Selasa, 31 Oktober 2023

Essay 3. Kegiatan Before-After. Septi Iing Hijjriyah. 22310410132. SP


Kegiatan Before-After

Essay 3

Psikologi Lingkungan

Septi Iing Hijjriyah

22310410132

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


    Ruang publik biasanya cenderung kotor karena banyak sampah yang berserakan dan bersifat kumuh, terutama di Indonesia. Baik itu sungai, pantai, gunung, terminal, dan di beberapa titik tempat umum lainnya. Hal tersebut disebabkan karena padatnya lalu-lalang masyarakat di sekitaran wilayah tersebut hingga berpeluang lebih banyak mengalami penumpukan sampah, pencemaran lingkungan, dan ditambah lagi kurangnya rasa aware di tengah-tengah masyarakat kita terhadap lingkungan sekitar. Boleh dibilang, hal ini terjadi pada salah satu lokasi yang saya jadikan sebagai target pembersihan sampah berikut.

    Beberapa pekan lalu saya melakukan aksi pembersihan pada Minggu, 1 Oktober 2023 di wilayah Timoho. Kegiatan pembersihan saya lakukan kiranya pukul 12.15 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB menjelang waktu Ashar. Lokasi pembersihan yang saya lakukan ini bertempat di wilayah Timoho, Jalan Muja-Muju, Yogyakarta. Gambaran wilayah ini bisa dibilang memprihatinkan karena penampakannya bisa terekspos langsung oleh mata saat melintas di jalanan tersebut. Lokasinya yang tepat berada di pinggir jalan yang lumayan ramai kendaraan, membuat bau menyengat yang berasal dari sampah-sampahnya dapat tercium jelas dan pekat. Penampakan areanya saat sebelum dibersihkan dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

Penampakan sebelum dilakukan pembersihan.

    Tampak dari gambar tersebut, sampah yang berserakan didominasi oleh sampah plastik dengan corak warna yang beragam. Bisa dilihat pula di beberapa spot-nya ada bekas-bekas pembakaran (berwarna hitam bekas pembakaran sampah).

    Selain sampah plastik dan sampah bekas makanan, saya juga menemukan sampah styrofoam bekas yang tergeletak tak jauh dari area tersebut.

Before

Before

    Sebenarnya, jika ditilik dari wujud lokasinya, sepertinya area ini bukan tempat pembuangan resmi layaknya TPS pada umumnya. Penilaian sementara tersebut lahir di benak saya karena dilihat dari bagaimana penataan dan letak lokasinya. Ada sekitar dua bangunan (saung) dari bambu yang terbengkalai begitu saja tak jauh dari area tersebut. Diduga dua bangunan tadi bekas seperti kedai atau warung yang sudah tak terpakai. Selain itu, banyak sekali berserakan sampah yang terkesan tak terurus, itu artinya berpeluang tidak adanya petugas yang rutin membersihkan area tadi dan membawa sampah-sampahnya ke TPA. Diduga sampah tersebut berasal dari warga setempat dan beberapa orang yang melintas di jalanan sekitar lokasi.

    Setelah proses pembersihan yang berjalan kurang lebih tiga jam, hasil dan perbedaannya pun mulai terlihat. Saya rasa, dalam proses pembersihan berlangsung tidak ada hambatan yang terlalu berpengaruh. Hanya saja cuaca yang sangat panas dan menyengat yang membuat kulit sedikit gosong pasca membersihkan tempat tersebut.

Proses pemungutan sampah.

    Hasil sampah yang terkumpul tadi saya masukkan ke dalam kantong hitam berukuran lumayan besar, sebelum akhirnya saya bawa untuk diserahkan pada petugas kebersihan di lokasi TPS terdekat. Berikut penampakan lokasinya pasca dilakukan pembersihan.

After

    Meski bekas pembakaran di beberapa titiknya belum menghilang, setidaknya sampah-sampah yang mengganggu dan memberi kesan kumuh tadi sudah diungsikan di tempat yang seharusnya. Kebetulan saat hendak meletakkan hasil pengumpulan sampah tadi di TPS, saya bertemu dengan mobil armada yang sedang bertugas. Jadi, sampah-sampah hasil pengumpulan tadi langsung dibawa mobil armada menuju TPA.

    Selepas kegiatan ini, harapannya hanya satu meski tidak mudah, semoga karakter aware tadi dapat terbangun dalam tiap-tiap sendi kehidupan masyarakat. Agar lingkungan tidak mengalami sikap pembengkalaian seperti tadi. Karakter tersebut dapat diwujudkan dengan cara sosialisasi, mulai dari kepekaan insting untuk membuang sampah pada tempatnya, memilah, mengolah, hingga akhirnya sampai pada tahap menyulap sampah menjadi sesuatu yang punya nilai dan berharga.

0 komentar:

Posting Komentar