PAMER
TAS BRANDED DENGAN KONSEP RAWAT INAP
Tugas
Individu Psikologi Abnormalitas
Dosen
Pengampu : FX. Wahyu Widianotoro S. Psi., MA
Rizal
Efendi
22310410045
Fakultas
Psikologi universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Kalian pernah dengar istilah flexing? Apa sih flexing
itu? Flexing ialah suatu perilaku menunjukkan prestasi, kebahagiaan, dan gaya
hidup mewah secara berlebihan di media social. Beberapa media social seperti
Instagram, Facebook, Tiktok, maupun Youtube memang di gunakan dengan tujuan
bersenang-bersenang, mencari informasi, membagikan momen, ataupun bisa untuk
mendapatkan uang. Tapi belakangan ini sering muncul istilah flexing atau bisa
dibilang “pamer” yang di lakukan beberapa orang yang mereka perlihatkan entah
prestasi mereka, kekayaan mereka atau barang branded yang mereka punya di media
social mereka. Banyak orang melakukan hal seperti itu tanpa tau apa akibat dari
perilaku mereka itu.
Flexing sendiri mengapa merupakan perilaku abnormal karena
dari hasil postingan mereka yang memamerkan segala hal yang mereka punya akan
dapat membuat orang lain merasa rendah diri, tidak beruntung atau bisa
memutuskan semangat orang untuk berkembang. Mengapa begitu? Karena sebagai
penonton atau netizen, jika membuka sosmed hanya melihat kekayaan orang ataupun
kesenangan orang lain dengan cara pamer maka bisa mengubah mood ataupun kondisi
psikis kita. Bagi pelaku flexing menagapa mereka membuat video atau postingan
seperti itu, karena kemungkinan karena mereka kurang akan rasa percaya diri
sehingga ingin mendapat perhatian atau validasi dari orang lain. Tidak hanya
itu, pelaku flexing merasa ia lebih hebat dari orang lain dari segi prestasi
atau kekayaan sehingga melakukan pembuktian dengan memamerkan semua prestasi
dan kekayaannya.
Pada suatu kasus, selebgram dari luar negeri Bernama
Giulia Nati memposting suatu video yang berisi tentang dirinya yang sedang di
pakaikan infus tetapi dengan background tas-tas branded miliknya. Setelah video
itu tersebar, hujatan dan kritikan masuk kepada dirinya dan akhirnya ia
menghapus video tersebut. Salah satu netizen yang merasa geram akan postingan
dari Guilia Nati itu menuliskan komentar “Sebagai anak dari orang tua pasien kanker, kamu lebih kepada jahat
daripada lucu. Datang bersamaku besok untuk terapi untuk benar-benar memberimu
infus kepintaran,".
Dari kasus ini dapat kita lihat jelas jika perilaku flexing merupakan perilaku yang dapat merugikan orang lain. Kita semua tidak tahu bagaimana kondisi semua orang apakah sedang susah, merasa gagal, merasa di titik rendahnya ataupun sedang memiliki masalah yang mungkin sulit untuk ia selesaikan. Jadi sebagai manusia berjiwa social dan juga berakal sehat, tentunya kita tidak ingin postingan atau pun Tindakan kita yang dapat memberatkan keadaan orang lain.
Sumber :
https://www.detik.com/jabar/berita/d-7174783/pamer-tas-hermes-berkonsep-rawat-inap
0 komentar:
Posting Komentar