PENDEKATAN ZERO WASTE UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN PENGELOLAAN SAMPAH
Juliani Mariati Larosa
22310410072
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Sampah,
pengelolaan sampah, zero waste. |
Sumber |
Widiarti,
Ika Wahyuning. (2012). Pengelolaan Sampah Berbasis “Zero Waste” Skala Rumah
Tangga Secara Mandiri. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan . 4(2), Juni
2012, 101-113. |
Permasalahan |
penelitian
ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di rumah tangga
dengan fokus pada pendekatan zero waste. Permasalahan pendidikan, jenis
kelamin, dan persepsi individu akan mempengaruhi bagaimana caranya
mengimplementasikan pengelolaan sampah. Permasalahan yang ingin diatasi
adalah tingginya produksi sampah, rendahnya kesadaran serta praktik
pengelolaan sampah yang berkelanjutan di rumah tangga. |
Tujuan
Penelitian |
untuk
mengidentifikasi dan menganalisis efektivitas pengelolaan sampah berbasis
"zero waste" skala rumah tangga secara mandiri, serta memberikan
rekomendasi bagi rumah tangga dalam mengadopsi praktik pengelolaan sampah
yang berkelanjutan. |
Isi |
Definisi bahwa sampah adalah barang atau benda yang tidak ada manfaatnya membuat cara pandang dan perilaku masyarakat terhadap sampah terkesan negatif. Masyarakat memandang sampah sebagai sesuatu yang harus segera disingkirkan. Hal tersebut membuat kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah menjadi rendah dan menyebabkan permasalahan terhadap lingkungan. Prinsip nol sampah atau zero waste adalah pendekatan holistik dalam pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mengurangi dan menghindari pembuangan akhir sampah ke tempat pembuangan akhir. Prinsip ini didasarkan pada filosofi bahwa "tidak ada yang disebut sampah" dan bahwa semua sisa material dapat dimanfaatkan kembali dalam siklus yang berkelanjutan. Ada beberapa alasan penting mengapa zero waste menjadi tujuan yang penting yaitu untuk mengurangi dampak lingkungan, menghemat sumber daya alam yang terbatas dengan mengurangi, mendaur ulang, dan memanfaatkan kembali sampah, mendorong ekonomi berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan zero waste, langkah-langkah berikut dapat diambil dalam pengelolaan sampah yakni pengurangan dan pencegahan, upaya harus dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dengan mempromosikan gaya hidup yang berkelanjutan, menghindari penggunaan produk sekali pakai, dan melakukan pengemasan yang berkelanjutan. Selanjutnya adalah daur ulang, sampah yang tidak dapat dihindari harus didaur ulang melalui proses yang tepat. Ini dapat melibatkan pemilahan dan pengumpulan sampah yang terpisah, seperti kertas, plastik, logam, dan kaca, untuk kemudian diolah menjadi bahan baku baru. Berikutnya yaitu kompos, sampah organik, seperti sisa makanan dan daun kering, dapat dikompos untuk menghasilkan pupuk alami yang dapat digunakan kembali untuk pertanian dan kebun. Langkah selanjutnya adalah efisiensi energi, dimana dalam pengelolaan sampah, perlu diperhatikan juga penggunaan energi yang lebih efisien, seperti dengan memanfaatkan teknologi yang dapat menghasilkan energi dari proses pembakaran sampah. Peran
masyarakat dalam mengelola sampah dalam kerangka zero waste juga sangat
penting. Masyarakat dapat berperan aktif dalam: 1.
Mengurangi penggunaan produk sekali pakai dan memilih barang yang lebih tahan
lama serta dapat didaur ulang. 2.
Melakukan pemilahan dan pengumpulan sampah yang terpisah dengan benar di
rumah dan mengikuti program pengumpulan sampah yang diberlakukan di komunitas
setempat. 3.
Mengedukasi dan menyebarkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah
yang berkelanjutan kepada keluarga, teman, dan tetangga. 4. Melakukan daur ulang dan kompos pada tingkat rumah tangga atau berpartisipasi dalam program daur ulang komunitas jika tersedia. Secara
keseluruhan, prinsip zero waste adalah kerangka kerja yang dapat membantu
mengubah pola pikir dan perilaku kita terhadap sampah. Dengan memprioritaskan
pengurangan dan pengelolaan yang berkelanjutan, kita dapat mencapai
lingkungan yang lebih bersih, sumber daya yang lebih terjaga, dan ekonomi
yang lebih berkelanjutan. |
Metode |
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian ini bisa memahami fenomena pengelolaan sampah berbasis "Zero Waste" dalam konteks skala rumah tangga secara lebih mendalam dan melibatkan pengalaman dan perspektif subjek penelitian. Subjek penelitian dalam jurnal ini adalah rumah tangga yang melaksanakan pengelolaan sampah berbasis "Zero Waste" secara mandiri. Subjek ini membantu mendapatkan pemahaman yang kokoh tentang implementasi konsep "Zero Waste" di skala rumah tangga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tahap
metode penelitian meliputi a).
