MENGOLAH SAMPAH KERTAS BEKAS MENJADI KEMASAN PARSEL SALAH SATU TINDAKAN AJAKAN MENJAGA LINGKUNGAN DENGAN MANFAAT DAN LINGKUNGAN YANG ADA
Juliani Mariati Larosa
22310410072
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Berkreasi dengan kreativitas adalah salah satu hobi
saya. Dari dulu saya sangat suka seni, khususnya melukis, mendesain atau
merakit sesuatu yang dihasilkan dari ide-ide saya sendiri. Namun karena
kurangnya alat dan bahan untuk diolah menjadi sesuatu seni atau produk akhirnya
menyebabkan hal itu jarang sekali saya lakukan lagi. Dulu, ketika saya masih
belum merantau, Saya suka mendesain baju, dan juga boneka, desain itu saya
gunakan untuk dibentuk menjadi pakaian dan juga sebuah boneka. Di rumah saya
memiliki mesin jahit yang bisa digunakan untuk menjahit kain-kain yang saya
punya dan kemudian dibentuk sesuai dengan desain yang saya buat tadi. Namun,
sekarang karena saya sudah tidak memiliki alat dan bahan, saya jadi malas untuk
melakukannya lagi. Dalam tulisan ini saya akan menceritakan bagaimana pikiran
saya tentang tidak bisa berkreasi karena tidak memiliki bahan dan alat yang
berkualitas menjadi sadar bahwa ternyata berkreasi dengan bahan dan alat
seadanya juga bisa menghasilkan produk yang berkualitas.
Sampah merupakan permasalahan dunia yang tengah
dihadapi sekarang ini. Jika kita melihat lingkungan sekitar, ada begitu banyak
sampah berserakan di jalanan, hal itu membuat kerusakan lingkungan yang cukup
serius. Sampah merugikan banyak orang karena sampah merusak keindahan alam,
menimbulkan bau, bahkan menimbulkan bahaya karena penyakit. Namun, sadar tidak
sadar penyebab itu semua juga karena ulah manusia. Kurangnya kesadaran akan
pengolahan sampah membuat masyarakat tidak mau tahu dan tidak peduli akan
lingkungan yang menjadi buruk karena sampah. Suatu hari, saya dan juga
teman-teman sekelas, diajak untuk mengolah sampah ke rumah salah satu dosen
saya yakni dosen psikologi lingkungan. Di sana kami diajarkan bagaimana
mengolah sampah, baik itu sampah organik maupun non organik. Sampah itu didapat
dari kemasan makanan dan jajanan yang kami konsumsi selama di rumah dosen, dan
ternyata sampah tersebut lumayan banyak. Sampah yang tadinya tidak memiliki
manfaat ekonomi, bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti kompos,
sabun cair, Eco Enzym dan kemasan parsel. Menariknya, pengolahan sampah-sampah
tersebut bukan hanya mudah tetapi juga seru karena dikerjakan beramai-ramai.
Produk-produk yang ingin kami buat pun berhasil walaupun baru pertama kali
melakukan hal tersebut, dan tentu saja itu dengan bantuan bimbingan dosen.
Saya yang suka mendesain memilih untuk mengolah
kertas yakni kalender bekas menjadi kemasan parcel yang cantik. Namun,
permasalahan yang saya dan teman-teman saya hadapi saat proses pembuatan parcel
yaitu pengetahuan dan kreativitas kami yang kurang dalam mengolah sampah
tersebut menjadi kemasan parsel. Membuat kemasan bukan hanya masalah melipat
dan me-lem kertas, tetapi juga kita harus mengukur dan memilih kertas yang
kualitasnya bagus supaya ketika membuat kemasan nanti kertasnya tidak mudah rusak.
Bukan hanya itu, kesulitan juga kami hadapi ketika harus melukis kemasan untuk
dijadikan branding parcel nantinya. Dosen meminta kami untuk melukis gambar
ikan di bagian depan dan bagian belakang kemasan parcel, tujuannya agar parcel
kami memiliki daya tarik dan karakteristiknya.
Dari kegiatan ini saya sadar bahwa untuk menghasilkan sesuatu produk tidak harus menggunakan alat atau bahan yang mahal, dengan menggunakan alat dan bahan seadanya beserta kreativitas yang kita miliki juga bisa menghasilkan produk yang bermanfaat. Selama proses pembuatan kemasan saya berpikir untuk kembali melakukan hobi saya yaitu melukis atau mendesain sesuatu dari bahan bekas. Seperti melukis kemasan parcel dari bahan bekas, walaupun produk tersebut dari bahan bekas namun memiliki nilai dan manfaat. Saya bisa menuangkan kreativitas saya melalui lukisan saya, ide-ide serta bayangan abstrak yang saya pikirkan bisa saya tuangkan melalui lukisan di kemasan parcel.
Proses pengelolaan sampah dari kertas bekas menjadi
kemasan parcel dimulai dari pengumpulan kertas bekas, kemudian dipilih
berdasarkan kualitasnya dan dibersihkan dari kotoran atau noda yang menempel.
Setelah itu kertas di gunting berukuran sama kemudian dilipat membentuk kubus
atau kotak kemasan yang ingin dibuat, lalu direkatkan menjadi satu. Bagian
bawah kertas juga dilipat dan direkatkan dengan kertas lainnya yang digunting
berbentuk persegi panjang, tujuannya supaya kemasan bisa kokoh dan tidak mudah
jebol ketika digunakan. Proses selanjutnya yaitu melukis atau menggambar di
bagian depan dan belakang kemasan agar kemasan parcel kita terlihat menarik.
Langkah selanjutnya yaitu memasang tali sebagai gagang atau pegangan untuk
kemasan.
Produk kemasan parcel yang dihasilkan dari kertas
bekas merupakan salah satu produk yang efektif dan ramah lingkungan. Kemasan
parcel ini bisa digunakan kembali dan didaur ulang setelah pemakaian. Selain
itu, penggunaan kertas bekas untuk membuat kemasan parcel juga dapat mengurangi
penggunaan bahan plastik yang tidak dapat didaur ulang dan berdampak negatif
pada lingkungan. Manfaat lain yang dihasilkan dari pengolahan sampah dari
kertas bekas juga yaitu mengurangi penggunaan sumber daya yang terbatas seperti
kayu dan bahan mentah lainnya. Produk kemasan parcel dari bahan kertas bekas
juga membantu meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat, produk ini akan
mendorong serta menyadarkan orang-orang untuk mengambil tindakan yang lebih
baik dalam melindungi lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar