Senin, 30 Oktober 2023

Essay 1 Meringkas Jurnal (Moh.Ammar Farhan M_22310410021)

 

Tugas Psikologi Lingkungan

Esay 1 Review jurnal pengelolaan sampah

Moh.Ammar Farhan Maajid

22310410021

Topik

Pengelolaan Sampah di Kota Bertipe Sedang:

Studi Kasus di Kota Cirebon dan Kota Surakarta

 

Sumber

Rohani Budi Prihatin. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, Vol 11, No. 1, Juni 2020

Permasalahan

kurangnya kesadaran masyarakat, kurangnya SDM untuk melaksanakan kebijakan yang sudah ditetapkan, kurangnya lahan, kurangnya peran swasta, terbatasnya anggaran, dan kebijakan pengelolaan sampah yang masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (UU Pengelolaan Sampah) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah

 

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahuipelaksanaan serta mengetahui factor-faktor yang memengaruhi pengelolaan sampah di kota-kota yang bertipe sedang seperti yang terjadi di Kota Cirebon dan Kota Surakarta. Juga untuk mengetahui langkah antisipasi apa yang diperlukan oleh kedua kota tersebut ke depan.

 

Isi

·         Salah satu strategi efektif untuk mereduksi volume sampah dari sumbernya adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengurangi munculnya sampah antara lain melalui implementasi bank sampah secara masif. Sampah itu bagi orang yang tidak paham maka hanya akan menjadi barang buangan. Padahal di sana ada nilai kemanfaatannya baik yang menghasilkan uang, pupuk, dan nilai sosial serta pendidikan bagi masyarakat.Melalui bank sampah ini diharapkan warga dapat menyadari pentingnya mengelola sampah sekaligus mendaur-ulang sampah. Sejak tahun 2015, Pemkot Surakarta sebenarnya gencar melakukan sosialisasi di masing-masing kelurahan tentang bank sampah. Materi sosialisasi termasuk bagaimana pengelolaan sampah dengan baik dan benar dilakukan, serta pemanfaatan sampah organik dan anorganik.

 

·         Dalam rangka menciptakan strategi optimalisasi pengelolaan sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon menjadikan peningkatan pemahaman serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan fokus prioritas dalam kegiatannya. Banyak faktor yang memengaruhi rendahnya tingkat pemahaman dan partisipasi masyarakat. Salah satunya adalah aktivitas masyarakat tiap harinya yang sibuk dengan urusan masing-masing sehingga menjadi kurang memperhatikan pengelolaan sampah. Padahal, dalam pengelolaan sampah dibutuhkan dukungan dan peran serta masyarakat yang secara tidak disadari telah terlibat dalam kegiatan persampahan sedari awal. Selain meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon juga berupaya agar masyarakat dapat meminimalisir produksi sampah dan mengurangi sampah yang dibuang ke TPS dan TPA

 

 

Metode

-          Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih untuk mendapatkan data dan informasi terkait pengelolaan sampah di kota-kota yang dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan para stakeholders terkait dan pertanyaan bersifat terbuka sehingga memberi peluang bagi informan untuk memberikan data atau informasi yang sebanyak-banyaknya kepada peneliti

 

-          Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,  dan  verifikasi.  Subjek  penelitian ini adalah stakeholders yang terlibat dalam pengelolaan sampah di kota-kota tersebut (Dinas Persampahan/Lingkungan Hidup, dan warga masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan sampah) sementara obyek penelitian ini adalah tata kelola persampahan

 

 

 

Hasil

Pemkot Surakarta juga terus mendorong lahirnya kesadaran masyarakat melalui pendirian bank-bank sampah di level masyarakat. Upaya ini walau belum terlihat menggembirakan namun harus terus didorong agar permasalahan pengelolaan sampah di Kota Surakarta tidak hanya dilakukan oleh sektor pemerintah saja. Cepat atau lambat, masyarakat sebagai penghasil sampah itu sendiri harus diajak untuk ikut bertanggung jawab dalam mengurangi (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle) sampah yang mereka buat. Hanya dengan cara ini maka potensi timbulan sampah di TPA Putri Cempo dapat dikurangi.

 

Diskusi

Pengelolaan sampah di Kota Cirebon dan Kota Surakarta masih menerapkan pola 3P (pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan). Artinya, pengelolaan sampah di kedua kota tersebut dilakukan dengan dikumpulkan sebanyak-banyaknya, kemudian diangkut secepat-cepatnya, dan setelah itu dibuang sejauh-jauhnya. Pola tersebut menyebabkan sampah di kedua kota akan timbul lebih cepat ketimbang solusi pengelolaan sampah. Akibatnya, TPA di kedua kota itu sudah tidak mampu lagi memberikan daya dukungnya. Paradigma lama pengelolaan sampah yang hanya berupa kumpul-angkut-buang tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu akan menyebabkan sampah bertumpuk di TPA. Padahal semakin lama, lahan di perkotaan yang akan digunakan untuk TPA semakin terbatas, langka, dan tentu akan sangat mahal. Kendala lain yang dihadapi kedua kota tersebut adalah susahnya mencari lahan pengganti TPA sehingga sangat bergantung pada keberadaan lahan di wilayah lain. Di samping itu, dari sisi postur APBD, terlihat bahwa anggaran Dinas Kebersihan dan Pertamanan masih sekitar 1% dari total APBD sehingga sangat sulit untuk mengimplementasikan perencanaan pengelolaan sampah yang baik.

 

0 komentar:

Posting Komentar