EFEK JOGGING TERHADAP KESEHATAN
MENTAL: MENUMBUHKAN DISIPLIN DAN KOMITMEN
ESAI 5 BERPERILAKU PERUBAHAN DIRI
Nama : Khanifatu Zahro
Nim : 21310410053
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Perubahan diri melibatkan
transformasi pola pikir, kebiasaan, dan perilaku untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam psikologi inovasi, olahraga seperti jogging menjadi sarana efektif untuk mendukung perubahan ini. Jogging tidak hanya bermanfaat bagi
kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental, seperti mengurangi
stres, kecemasan, dan depresi melalui pelepasan endorfin yang menumbuhkan
kebahagiaan dan kepercayaan diri (Haryadi & Setiawan, 2022). Aktivitas ini
juga melatih disiplin diri dan memberikan rasa pencapaian. Peningkatan jarak
tempuh secara bertahap mencerminkan adaptasi fisik dan mental, memperkuat
motivasi intrinsik serta keyakinan bahwa usaha yang konsisten menghasilkan
perubahan positif, atau dikenal sebagai self-efficacy
reinforcement (Suharto, 2021). Strategi dalam Mencapai Perubahan
● Melibatkan penambahan waktu dan
jarak secara perlahan.
●
Melakukan evaluasi mingguan untuk menyesuaikan latihan
sesuai kebutuhan individu.
Selama 16 hari dalam 8 minggu,
terdapat progres signifikan dalam durasi dan jarak jogging, menunjukkan
kemampuan adaptasi dan penguatan diri secara holistik. Berikut tabel pencapaian
jogging.
H |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15 |
16 |
W |
60 |
60 |
60 |
60 |
65 |
65 |
65 |
65 |
70 |
70 |
70 |
70 |
75 |
75 |
75 |
75 |
J |
3,9 |
4.19 |
4,42 |
4,68 |
4,79 |
4,85 |
4,91 |
4,93 |
5.38 |
5.7 |
5.97 |
6.3 |
6.5 |
6.89 |
7.1 |
7.53 |
H = hari, W = waktu J = jarak (KM)
H = hari, W = waktu J =
jarak (KM)
Tabel 1 memperlihatkan
bahwa saya sudah melakukan pengubahan diri melalui kegiatan jogging selama 8 minggu, mulai 16
September - 7 November 2024. Dari data diatas dapat disimpilkan :
- Pada hari pertama hingga hari
keempat, waktu joging tetap selama 60 menit, namun jarak yang ditempuh
meningkat dari 3,9 km menjadi 4,68 km. Ini menunjukkan fase adaptasi awal
di mana tubuh mulai terbiasa dengan ritme olahraga. Dari sisi psikologi,
individu mungkin menghadapi tantangan motivasi seperti rasa lelah awal
atau keinginan untuk berhenti.
- Memasuki hari kelima hingga
hari kesembilan, waktu joging bertambah menjadi 65 menit, menghasilkan
peningkatan jarak hingga 5,7 km. Fase ini mencerminkan kemajuan signifikan
dalam stamina dan konsistensi. Secara psikologis, individu mulai merasakan
manfaat seperti peningkatan mood akibat pelepasan endorfin dan peningkatan
rasa percaya diri karena capaian fisik yang meningkat.
- Pada
hari kesepuluh hingga keenam belas, waktu joging meningkat lagi menjadi 70
hingga 75 menit, dengan jarak mencapai 7,53 km pada hari terakhir. Periode
ini menunjukkan fase optimalisasi di mana individu mulai merasakan
kemampuan puncak.
Walaupun seperti itu
berikut adalah tantangan-tantangan dalam proses pengubahan diri tersebut:
●
Kelelahan Fisik: pada
awal menjalani aktivitas jogging,
tubuh mengalami penyesuaian terhadap intensitas dan durasi latihan yang
meningkat. Hal ini sering kali menjadi tantangan fisik utama karena tubuh belum
terbiasa dengan beban baru yang diterima. Rasa lelah yang luar biasa dapat
menyebabkan otot-otot terasa nyeri, tubuh terasa sangat capek, hingga muncul
keinginan untuk berhenti berlatih. Selain itu, saat tubuh mengalami
ketidaknyamanan atau rasa sakit, motivasi untuk melanjutkan jogging cenderung menurun, dan individu
sering kali merasa sulit untuk tetap berkomitmen pada rutinitas olahraga..
●
Motivasi Konsisten:
menjaga motivasi untuk terus jogging juga menjadi tantangan tersendiri. Rasa
malas sering muncul, terutama ketika hasil dari jogging seperti penurunan
berat badan atau peningkatan stamina tidak langsung terlihat. Kondisi ini dapat
memengaruhi semangat individu untuk berolahraga secara rutin. Kesulitan ini
menjadi lebih besar jika seseorang tidak memiliki tujuan yang jelas atau
dukungan yang cukup dari lingkungan sekitar. Tanpa motivasi yang kuat, mudah
bagi individu untuk menyerah dan kembali ke pola hidup yang kurang aktif.
●
Gangguan Eksternal:
Faktor eksternal seperti cuaca, jadwal kerja yang padat, atau tekanan sosial
dapat menghambat konsistensi dalam jogging.
Cuaca yang buruk, seperti hujan atau panas ekstrem, sering kali membuat
seseorang menunda atau bahkan membatalkan rencana olahraga. Selain itu, jadwal
kerja yang sibuk dapat membuat seseorang merasa tidak punya waktu untuk jogging. Keadaan yang tidak mendukung
ini memerlukan strategi adaptasi agar komitmen terhadap olahraga tetap terjaga.
Untuk
menjaga komitmen jogging, tetapkan tujuan realistis, buat jadwal konsisten,
catat progres harian, ingat manfaat jangka panjang, serta terapkan disiplin dan
evaluasi rutin.
Dftar
Pustaka
● Haryadi, A., & Setiawan, T.
(2022). Pengaruh Olahraga Terhadap Kesehatan Mental: Studi Literatur. Jurnal Psikologi Indonesia, 14(3),
45-52.
● Suharto, R. (2021). Peningkatan
Self-Efficacy Melalui Aktivitas Fisik Rutin. Jurnal Pendidikan Olahraga, 7(1), 12-19.
0 komentar:
Posting Komentar