Desain penelitian, tahap ini melibatkan perumusan tujuan penelitian,
pertanyaan penelitian, dan kerangka konseptual. Penulis memfokuskan
penelitian pada pengelolaan sampah berbasis "Zero Waste" dalam
skala rumah tangga secara mandiri. b). Pengumpulan data, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data seperti observasi partisipatif, wawancara mendalam,
dan analisis dokumen. Observasi partisipatif digunakan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang praktik pengelolaan sampah di rumah
tangga. Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali pandangan, pengalaman,
dan pemikiran subjek penelitian. Analisis dokumen digunakan untuk mendukung
data yang dikumpulkan. c). Analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis
dengan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan teknik seperti
pengelompokan tema, reduksi data, visualisasi data, dan interpretasi untuk
mengidentifikasi pola, tema, dan makna yang muncul dari data. d). Temuan
penelitian, tahap ini melibatkan presentasi temuan penelitian berdasarkan
analisis data. Peneliti menggambarkan praktik pengelolaan sampah berbasis
"Zero Waste" dalam skala rumah tangga secara mandiri, faktor-faktor
yang mempengaruhinya, serta manfaat dan kendala yang dialami oleh subjek
penelitian. e). Kesimpulan dan implikasi, pada tahap ini, peneliti
menyimpulkan temuan penelitian dan memberikan implikasi praktis dalam pengelolaan
sampah berbasis "Zero Waste" di skala rumah tangga. Implikasi ini
dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dan program yang mendukung
implementasi konsep "Zero Waste" di masyarakat. |
Hasil |
Implementasi konsep "Zero waste" pada skala rumah tangga dapat efektif dalam mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir. Penerapan prinsip-prinsip "Recycle, Reduce, dan Reuse" (3R) menjadi kunci dalam mencapai tujuan zero waste pada skala individu. Pemisahan sampah menjadi berbagai kategori seperti organik, anorganik, limbah non-logam, dan limbah elektronik, sangat penting dalam meminimalkan dampak lingkungan negatif dan meningkatkan efisiensi pengolahan sampah. Penelitian ini juga menemukan bahwa komitmen dan kesadaran pemilik rumah tangga terhadap perlindungan lingkungan dan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan menjadi faktor penting dalam keberhasilan konsep "Zero waste" pada skala individu. Peningkatan pemahaman tentang cara yang lebih efektif untuk mengelola sampah dan adaptasi teknologi yang sesuai juga berperan dalam kesuksesan implementasi konsep ini pada skala rumah tangga. Keputusan
akhir dari penelitian ini adalah mendukung implementasi konsep "Zero
waste" pada skala rumah tangga secara mandiri sebagai langkah yang
relevan dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah. Dalam rangka mencapai
target pengurangan sampah di tingkat nasional dan global, perlu ada
pendekatan yang holistik, melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dan
dukungan kebijakan yang memadai. |
Diskusi |
Konsep zero waste, terbukti mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Pentingnya pengelolaan sampah berbasis zero waste skala rumah tangga secara mandiri, akan mendorong pengurangan, penggantian, dan pemanfaatan kembali sampah, dengan tujuan mengurangi sampah yang akhirnya berakhir di tempat pembuangan akhir. Pentingnya peran individu dalam pengelolaan sampah, pengelolaan sampah bukan hanya tugas pemerintah dan institusi besar melainkan juga tugas dan kewajiban individu yang memiliki peran yang sangat penting. Setiap individu dimulai dari keluarga atau rumah tangga perlu mengubah perilaku mereka dalam mengelola sampah, perilaku itu meliputi pemisahan limbah, penggunaan kantong belanja sekali pakai, dan partisipasi dalam program daur ulang. Hal ini akan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat sampah. Implementasi
zero waste di tingkat rumah tangga bukan hanya mengurangi kontribusi sampah
rumah tangga ke tempat pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam, dan
meningkatkan kesadaran lingkungan, konsep ini juga mencakup manfaat ekonomi
lingkungan dan sosial. Manfaat ini mungkin termasuk penghematan biaya,
peningkatan kualitas udara dan air, serta partisipasi masyarakat yang lebih
aktif dalam upaya pelestarian lingkungan |
0 komentar:
Posting Komentar