Meringkas Jurnal Sampah: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R
Berbasis Masyarakat
Essay 1
Psikologi Lingkungan
Septi Iing Hijjriyah
22310410132
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R dengan Basis Masyarakat |
Sumber |
Subekti, Sri. (2010). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis
Masyarakat. Jurnal Prosiding Nasional Sains dan Teknologi. |
Permasalahan |
· Pemahaman masyarakat terhadap
konsep 3R, yaitu reuse (memakai kembali barang bekas yang masih bisa
dipakai), reduce (berusaha mengurangi sampah), dan recycle
(mendaur ulang sampah agar dapat dimanfaatkan) juga masih rendah. Akibatnya: 1)
Sampah
basah dan kering tercampur sehingga sangat sulit untuk dimanfaatkan kembali.
Meskipun sampah basah bisa dibuat kompos, tetapi jika telah bercampur dengan
sampah berbahaya seperti batu baterai, pembalut wanita, atau jenis-jenis
kimia lainnya maka kualitas kompos yang dihasilkan akan rendah. 2)
Petugas
kebersihan yang dikerahkan oleh pemerintah kota menjadi tidak berimbang
antara jumlah petugas dengan jumlah sampah yang harus ditangani akibat
kurangnya partisipasi dari masyarakat. 3)
Kapasitas
TPA yang terbatas, suatu saat TPA tidak sanggup lagi menampung sampah kota
yang dibuang oleh masyarakat. Ketika TPA tidak beroperasi dalam beberapa hari
saja, maka sampah kota akan menumpuk dan tersebar di mana-mana. 4)
Biaya
operasional pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA yang terus menerus
meningkat seiring dengan kenaikan harga bahan bakar dan ditambah lagi
perlunya biaya operasional untuk merawat armada-armada pengangkut sampah. 5)
Tidak
ada masyarakat yang mau jika lingkungannya dijadikan sebagai tempat
pembuangan sampah. Ditambah lagi pada era otonomi (daerah kesulitan mencari
lahan di luar wilayah administrasinya). |
Tujuan Penelitian |
· Untuk menumbuhkan, mengembangkan,
dan membina peran serta masyarakat secara terarah melalui program yang
dilaksanakan secara intensif dan
berorientasi kepada penyebar luasan pengetahuan, penanaman kesadaran,
peneguhan sikap, dan pembentukan perilaku. · Sebagai sarana pembentukan
perilaku masyarakat yang sebagai berikut: 1)
Masyarakat
mengerti dan memahami masalah kebersihan lingkungan. 2)
Masyarakat
turut serta secara aktif dalam mewujudkan kebersihan lingkungan. 3)
Masyarakat
bersedia mengikuti prosedur atau tata cara pemeliharaan kebersihan. 4)
Masyarakat
bersedia membiayai pengelolaan sampah. 5)
Masyarakat
turut aktif menularkan kebiasaan hidup bersih pada anggota masyarakat lainnya. 6)
Masyarakat
aktif memberi masukan ( aran-saran) yang sifatnya membangun. |
Isi |
· Berdasarkan SK SNI tahun 1990, sampah
adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari zat organik dan zat anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. · Dalam UU No. 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah; Upaya pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara: 1)
Reuse
(menggunakan kembali): secara langsung, untuk fungsi yang sama maupun fungsi
lain. 2)
Reduce
(mengurangi): mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah. 3)
Recycle (mendaur ulang): memanfaatkan kembali
sampah setelah mengalami proses pengolahan. · Pengelolaan Sampah Terpadu
Berbasis Masyarakat adalah suatu pendekatan pengelolaan sampah yang
didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan,
dilaksanakan, dikontrol, dan dievaluasi bersama masyarakat. · Dua hal penting dalam konsep
pengelolaan sampah, yaitu partisipasi masyarakat dan
pengelolaan sampah mendekati rumah tangga. · Karakteristik sampah rumah tangga
di kota-kota besar di Indonesia termasuk Semarang adalah 60-70% adalah sampah
organik yang dapat dibuat kompos. Sedangkan sisanya 30-40% merupakan sampah
anorganik, dan sebagian besar dapat didaur ulang. · Keberhasilan dari
kegiatan pengelolaan sampah
berbasis masyarakat ini perlu
