Minggu, 29 Oktober 2023

Psikologi Lingkungan, Tugas Esai ke-4 Melakukan Eksperimen Tentang Sampah , Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA


MENGOLAH SAMPAH KERTAS BEKAS MENJADI KEMASAN PARSEL SALAH SATU TINDAKAN AJAKAN MENJAGA LINGKUNGAN DENGAN MANFAAT DAN LINGKUNGAN YANG ADA

Juliani Mariati Larosa

22310410072

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Berkreasi dengan kreativitas adalah salah satu hobi saya. Dari dulu saya sangat suka seni, khususnya melukis, mendesain atau merakit sesuatu yang dihasilkan dari ide-ide saya sendiri. Namun karena kurangnya alat dan bahan untuk diolah menjadi sesuatu seni atau produk akhirnya menyebabkan hal itu jarang sekali saya lakukan lagi. Dulu, ketika saya masih belum merantau, Saya suka mendesain baju, dan juga boneka, desain itu saya gunakan untuk dibentuk menjadi pakaian dan juga sebuah boneka. Di rumah saya memiliki mesin jahit yang bisa digunakan untuk menjahit kain-kain yang saya punya dan kemudian dibentuk sesuai dengan desain yang saya buat tadi. Namun, sekarang karena saya sudah tidak memiliki alat dan bahan, saya jadi malas untuk melakukannya lagi. Dalam tulisan ini saya akan menceritakan bagaimana pikiran saya tentang tidak bisa berkreasi karena tidak memiliki bahan dan alat yang berkualitas menjadi sadar bahwa ternyata berkreasi dengan bahan dan alat seadanya juga bisa menghasilkan produk yang berkualitas.

Sampah merupakan permasalahan dunia yang tengah dihadapi sekarang ini. Jika kita melihat lingkungan sekitar, ada begitu banyak sampah berserakan di jalanan, hal itu membuat kerusakan lingkungan yang cukup serius. Sampah merugikan banyak orang karena sampah merusak keindahan alam, menimbulkan bau, bahkan menimbulkan bahaya karena penyakit. Namun, sadar tidak sadar penyebab itu semua juga karena ulah manusia. Kurangnya kesadaran akan pengolahan sampah membuat masyarakat tidak mau tahu dan tidak peduli akan lingkungan yang menjadi buruk karena sampah. Suatu hari, saya dan juga teman-teman sekelas, diajak untuk mengolah sampah ke rumah salah satu dosen saya yakni dosen psikologi lingkungan. Di sana kami diajarkan bagaimana mengolah sampah, baik itu sampah organik maupun non organik. Sampah itu didapat dari kemasan makanan dan jajanan yang kami konsumsi selama di rumah dosen, dan ternyata sampah tersebut lumayan banyak. Sampah yang tadinya tidak memiliki manfaat ekonomi, bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti kompos, sabun cair, Eco Enzym dan kemasan parsel. Menariknya, pengolahan sampah-sampah tersebut bukan hanya mudah tetapi juga seru karena dikerjakan beramai-ramai. Produk-produk yang ingin kami buat pun berhasil walaupun baru pertama kali melakukan hal tersebut, dan tentu saja itu dengan bantuan bimbingan dosen.

Saya yang suka mendesain memilih untuk mengolah kertas yakni kalender bekas menjadi kemasan parcel yang cantik. Namun, permasalahan yang saya dan teman-teman saya hadapi saat proses pembuatan parcel yaitu pengetahuan dan kreativitas kami yang kurang dalam mengolah sampah tersebut menjadi kemasan parsel. Membuat kemasan bukan hanya masalah melipat dan me-lem kertas, tetapi juga kita harus mengukur dan memilih kertas yang kualitasnya bagus supaya ketika membuat kemasan nanti kertasnya tidak mudah rusak. Bukan hanya itu, kesulitan juga kami hadapi ketika harus melukis kemasan untuk dijadikan branding parcel nantinya. Dosen meminta kami untuk melukis gambar ikan di bagian depan dan bagian belakang kemasan parcel, tujuannya agar parcel kami memiliki daya tarik dan karakteristiknya.

Dari kegiatan ini saya sadar bahwa untuk menghasilkan sesuatu produk tidak harus menggunakan alat atau bahan yang mahal, dengan menggunakan alat dan bahan seadanya beserta kreativitas yang kita miliki juga bisa menghasilkan produk yang bermanfaat. Selama proses pembuatan kemasan saya berpikir untuk kembali melakukan hobi saya yaitu melukis atau mendesain sesuatu dari bahan bekas. Seperti melukis kemasan parcel dari bahan bekas, walaupun produk tersebut dari bahan bekas namun memiliki nilai dan manfaat. Saya bisa menuangkan kreativitas saya melalui lukisan saya, ide-ide serta bayangan abstrak yang saya pikirkan bisa saya tuangkan melalui lukisan di kemasan parcel.

Proses pengelolaan sampah dari kertas bekas menjadi kemasan parcel dimulai dari pengumpulan kertas bekas, kemudian dipilih berdasarkan kualitasnya dan dibersihkan dari kotoran atau noda yang menempel. Setelah itu kertas di gunting berukuran sama kemudian dilipat membentuk kubus atau kotak kemasan yang ingin dibuat, lalu direkatkan menjadi satu. Bagian bawah kertas juga dilipat dan direkatkan dengan kertas lainnya yang digunting berbentuk persegi panjang, tujuannya supaya kemasan bisa kokoh dan tidak mudah jebol ketika digunakan. Proses selanjutnya yaitu melukis atau menggambar di bagian depan dan belakang kemasan agar kemasan parcel kita terlihat menarik. Langkah selanjutnya yaitu memasang tali sebagai gagang atau pegangan untuk kemasan.

Produk kemasan parcel yang dihasilkan dari kertas bekas merupakan salah satu produk yang efektif dan ramah lingkungan. Kemasan parcel ini bisa digunakan kembali dan didaur ulang setelah pemakaian. Selain itu, penggunaan kertas bekas untuk membuat kemasan parcel juga dapat mengurangi penggunaan bahan plastik yang tidak dapat didaur ulang dan berdampak negatif pada lingkungan. Manfaat lain yang dihasilkan dari pengolahan sampah dari kertas bekas juga yaitu mengurangi penggunaan sumber daya yang terbatas seperti kayu dan bahan mentah lainnya. Produk kemasan parcel dari bahan kertas bekas juga membantu meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat, produk ini akan mendorong serta menyadarkan orang-orang untuk mengambil tindakan yang lebih baik dalam melindungi lingkungan.


0 komentar:

Posting Komentar