Minggu, 01 Desember 2024

Esai 5-Perubahan Diri_Khanifatu Zahro_21310410053_Efek Jogging Terhadap Kesehatan Mental Menumbuhkan Disiplin dan Komitmen_Psikologi Inovasi

 

EFEK JOGGING TERHADAP KESEHATAN MENTAL: MENUMBUHKAN DISIPLIN DAN KOMITMEN

ESAI 5 BERPERILAKU PERUBAHAN DIRI


Nama : Khanifatu Zahro

Nim : 21310410053

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2024

Perubahan diri melibatkan transformasi pola pikir, kebiasaan, dan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam psikologi inovasi, olahraga seperti jogging menjadi sarana efektif untuk mendukung perubahan ini. Jogging tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental, seperti mengurangi stres, kecemasan, dan depresi melalui pelepasan endorfin yang menumbuhkan kebahagiaan dan kepercayaan diri (Haryadi & Setiawan, 2022). Aktivitas ini juga melatih disiplin diri dan memberikan rasa pencapaian. Peningkatan jarak tempuh secara bertahap mencerminkan adaptasi fisik dan mental, memperkuat motivasi intrinsik serta keyakinan bahwa usaha yang konsisten menghasilkan perubahan positif, atau dikenal sebagai self-efficacy reinforcement (Suharto, 2021). Strategi dalam Mencapai Perubahan

       Melibatkan penambahan waktu dan jarak secara perlahan.

       Melakukan evaluasi mingguan untuk menyesuaikan latihan sesuai kebutuhan individu.

Selama 16 hari dalam 8 minggu, terdapat progres signifikan dalam durasi dan jarak jogging, menunjukkan kemampuan adaptasi dan penguatan diri secara holistik. Berikut tabel pencapaian jogging.

H

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

W

60

60

60

60

65

65

65

65

70

70

70

70

75

75

75

75

J

3,9

4.19

4,42

4,68

4,79

4,85

4,91

4,93

5.38

5.7

5.97

6.3

6.5

6.89

7.1

7.53

H = hari, W = waktu J = jarak (KM)

H = hari, W = waktu J = jarak (KM)

Tabel 1 memperlihatkan bahwa saya sudah melakukan pengubahan diri melalui kegiatan jogging selama 8 minggu, mulai 16 September - 7 November 2024. Dari data diatas dapat disimpilkan :

  1. Pada hari pertama hingga hari keempat, waktu joging tetap selama 60 menit, namun jarak yang ditempuh meningkat dari 3,9 km menjadi 4,68 km. Ini menunjukkan fase adaptasi awal di mana tubuh mulai terbiasa dengan ritme olahraga. Dari sisi psikologi, individu mungkin menghadapi tantangan motivasi seperti rasa lelah awal atau keinginan untuk berhenti.
  2. Memasuki hari kelima hingga hari kesembilan, waktu joging bertambah menjadi 65 menit, menghasilkan peningkatan jarak hingga 5,7 km. Fase ini mencerminkan kemajuan signifikan dalam stamina dan konsistensi. Secara psikologis, individu mulai merasakan manfaat seperti peningkatan mood akibat pelepasan endorfin dan peningkatan rasa percaya diri karena capaian fisik yang meningkat.
  3. Pada hari kesepuluh hingga keenam belas, waktu joging meningkat lagi menjadi 70 hingga 75 menit, dengan jarak mencapai 7,53 km pada hari terakhir. Periode ini menunjukkan fase optimalisasi di mana individu mulai merasakan kemampuan puncak.

Walaupun seperti itu berikut adalah tantangan-tantangan dalam proses pengubahan diri tersebut:

       Kelelahan Fisik: pada awal menjalani aktivitas jogging, tubuh mengalami penyesuaian terhadap intensitas dan durasi latihan yang meningkat. Hal ini sering kali menjadi tantangan fisik utama karena tubuh belum terbiasa dengan beban baru yang diterima. Rasa lelah yang luar biasa dapat menyebabkan otot-otot terasa nyeri, tubuh terasa sangat capek, hingga muncul keinginan untuk berhenti berlatih. Selain itu, saat tubuh mengalami ketidaknyamanan atau rasa sakit, motivasi untuk melanjutkan jogging cenderung menurun, dan individu sering kali merasa sulit untuk tetap berkomitmen pada rutinitas olahraga..

       Motivasi Konsisten: menjaga motivasi untuk terus jogging juga menjadi tantangan tersendiri. Rasa malas sering muncul, terutama ketika hasil dari jogging  seperti penurunan berat badan atau peningkatan stamina tidak langsung terlihat. Kondisi ini dapat memengaruhi semangat individu untuk berolahraga secara rutin. Kesulitan ini menjadi lebih besar jika seseorang tidak memiliki tujuan yang jelas atau dukungan yang cukup dari lingkungan sekitar. Tanpa motivasi yang kuat, mudah bagi individu untuk menyerah dan kembali ke pola hidup yang kurang aktif.

       Gangguan Eksternal: Faktor eksternal seperti cuaca, jadwal kerja yang padat, atau tekanan sosial dapat menghambat konsistensi dalam jogging. Cuaca yang buruk, seperti hujan atau panas ekstrem, sering kali membuat seseorang menunda atau bahkan membatalkan rencana olahraga. Selain itu, jadwal kerja yang sibuk dapat membuat seseorang merasa tidak punya waktu untuk jogging. Keadaan yang tidak mendukung ini memerlukan strategi adaptasi agar komitmen terhadap olahraga tetap terjaga.

Untuk menjaga komitmen jogging, tetapkan tujuan realistis, buat jadwal konsisten, catat progres harian, ingat manfaat jangka panjang, serta terapkan disiplin dan evaluasi rutin.

Dftar Pustaka

       Haryadi, A., & Setiawan, T. (2022). Pengaruh Olahraga Terhadap Kesehatan Mental: Studi Literatur. Jurnal Psikologi Indonesia, 14(3), 45-52.

       Suharto, R. (2021). Peningkatan Self-Efficacy Melalui Aktivitas Fisik Rutin. Jurnal Pendidikan Olahraga, 7(1), 12-19.

0 komentar:

Posting Komentar