Jumat, 03 Mei 2024

Rizal Efendi _22310410045_ Artikel 2 : PAMER TAS BRANDED DENGAN KONSEP RAWAT INAP

 

PAMER TAS BRANDED DENGAN KONSEP RAWAT INAP

Tugas Individu Psikologi Abnormalitas

Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widianotoro S. Psi., MA


Rizal Efendi

22310410045


Fakultas Psikologi universitas Proklamasi 45

Yogyakarta



Kalian pernah dengar istilah flexing? Apa sih flexing itu? Flexing ialah suatu perilaku menunjukkan prestasi, kebahagiaan, dan gaya hidup mewah secara berlebihan di media social. Beberapa media social seperti Instagram, Facebook, Tiktok, maupun Youtube memang di gunakan dengan tujuan bersenang-bersenang, mencari informasi, membagikan momen, ataupun bisa untuk mendapatkan uang. Tapi belakangan ini sering muncul istilah flexing atau bisa dibilang “pamer” yang di lakukan beberapa orang yang mereka perlihatkan entah prestasi mereka, kekayaan mereka atau barang branded yang mereka punya di media social mereka. Banyak orang melakukan hal seperti itu tanpa tau apa akibat dari perilaku mereka itu.

Flexing sendiri mengapa merupakan perilaku abnormal karena dari hasil postingan mereka yang memamerkan segala hal yang mereka punya akan dapat membuat orang lain merasa rendah diri, tidak beruntung atau bisa memutuskan semangat orang untuk berkembang. Mengapa begitu? Karena sebagai penonton atau netizen, jika membuka sosmed hanya melihat kekayaan orang ataupun kesenangan orang lain dengan cara pamer maka bisa mengubah mood ataupun kondisi psikis kita. Bagi pelaku flexing menagapa mereka membuat video atau postingan seperti itu, karena kemungkinan karena mereka kurang akan rasa percaya diri sehingga ingin mendapat perhatian atau validasi dari orang lain. Tidak hanya itu, pelaku flexing merasa ia lebih hebat dari orang lain dari segi prestasi atau kekayaan sehingga melakukan pembuktian dengan memamerkan semua prestasi dan kekayaannya.

Pada suatu kasus, selebgram dari luar negeri Bernama Giulia Nati memposting suatu video yang berisi tentang dirinya yang sedang di pakaikan infus tetapi dengan background tas-tas branded miliknya. Setelah video itu tersebar, hujatan dan kritikan masuk kepada dirinya dan akhirnya ia menghapus video tersebut. Salah satu netizen yang merasa geram akan postingan dari Guilia Nati itu menuliskan komentar “Sebagai anak dari orang tua pasien kanker, kamu lebih kepada jahat daripada lucu. Datang bersamaku besok untuk terapi untuk benar-benar memberimu infus kepintaran,".

Dari kasus ini dapat kita lihat jelas jika perilaku flexing merupakan perilaku yang dapat merugikan orang lain. Kita semua tidak tahu bagaimana kondisi semua orang apakah sedang susah, merasa gagal, merasa di titik rendahnya ataupun sedang memiliki masalah yang mungkin sulit untuk ia selesaikan. Jadi sebagai manusia berjiwa social dan juga berakal sehat, tentunya kita tidak ingin postingan atau pun Tindakan kita yang dapat memberatkan keadaan orang lain.


Sumber : 

https://www.detik.com/jabar/berita/d-7174783/pamer-tas-hermes-berkonsep-rawat-inap

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar