengan di dapur atau pedagang gorengan
dapat diolah kembali menjadi sabun. Minyak jelantah tersebut dapat diolah
menjadi bahan baku pembuatan sabun sebagai solusi permasalahan sampah hasil produksi
makanan dan rumah tangga.
Peralatan yang dibutuhkan seperti sendok kayu atau stainless steel dengan gagang
yang panjang, wadah untuk mencampurkan minyak dengan bahan lainnya, cetakan
lucu agar hasil sabun menarik, kain lap untuk menjaga kebersihan, dan sarung
tangan karet. Sedangkan bahan yang dibutuhkan meliputi 500 ml minyak jelantah
yang sudah disaring sehingga kotoran dari sisa penggorengan tidak ikut
tercampur, 65 gram soda api, 150 ml air biasa, pewangi dan pewarna serta bahan
penenang kulit opsional.
Selanjutnya, langkah-langkahnya cukup mudah untuk diikuti pertama campurkan
soda api dengan air dan aduk hingga soda api larut. Diamkan sejenak hingga
percampuran air dengan soda api tidak lagi bereaksi panas atau diamkan hingga
dingin. Tuangkan larutan soda api yang sudah dingin ke dalam wadah berisi
minyak jelantah secara perlahan sembari menambahkan pewarna dan pewangi jika ada
dan aduk hingga tercampur merata. Larutan soda api yang masih bereaksi panas
bila langsung dicampur dengan minyak hasilnya akan menggumpal dan adonan tidak
tercampur sehingga sabun yang dihasilkan tidak akan padat sempurna. Lalu tuang
adonan tadi ke dalam cetakan yang sudah ada, buatlah serapi dan sebersih mungkin. Lalu diamkan hingga adonan mengeras. Ketika adonan sudah mengeras, bisa
dikeluarkan dari cetakan. Pada umumnya, sabun dari minyak jelantah ini
memerlukan waktu curing selama 4-6 minggu agar reaksi dari soda api juga ikut
teruar ketika dijemur/didiamkan sehingga tidak menimbulkan efek perih/panas dan
gatal pada kulit. Proses curing ini juga bertujuan untuk memastikan soda api
sudah ternetralisir, air menguap dengan sempurna, dan meningkatkan kualitas
sabun.
Soda api merupakan bahan yang bisa merusak kulit jika tidak terproses
dengan benar, maka dari itu untuk mengurangi efek gatal dan panas dapat
melakukan cara seperti proses reaksi antara minyak jelantah dan soda api
berlangsung dengan sempurna dan soda api telarut sepenuhnya. Pastikan waktu dan
suhu pencampuran sudah sesuai prosedur, menambah minyak lemak alami seperti minyak
zaitun atau minyak kelapa dapat membantu menetralkan efek soda api dan membuat
sabun lebih aman di kulit, atau aloevera sebagai penenang kulit, selanjutnya
biarkan sabun matang selama beberapa minggu, dan tes sensitivitas.
Dengan menyadari permasalahan minyak jelantah, lalu adanya pengetahuan tentang saponifikasi dan melakukan eksperimen, mencari cara agar menghasilkan minyak jelantah yang lebih bersih dan jernih dengan menyaringnya terlebih dahulu, menambahkan minyak zaitun atau aloevera pada bahan yang diperlukan merupakan proses kreativitas bagi saya dalam menghasilkan ide kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan minyak jelantah menjadi sabun ramah lingkungan. Keunggulannya meliputi mengurangi limbah minyak jelantah yang biasanya dibuang begitu saja, mengurangi pencemaran air dan tanah, produk ini menjadi bukti nyata bahwa sampah atau limbah dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai. Sabun ini dapat menjadi peluang usaha baru yang dapat dipasarkan sebagai produk ramah lingkungan yang mungkin diminati oleh konsumen modern. Seperti yang saya lakukan, yaitu mengedukasi diri saya sendiri dari berbagai referensi, berani melakukan eksperimen dan berpikir kreatif lalu menjualnya di platform media sosial, berikut link penjualan produk saya https://vt.tokopedia.com/t/ZS6NP4dv9/
Inovasi membutuhkan pola pikir terbuka, tetapi sering kali individu
terjebak dalam bias kognitif seperti ketidakmampuan melihat cara baru dan atau
mengikuti pola pikir mayoritas, keengganan dan rasa malas mencoba atau
bereksperimen. Sehingga perlu adanya pelatihan untuk berpikir kreatif dan
lateral serta mendorong eksplorasi ide yang tidak familiar. Inovasi juga
terkadang mendapatkan penolakan dari masyarakat karena dianggap tidak aman atau
tidak sesuai dengan produk sabun biasanya, sehingga perlu adanya edukasi publik
atau kampanye pemasaran yang efektif pada produk, hal ini mengembangkan
strategi dan memahami resistensi dalam psikologi inovasi.
Referensi:
Aisyah, D.S, dkk. (2021). Pemanfaatan Sabun Padat dari Minyak Jelantah
sebagai Solusi Permasalahan Limbah Rumah Tangga dan Home Industri. PROCEEDINGS:
UIN Sunan Gunung Djati Bandung Vol.1, No.31, halaman 47-60.
https://youtu.be/4b8WkercMRY?si=9sM8llU6GuiDvGdE
0 komentar:
Posting Komentar