Tugas Psikologi Lingkungan
Esay 1 Review jurnal pengelolaan sampah
Moh.Ammar Farhan Maajid
22310410021
Topik |
Pengelolaan Sampah di Kota Bertipe Sedang: Studi Kasus di Kota Cirebon dan Kota Surakarta |
Sumber |
Rohani Budi Prihatin. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, Vol
11, No. 1, Juni 2020 |
Permasalahan |
kurangnya kesadaran masyarakat, kurangnya SDM untuk melaksanakan
kebijakan yang sudah ditetapkan, kurangnya lahan, kurangnya peran swasta, terbatasnya
anggaran, dan kebijakan pengelolaan sampah yang masih terdapat beberapa hal
yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah (UU Pengelolaan Sampah) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33
tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah |
Tujuan Penelitian |
Tujuan penelitian ini adalah mengetahuipelaksanaan serta mengetahui factor-faktor
yang memengaruhi pengelolaan sampah di kota-kota yang bertipe sedang seperti
yang terjadi di Kota Cirebon dan Kota Surakarta. Juga untuk mengetahui
langkah antisipasi apa yang diperlukan oleh kedua kota tersebut ke depan. |
Isi |
·
Salah satu strategi efektif untuk mereduksi volume
sampah dari sumbernya adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengurangi
munculnya sampah antara lain melalui implementasi bank sampah secara masif.
Sampah itu bagi orang yang tidak paham maka hanya akan menjadi barang
buangan. Padahal di sana ada nilai kemanfaatannya baik yang menghasilkan
uang, pupuk, dan nilai sosial serta pendidikan bagi masyarakat.Melalui bank
sampah ini diharapkan warga dapat menyadari pentingnya mengelola sampah sekaligus
mendaur-ulang sampah. Sejak tahun 2015, Pemkot Surakarta sebenarnya gencar melakukan
sosialisasi di masing-masing kelurahan tentang bank sampah. Materi
sosialisasi termasuk bagaimana pengelolaan sampah dengan baik dan benar
dilakukan, serta pemanfaatan sampah organik dan anorganik. ·
Dalam rangka menciptakan strategi optimalisasi
pengelolaan sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon menjadikan
peningkatan pemahaman serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
persampahan fokus prioritas dalam kegiatannya. Banyak faktor yang memengaruhi
rendahnya tingkat pemahaman dan partisipasi masyarakat. Salah satunya adalah
aktivitas masyarakat tiap harinya yang sibuk dengan urusan masing-masing
sehingga menjadi kurang memperhatikan pengelolaan sampah. Padahal, dalam
pengelolaan sampah dibutuhkan dukungan dan peran serta masyarakat yang secara
tidak disadari telah terlibat dalam kegiatan persampahan sedari awal. Selain
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, Dinas Lingkungan
Hidup Kota Cirebon juga berupaya agar masyarakat dapat meminimalisir produksi
sampah dan mengurangi sampah yang dibuang ke TPS dan TPA |
Metode |
-
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif.
Metode ini dipilih untuk mendapatkan data dan informasi terkait pengelolaan
sampah di kota-kota yang dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara dengan para stakeholders terkait dan pertanyaan
bersifat terbuka sehingga memberi peluang bagi informan untuk memberikan data
atau informasi yang sebanyak-banyaknya kepada peneliti -
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Subjek penelitian ini adalah stakeholders
yang terlibat dalam pengelolaan sampah di kota-kota tersebut (Dinas Persampahan/Lingkungan
Hidup, dan warga masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan sampah) sementara
obyek penelitian ini adalah tata kelola persampahan |
Hasil |
Pemkot Surakarta juga terus mendorong lahirnya kesadaran masyarakat melalui
pendirian bank-bank sampah di level masyarakat. Upaya ini walau belum
terlihat menggembirakan namun harus terus didorong agar permasalahan
pengelolaan sampah di Kota Surakarta tidak hanya dilakukan oleh sektor pemerintah
saja. Cepat atau lambat, masyarakat sebagai penghasil sampah itu sendiri
harus diajak untuk ikut bertanggung jawab dalam mengurangi (reduce),
menggunakan kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle) sampah yang mereka buat.
Hanya dengan cara ini maka potensi timbulan sampah di TPA Putri Cempo dapat dikurangi. |
Diskusi |
Pengelolaan sampah di Kota Cirebon dan Kota Surakarta masih
menerapkan pola 3P (pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan). Artinya,
pengelolaan sampah di kedua kota tersebut dilakukan dengan dikumpulkan sebanyak-banyaknya,
kemudian diangkut secepat-cepatnya, dan setelah itu dibuang sejauh-jauhnya. Pola
tersebut menyebabkan sampah di kedua kota akan timbul lebih cepat ketimbang
solusi pengelolaan sampah. Akibatnya, TPA di kedua kota itu sudah tidak mampu
lagi memberikan daya dukungnya. Paradigma lama pengelolaan sampah yang hanya
berupa kumpul-angkut-buang tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu akan
menyebabkan sampah bertumpuk di TPA. Padahal semakin lama, lahan di perkotaan
yang akan digunakan untuk TPA semakin terbatas, langka, dan tentu akan sangat
mahal. Kendala lain yang dihadapi kedua kota tersebut adalah susahnya mencari
lahan pengganti TPA sehingga sangat bergantung pada keberadaan lahan di
wilayah lain. Di samping itu, dari sisi postur APBD, terlihat bahwa anggaran
Dinas Kebersihan dan Pertamanan masih sekitar 1% dari total APBD sehingga
sangat sulit untuk mengimplementasikan perencanaan pengelolaan sampah yang
baik. |
0 komentar:
Posting Komentar