Jumat, 13 Desember 2024

Essay 5 - Psikologi Inovasi - Perkembangan joging selama 4 minggu - Syahrul Rizqi 22310410077

 Essay 5 - Perkembangan Joging Selama Empat Minggu: Pengalaman, Permasalahan, dan Solusi

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.




Syahrul Rizqi

Nim : 22310410077


UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

FAKULTAS PSIKOLOGI

YOGYAKARTA 

2024



“ Perkembangan Joging Selama Empat Minggu: Pengalaman, Permasalahan, dan Solusi “



Sebagai mahasiswa dengan aktivitas harian yang cukup padat, saya memutuskan untuk memulai program joging selama empat minggu untuk meningkatkan kebugaran dan mengatasi rasa lelah akibat tugas akademik. Menurut Warburton dan Bredin (2017), aktivitas fisik seperti joging memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan kesehatan kardiovaskular, kebugaran fisik, dan kesejahteraan psikologis. Namun, keberhasilan program latihan sangat bergantung pada konsistensi dan penyesuaian terhadap kemampuan individu. Selain itu, sebuah panduan dari National Health Service (NHS) menekankan pentingnya memulai joging dengan intensitas ringan untuk menghindari cedera dan menjaga motivasi. Menambah variasi pada rute atau latihan juga dapat membantu mengatasi kebosanan dan meningkatkan hasil latihan secara keseluruhan (NHS, 2023). Berikut adalah pengalaman saya selama program tersebut, berbagai tantangan yang dihadapi, serta solusi yang saya terapkan.  

Di minggu pertama, joging menjadi aktivitas yang cukup menantang. Saya memulai dengan durasi 15 menit per sesi, tiga kali dalam seminggu. Tantangan utama yang saya alami adalah napas cepat dan nyeri otot, terutama di kaki dan pinggang. Hal ini wajar mengingat saya belum terbiasa dengan aktivitas fisik yang terstruktur. Saya mengurangi intensitas joging dengan menyelingi lari kecil dan berjalan cepat. Selain itu, saya melakukan pemanasan sebelum joging dan pendinginan setelahnya untuk mengurangi nyeri otot.  

Memasuki minggu kedua, tubuh mulai beradaptasi, dan saya mampu joging selama 20 menit. Namun, masalah yang muncul adalah rasa malas akibat kesibukan kuliah dan tugas yang menumpuk. Kadang, saya merasa lebih mudah untuk mengabaikan jadwal joging daripada melaksanakannya. Saya membuat jadwal joging yang lebih terorganisasi dan memilih waktu pagi hari sebelum memulai aktivitas lain. Hal ini membantu saya tetap konsisten dan menjadikan joging sebagai bagian dari rutinitas.  

Di minggu ketiga, saya mulai merasakan peningkatan stamina. Jarak tempuh bertambah menjadi sekitar 3,5 km per sesi, dan saya merasa lebih segar sepanjang hari. Namun, tantangan yang muncul adalah kebosanan karena rute joging yang monoton dan kurangnya variasi. Saya mencoba mencari rute baru, seperti taman kota atau area kampus yang lebih menarik. Saya juga menambahkan interval lari cepat untuk memberikan variasi pada latihan.  

Pada minggu terakhir, saya mencapai 4,5 km per sesi dengan durasi sekitar 30 menit. Saya merasa tubuh lebih bugar, dan pernapasan menjadi lebih stabil. Namun, muncul tantangan untuk menjaga konsistensi setelah program ini selesai. Saya berkomitmen menjadikan joging sebagai bagian dari gaya hidup. Saya juga mengajak teman-teman untuk berolahraga bersama agar tetap termotivasi.  

Program joging selama empat minggu memberikan banyak manfaat bagi tubuh dan mental saya. Meski menghadapi berbagai tantangan seperti nyeri otot, rasa malas, dan kebosanan, solusi yang saya terapkan berhasil menjaga konsistensi dan meningkatkan performa. Pengalaman ini mengajarkan bahwa kebiasaan positif, jika dilakukannya dengan terencana, dapat memberikan dampak yang nyata pada kesehatan dan kualitas hidup.

Daftar Pustaka

  • Warburton, D. DE., & Bredin, S. S. D. (2017). Health benefits of physical activity: A systematic review of current systematic reviews. Current Opinion in Cardiology, 32(5), 541–556. doi:10.1097/HCO.0000000000000437.

  • NHS. (2023). Running for beginners: A guide to getting started. Retrieved from https://www.nhs.uk.

  • 0 komentar:

    Posting Komentar