ESAI 4 - Prestasi
Austaniva
NIM
22310410060
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
November
2024
Berdiri
lebih dari separuh abad, Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) merupakan
organisasi yang menaungi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia. Di
usianya yang menginjak 53 tahun, dengan segala lika-liku perubahan zaman dan
berbagai macam tantangan, KORPRI senantiasa berupaya mengabdi kepada Ibu
Pertiwi. Maka tidak mengherankan jika tema HUT KORPRI tahun ini adalah KORPRI
untuk Indonesia.
Selain itu, dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara, KORPRI yang nantinya bertransformasi menjadi Korps Pegawai ASN RI, diharapkan dapat memperkuat jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
Pada peringatan HUT KORPRI kali ini, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi ASN di Bantul. Salah satunya, ASN di Bantul harus memperkuat integritas dan kedisiplinan di setiap lini pelayanan. Integritas dan disiplin merupakan kunci agar bisa memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat.
Tak hanya soal integritas, ASN juga harus selalu bekerja inovatif dan efisien dengan mengutamakan pelayanan yang tidak bertele-tele serta transparan. Beberapa cara yang bisa digunakan adalah memanfaatkan teknologi digital dan memperkuat E-government.
Sementara itu, sebelum acara puncak upacara peringatan HUT KORPRI, seluruh ASN di Bantul telah mengikuti berbagai kompetisi untuk menyemarakkan HUT KORPRI. Kompetisi yang dilombakan adalah KORPRI Idol baik untuk Kepala Perangkat Daerah maupun non Kepala Perangkat Daerah, stand up comedy, paduan suara, pembacaan Panca Prasetya KORPRI, hingga berbagai macam cabang olahraga. Selepas upacara, diserahkan pula penghargaan bagi ASN berkinerja tinggi melalui ajang Kartika Punggawa Projotamansari.
Dalam semarak memperingati HUT KORPRI ke-53, penulis mengikuti lomba paduan suara bersama group paduan suara dari Dinas Dikpora Kab. Bantul pada tanggal 21 November 2024. Dalam lomba paduan suara ini, setiap group wajib menyanyikan lagu Mars Korpri dan 1 lagu daerah berbahasa Jawa (bebas). Dari 59 peserta, group paduan suara Dinas Dikpora Kab. Bantul memperoleh juara 2. Juara 1 dimenangkan oleh group paduan suara dari RSUD Panembahan Senopati dan Juara 3 dimenangkan oleh group paduan suara dari Dinas Kesehatan Kab. Bantul.
Selain mengikuti lomba paduan suara, penulis juga mengikuti lomba upacara dan bertugas sebagai pembaca UUD 45 mewakili Dinas Dikpora Kab. Bantul pada tanggal 22 November 2024. Dalam lomba upacara ini, penilaian berdasarkan keterampilan dan kecakapan petugas dalam pelaksanaan tata upacara, serta ketepatan waktu. Dalam lomba upacara ini, penulis mewakili Dinas Dikpora mendapat peringkat 6 untuk pembaca UUD 45 dari 42 peserta. Walaupun penulis tidak mendapatkan juara, namun penulis senang mengikuti lomba tersebut karena bermanfaat menambah wawasan dan kepercayaan diri saat tampil di depan umum. Walaupun penulis tidak memperoleh juara, namun penulis memiliki kebanggaan tersendiri saat mengikuti lomba ini, karena dari total 42 peserta, penulis merupakan salah 1 peserta perempuan dari 4 perempuan lain yang juga mengikuti lomba upacara, terutama pembaca UUD 45.
Lomba Paduan Suara dan upacara memiliki manfaat, terutama bagi penulis yang pada dasarnya tidak memiliki bakat suara yang merdu, diantaranya adalah:
- Meningkatkan kepercayaan diri
- Mempererat jalinan persahabatan dan kekompakan kelompok
- Memberikan saluran ekspresi berkesenian
- Mengembangkat bakat, minat, dan kreativitas
- Menurunkan stress dan menenangkan suasana hati.
Kesimpulan
Lomba paduan suara bukan hanya soal bernyanyi, namun ada teknik-teknik yang harus dipelajari dan dikuasai oleh setiap anggota paduan suara. Setiap anggota akan dibagi sesuai dengan suara yang pas dengan karakter masing-masing, sehingga dapat menciptakan harmoni suara yang merdu. Selain itu, group paduan suara dituntut untuk bisa melakukan koreografi agar penampilan lebih menarik. Menjadi anggota group paduan suara merupakan pengalaman pertama penulis, selama ini penulis merasa tidak PeDe karena merasa tidak memiliki suara yang merdu. Namun, setelah mengikuti serangkaian latihan, penulis baru sadar bahwa suara bisa dilatih dan tidak perlu memaksakan diri karena dalam paduan suara akan dibentuk kelompok-kelompok suara sesuai dengan karakter anggotanya.
Lomba upacara bukan hanya soal melaksanakan tugas sesuai susunan acara, namun ada keterampilan lain yang juga harus dikuasai oleh petugas upacara. Untuk petugas pembaca UUD 45 harus memiliki keterampilan suara yang lantang, tegas, terstruktur, dan cermat dalam membaca. Teknik suara agar tidak cempreng juga perlu diperhatikan agar peserta upacara dapat dengan hikmat mengikuti upacara. Keterampilan inilah yang penulis dapatkan dari mengikuti lomba upacara, khususnya pembaca UUD 45.
Lampiran
0 komentar:
Posting Komentar