bantuan dari fasilitator (memfasilitasi masyarakat untuk mencapai tujuan pengelolaan
sampah secara baik
dan berkesinambungan). · Keuntungan yang dapat diterima
dari pengelolaan sampah model ini: 1)
Lingkungan akan
menjadi bersih dan
sehat karena semua
sampah dapat termanfaatkan. 2)
Jumlah
sampah yang harus diangkut menuju ke TPA menjadi berkurang, di mana hal ini
akan dapat memperpanjang umur TPA. 3)
Keuntungan bagi
pemerintah kota/kabupaten dalam
biaya operasional pengangkutan
dari TPS menuju TPA. 4)
Jumlah
sampah yang di bawa ke TPA semakin menurun, sehingga bahan bakar yang
digunakan oleh armada sampah menjadi berkurang. 5)
Partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah dan adanya organisasi pengelola sampah
akan memberikan dampak sosial
yang positif. 6)
Aspek
ekonomi (pendapatan dari penjualan kompos serta dari penjualan sampah
anorganik yang dapat dijual
kembali akan dapat
menambah pendapatan kelompok. 7)
Sampah
organik dapat dijadikan alternatif pembuatan briket (bahan bakar padat yang
terbuat dari limbah) sampah. |
Metode |
· Ini penelitian kualitatif karena
penelitian ini mendeskripsikan · Subjek penelitian adalah; pendekatan
pengelolaan sampah 3R dan mendekati sumbernya adalah pengelolaan sampah
kawasan dengan TPS pengolah. Sarana dan prasarana TPS pengolah ini untuk
mewujudkan konsep 3R sehingga sampah yang terangkut ke TPA berkurang atau
tidak ada sama sekali. · Metode pengambilan informasi
adalah wawancara tidak berstruktur dan dokumentasi. Topik wawancara adalah
program atau jenis-jenis kegiatan pro-lingkungan hidup yang dilakukan oleh
komunitas tresebut. Dokumentasi berasal dari koleksi komunitas, dan yang
dipotret adalah sarana dan prasarana pada base camp dari komunitas tersebut. · Validitas dan reliabilitas
informasi yang diperoleh adalah dengan teknik (a) Reduksi Data. Semua
informasi yang diperoleh ditulis secara rinci, dipilih dan dipilah sesuai
keperluan peneliti. (b) Penyajian Data. Informasi yang diperoleh dari
semua tahapan proses penelitian disajikan secara ringkas dan sistematis.
Penyajian data itu akan memudahkan peneliti untuk fokus pada tujuan
penelitian. (c) Pengambilan Kesimpulan. Pembuatan kesimpulan akan
membuat peneliti lebih mudah melihat apakah hasil penelitian bisa menjawab
permasalahan penelitian. (d) Triangulasi Data. Informasi dari subjek penelitian
akan diuji oleh orang lain untuk memastikan bahwa subjek memang jujur dalam
memberikan informasi. |
Hasil |
· Perlunya partisipasi masyarakat
untuk berperan aktif dalam mengelola sampahnya dan dapat dimulai dari rumah
tangga dengan cara pemilahan sampah organik, sampah anorganik, maupun sampah
B3, sehingga nantinya yang terangkut ke TPA hanya sisanya saja. · Dengan pemilahan
sampah tersebut maka
sampah organik dapat
diolah kembali menjadi kompos sedangkan sampah anorganik
dapat dirubah menjadi bentuk lain sehingga bernilai ekonomis serta dapat
dijadkan briket sampah. · Perlunya pengawasan yang
berkelanjutan dari instansi terkait untuk memantau keberhasilan dalam
pengelolaan sampah berbasis masyarakat |
Diskusi |
· Produsen sampah utama adalah
masyarakat, sehingga mereka harus bertanggung jawab terhadap sampah yang
mereka produksi (poluters must pay). · Kemampuan pemerintah baik dari
sisi manajemen dan pendanaan masih sangat terbatas, misalnya kemampuan Pemda
Kabupaten Tangerang dalam mengelola sampah hanya sebesar 30 persen. Jika
tanggung jawab sampah hanya diserahkan pada pemerintah maka mustahil
permasalahan sampah dapat terselesaikan secara baik dan berkelanjutan. · Berbasis masyarakat bukan berarti
dalam pengoperasiannya selalu harus dilakukan oleh masyarakat, tetapi boleh
juga dilakukan oleh lembaga atau badan profesional yang mampu dan diberi
mandat oleh masyarakat. Yang penting adalah apa yang layak dan realistis dilakukan untuk
memecahkan masalah sampah yang dihadapi oleh masyarakat trersebut. |
0 komentar:
Posting Komentar