Plogging
Essay 2
Psikologi Lingkungan
Septi Iing Hijjriyah
22310410132
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Istilah plogging berasal dari Bahasa Swedia, terdiri dari dua kata,
jogging dan plocka (mengambil). Ada juga yang mengatakan bahwa
plogging merupakan singkatan dari pick litter and jogging. Jadi,
plogging memiliki makna sebuah aktivitas di mana seseorang jogging atau berlari
sembari memungut sampah yang ditemukan di rute jalan yang dilalui.
Nah, pada Sabtu, 28 Oktober 2023 lalu, saya melakukan kegiatan
plogging di area dekat lapangan yang lokasinya dekat dengan rumah saya di Sawojajar, Kota Malang. Saya memutuskan
untuk melakukan plogging di area tersebut karena jalanan sekitaran lapangan itu
memang biasa digunakan sebagai tempat olahraga warga warga setempat dan lumayan
padat saat menjelang sore. Mulai dari lari pagi, bermain layangan saat sore
hari, dan lain-lain. Saya melakukan kegiatan plogging sebanyak dua kali di hari
yang sama. Plogging pertama saya laksanakan pada Sabtu pagi pukul 06.00 WIB. Suasana
di area lapangan masih lumayan lengang, hanya ada beberapa orang yang sedang
berolahraga (lari mengitari jalanan tepi lapangan). Dikarenakan masih lengang,
saya tidak melihat adanya sampah di beberapa titik jalan yang saya lalui selama
plogging. Ditambah lagi area tersebut baru saja dibersihkan (disapu) oleh
petugas kebersihan setempat. Pada saat pelaksanaan plogging yang pertama ini
saya pulang dengan tangan kosong.
Kemudian, aktivitas plogging untuk kali kedua saya lakukan pada
sore harinya, masih di hari yang sama sekitar pukul 16.35 WIB. Kondisi sekitaran
lapangan lebih ramai dari sebelumnya karena biasa banyak warga berkumpul untuk
bermain layangan di lapangan. Warga yang berkumpul dari berbagai usia, mulai
anak-anak hingga pria dewasa. Area sekitaran lapangan tampak semakin padat
karena kehadiran beberapa penjual jajanan, seperti cilok, siomay, es,
dan lain-lain. Plogging kedua kali ini, saya mulai mendapatkan beberapa sampah
di beberapa titik yang saya lalui saat jogging, di antaranya 3 sampah botol air
mineral plastik kecil ukuran 220 ml, dua sampah plastic bekas cilok (sepertinya)
beserta empat tusuk sate yang diduga bekas digunakan untuk cilok karena
ditemukan tidak jauh dengan bungkus plastik cilok tadi. Sampah penemuan saya
tersebut jika ditimbang memiliki berat kurang lebih setengah hingga satu ons,
saya belum tahu pasti karena sampahnya saya masukkan ke dalam kantong plastik
hitam yang sesuai dengan di gambar tertera. Saya rampung melaksanakan plogging
sekitar menjelang maghrib dan sampah tadi saya bawa pulang, kemudian saya buang
dalam bak sampah milik keluarga saya yang terletak di depan gerbang rumah. Biasanya,
sampah tersebut akan dibersihkan oleh petugas kebersihan setempat untuk di bawa
ke TPA.
Demikian pengalaman plogging yang saya miliki. Pasca kegiatan ini, selain gerak fisik, kepekaan terhadap lingkungan bisa lebih terasah dan didapat ke depannya. Semoga kita selalu bisa lebih aware terhadap lingkungan sekitar, karena bagaimana perubahan itu akan bermula dilihat dari bagaimana kita mengambil sikap terhadap diri kita dan lingkungan sekitar.
0 komentar:
Posting Komentar