Minggu, 29 Oktober 2023

 

ESSAY 2

PLOGGING

DIANA WIDIASTUTI

NIM 22310410034

MATA KULIAH PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 Plogging atau lari laun pungut dalah kombinasi dari lari laun dengan memungut sampah yang berserakan (gabungan dari kata dalam bahasa Swedia plocka upp (mengambil) dan jogga (berlari pelan) memberikan kata kerja Swedia baru plogga, dari mana kata plogging berasal). Ini dimulai sebagai kegiatan terorganisir di Swedia sekitar tahun 2016 dan menyebar ke negara lain pada tahun 2018, menyusul meningkatnya kekhawatiran tentang polusi plastik. Sebagai latihan, plogging memberikan variasi gerakan tubuh dengan menambahkan membungkuk, jongkok, dan meregangkan ke tindakan utama berlari, mendaki, atau berjalan. Diperkirakan 2.000.000 orang Plog setiap hari di 100 negara dan beberapa acara plogging telah menarik lebih dari 3.000.000 peserta (https://id.wikipedia.org/wiki/Plogging) 

Saya sering melihat orang jogging namun tidak plogging, baik di waktu pagi maupun sore hari. Saya pribadi baru kali ini melakukan plogging. Itupun karena ada tugas kuliah, sehingga mau tidak mau saya harus melakukannya. Olahraga yang biasanya saya lakukan di dalam ruangan, kini saya coba lakukan di luar ruangan. Saya mengajak anak saya untuk menemani saya plogging. Pada hari Sabtu, 28 Oktober 2023, pukul 04.45 kami mulai keluar rumah, sesekali kami berhenti untuk memunguti sampah yang rata-rata berserah di pinggir jalan. Kami berjalan tidak begitu jauh, yaitu dari rumah kami di Jetis sampai Kricak, lalu mampir ziarah makan suami dahulu. Kemudian kami berjalan kembali ke rumah sekitar pukul 06.30 kami kembali sampai di rumah. Tidak lupa sebelumnya kami mampir membeli sarapan bubur ayam.

Saya sering melihat orang jogging namun tidak plogging, baik di waktu pagi maupun sore hari. Saya pribadi baru kali ini melakukan plogging. Itupun karena ada tugas kuliah, sehingga mau tidak mau saya harus melakukannya. Olahraga yang biasanya saya lakukan di dalam ruangan, kini saya coba lakukan di luar ruangan. Saya mengajak anak saya untuk menemani saya plogging. Pada hari Sabtu, 28 Oktober 2023, pukul 04.45 kami mulai keluar rumah, sesekali kami berhenti untuk memunguti sampah yang rata-rata berserah di pinggir jalan. Kami berjalan tidak begitu jauh, yaitu dari rumah kami di Jetis sampai Kricak, lalu mampir ziarah makan suami dahulu. Kemudian kami berjalan kembali ke rumah sekitar pukul 06.30 kami kembali sampai di rumah. Tidak lupa sebelumnya kami mampir membeli sarapan bubur ayam.

Hari berikutnya adalah Minggu, 29 Oktober 2023, pukul 16.30 kami kembali plogging dengan rute yang berbeda, yaitu dari Jetis sampai dengan daerah Petinggen. Sengaja kami lakukan sore karena paginya saya ada kegiatan di Kemantren Tegalrejo. Setelah azan Maghrib, yaitu sekitar pukul 17.30 kami bergegas kembali ke rumah. Sangat terasa bedanya plogging pagi dan sore hari. Udara tentu terasa lebih segar di pagi hari. Sambil jalan, saya dan anak saya banyak berbincang-bincang. Selain menceritakan tentang kegiatan masing-masing, ia pun memberi ide kepada saya untuk mensosialisasikan kegiatan plogging ini kepada orangtua murid-murid saya. Bisa dilakukan kegiatan jalan sehat sambil plogging. Mendidik anak-anak untuk peduli lingkungan sejak usia dini sambil olahraga. Semoga niat ini bisa segera terlaksana.


Selama 2 hari plogging ini sampah yang saya kumpulkan, saya jadikan satu. Bahan plastik yang kotor (ada tanah atau bekas makanan), saya cuci terlebih dahulu kemudian saya keringkan. Hasilnya saya kumpulkan ke Bank Sampah dimana saya sudah lama menjadi nasabahnya. Sesekali saat pemilahan saya akan dipanggil oleh pengelola untuk membantu. Lokasinya yang tidak jauh dari rumah, sangat memudahkan saya untuk menyetor sampah yang saya kumpulkan.



 



0 komentar:

Posting Komentar