Selasa, 31 Oktober 2023

Essay 2. Kegiatan Plogging. Septi Iing Hijjriyah. 22310410132. SP


Plogging

Essay 2

Psikologi Lingkungan

Septi Iing Hijjriyah

22310410132

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



    Istilah plogging berasal dari Bahasa Swedia, terdiri dari dua kata, jogging dan plocka (mengambil). Ada juga yang mengatakan bahwa plogging merupakan singkatan dari pick litter and jogging. Jadi, plogging memiliki makna sebuah aktivitas di mana seseorang jogging atau berlari sembari memungut sampah yang ditemukan di rute jalan yang dilalui.

    Nah, pada Sabtu, 28 Oktober 2023 lalu, saya melakukan kegiatan plogging di area dekat lapangan yang lokasinya dekat dengan rumah saya di Sawojajar, Kota Malang. Saya memutuskan untuk melakukan plogging di area tersebut karena jalanan sekitaran lapangan itu memang biasa digunakan sebagai tempat olahraga warga warga setempat dan lumayan padat saat menjelang sore. Mulai dari lari pagi, bermain layangan saat sore hari, dan lain-lain. Saya melakukan kegiatan plogging sebanyak dua kali di hari yang sama. Plogging pertama saya laksanakan pada Sabtu pagi pukul 06.00 WIB. Suasana di area lapangan masih lumayan lengang, hanya ada beberapa orang yang sedang berolahraga (lari mengitari jalanan tepi lapangan). Dikarenakan masih lengang, saya tidak melihat adanya sampah di beberapa titik jalan yang saya lalui selama plogging. Ditambah lagi area tersebut baru saja dibersihkan (disapu) oleh petugas kebersihan setempat. Pada saat pelaksanaan plogging yang pertama ini saya pulang dengan tangan kosong.

Plogging kedua

    Kemudian, aktivitas plogging untuk kali kedua saya lakukan pada sore harinya, masih di hari yang sama sekitar pukul 16.35 WIB. Kondisi sekitaran lapangan lebih ramai dari sebelumnya karena biasa banyak warga berkumpul untuk bermain layangan di lapangan. Warga yang berkumpul dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga pria dewasa. Area sekitaran lapangan tampak semakin padat karena kehadiran beberapa penjual jajanan, seperti cilok, siomay, es, dan lain-lain. Plogging kedua kali ini, saya mulai mendapatkan beberapa sampah di beberapa titik yang saya lalui saat jogging, di antaranya 3 sampah botol air mineral plastik kecil ukuran 220 ml, dua sampah plastic bekas cilok (sepertinya) beserta empat tusuk sate yang diduga bekas digunakan untuk cilok karena ditemukan tidak jauh dengan bungkus plastik cilok tadi. Sampah penemuan saya tersebut jika ditimbang memiliki berat kurang lebih setengah hingga satu ons, saya belum tahu pasti karena sampahnya saya masukkan ke dalam kantong plastik hitam yang sesuai dengan di gambar tertera. Saya rampung melaksanakan plogging sekitar menjelang maghrib dan sampah tadi saya bawa pulang, kemudian saya buang dalam bak sampah milik keluarga saya yang terletak di depan gerbang rumah. Biasanya, sampah tersebut akan dibersihkan oleh petugas kebersihan setempat untuk di bawa ke TPA.

    Demikian pengalaman plogging yang saya miliki. Pasca kegiatan ini, selain gerak fisik, kepekaan terhadap lingkungan bisa lebih terasah dan didapat ke depannya. Semoga kita selalu bisa lebih aware terhadap lingkungan sekitar, karena bagaimana perubahan itu akan bermula dilihat dari bagaimana kita mengambil sikap terhadap diri kita dan lingkungan sekitar.

0 komentar:

Posting Komentar