Jumat, 13 Desember 2024

Essay ke-3 Berperilaku Inovatif

Nama : Putri Arumsari

Nim : 22310410074

Matkul : Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Bulan & Tahun Terbit : 14 Desember 2024

Link Jual Produk : https://youtu.be/IE4aej5kWtE?si=LCS5vTYQJZK-trn4



Permasalahan pengangguran merupakan tantangan sosial, terutama di Indonesia, di mana banyak lulusan perguruan tinggi kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka. Hal ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial, seperti peningkatan kemiskinan, kriminalitas, dan masalah kesehatan mental akibat tekanan hidup. Di sisi lain, mahasiswa juga menghadapi masalah finansial serius, di mana banyak di antara mereka harus mencari pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, yang sering mengganggu fokus pada studi dan berdampak pada prestasi akademik. Tekanan finansial ini juga memengaruhi kesehatan mental dan fisik mahasiswa, sehingga penting untuk menemukan solusi agar mereka dapat mengatasi tantangan ini tanpa mengorbankan pendidikan mereka.

Salah satu cara menanggulangi pengangguran di era sekarang bagi mahasiswa adalah dengan mendorong mereka untuk mengembangkan inovasi dalam berwirausaha, salah satunya dengan menjual produk-produk hasil daur ulang dari sampah. Usaha ini memiliki keunggulan karena modal awal yang dibutuhkan relatif kecil, sehingga cocok bagi mahasiswa yang mungkin memiliki keterbatasan dana. Selain itu, bisnis ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi juga berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan dengan mengurangi sampah yang terbuang. Meski demikian, tantangan utama dalam memulai usaha ini adalah bagaimana menarik minat konsumen agar membeli produk tersebut.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, mahasiswa perlu memanfaatkan kekuatan media sosial sebagai sarana promosi yang efektif. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube dapat digunakan untuk memperkenalkan produk secara luas, mengedukasi audiens tentang pentingnya daur ulang, dan menunjukkan proses pembuatan produk. Dengan konten yang menarik dan kreatif, mahasiswa dapat menarik perhatian banyak orang, meningkatkan kesadaran tentang produk yang dijual, dan membangun komunitas pelanggan yang loyal. Menggunakan media sosial secara maksimal dapat membantu mahasiswa menjangkau pasar yang lebih besar dan mempercepat pertumbuhan usaha mereka.



Salah satu usaha saya untuk mendapatkan uang adalah dengan membuat dan menjual kotak pensil dari bahan daur ulang, seperti kulit kacang dan kardus bekas. Namun, agar produk terlihat lebih menarik dan tahan lama, saya mengganti kardus bekas dengan kertas karton. Dengan cara ini, saya dapat membuat kotak pensil yang unik dan ramah lingkungan untuk dijual. Cara membuatnya mudah, simak langkahnya :

  1. Persiapkan bahan-bahan, Kertas karton, kulit kacang, lem kertas/alteko (atau lem apa saja yang bisa merekatkan kertas), lem putih/lem fox, gunting, dan hiasan tambahan (opsional).
  2. Gambar kerangka tabung di kertas karton dan potong mengikuti pola tersebut.
  3. Lem ujung-ujung kertas karton untuk membentuk tabung. Tunggu hingga lem mengering sepenuhnya.
  4. Potong kulit kacang menjadi bagian kecil-kecil menggunakan tangan secara manual atau dengan gunting.
  5. Oleskan lem putih/lem fox ke permukaan kertas karton yang sudah dibentuk menjadi tabung. Tempelkan potongan kulit kacang secara merata di atas permukaan kertas. Lakukan hingga selesai.
  6. Letakkan kotak pensil yang sudah dilapisi kulit kacang di tempat yang terkena sinar matahari untuk mengeringkan lem.
  7. Setelah kering, oleskan kembali lapisan lem pada kulit kacang agar terlihat lebih kinclong dan bercahaya.
  8. Biarkan kotak pensil dijemur hingga lapisan lem benar-benar kering.
  9. Jika diperlukan, tambahkan hiasan seperti pita, stiker, atau dekorasi lainnya untuk mempercantik tampilan kotak pensil.
  10. Setelah semua proses selesai, kotak pensil dari kulit kacang sudah siap untuk dijual.

 

0 komentar:

Posting Komentar