Nama : Putri Arumsari
Nim : 22310410074
Kelas : Reguler A1
Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta MA
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN DAN PENGAMALAN 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)
PENDAHULUAN
Persepsi merupakan kesan yang diperoleh individu melalui panca indra kemudian di analisis (diorganisir), diinterpretasi dan kemudian dievaluasi. Sehingga individu tersebut memperoleh makna. Melalui proses persepsi ini individu akan membuat kesimpulan tentang sesuatu yang diterimanya.
Persepsi pada dasarnya menyangkut proses informasi pada diri seseorang dalam hubungannya dengan objek stimulus. Dengan demikian persepsi merupakan gambaran arti atau interprestasi yang bersifat subjektif, artinya persepsi sangat tegantung pada kemampuan dan keadaan diri yang bersangkutan. Dalam kamus psikologi persepsi diartikan sebagai proses pengamatan seseorang terhadap segala sesuatu di lingkungannya dengan menggunakan indera yang dimilikinya, sehingga menjadi sadar terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan tersebut.
Banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya kualitas lingkungan. Diantaranya, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan, sehingga mereka kurang respon untuk dapat menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, kebiasaan hidup masyarakat yang selalu membuang sampah di sembarangan tempat, sulit untuk diubah dan ketidakpedulian terhadap lingkungan yang mengakibatkan lingkungan menjadi kotor dan tercemar.
PERMASALAHAN
Permasalahan lingkungan hidup dalam rangka mewujudkan lingkungan yang bersih sehat dan lestari adalah sampah. Kita menyadari bahwa sampah akan terus diproduksi dan tidak akan berhenti selama manusia tetap ada, pertumbuhan penduduk dan gaya hidup masyarakat kita yang semakin modern merupakan salah satu pemicu permasalahan sampah.
Pencemaran lingkungan umumnya disebabkan oleh masyarakat di lingkungannya itu sendiri. Sebagai salah satu contoh,yaitu kurang baiknya persepsi ibu rumah tangga, dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan, sehingga tindakannya berakibat negatif terhadap lingkungan. Misalnya sampah ditumpuk begitu saja, dapat mengakibatkan terjadinya tempat sarang nyamuk dan ini sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan terhadap pengaruh bahaya limbah rumah tangga.
ISI
Persepsi seseorang terhadap sampah dapat memengaruhi perilaku mereka terkait sampah. Jika seseorang memiliki persepsi negatif terhadap sampah, misalnya, menganggapnya sebagai masalah lingkungan yang serius, mereka mungkin cenderung lebih peduli dan melakukan tindakan seperti mendaur ulang, mengurangi limbah, atau membersihkan lingkungan.
Di sisi lain, jika seseorang memiliki persepsi yang acuh terhadap sampah atau menganggapnya sebagai masalah kecil, mereka mungkin kurang cenderung untuk melakukan tindakan yang mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan demikian, hubungan antara persepsi dan perilaku terkait sampah dapat sangat memengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan sampah dan lingkungan mereka. Persepsi yang positif dan kesadaran akan masalah sampah dapat mendorong perilaku yang lebih berkelanjutan dan peduli terhadap lingkungan.
Global Waste Management Goals (GWMO) memprakarsai dan meluncurkan program untuk mengurangi timbulan sampah secara substansial pada tahun 2015 melalui pencegahan dan gerakan 3R (reduce, reuse, recycle) . Mengurangi timbulan sampah dapat ditempuh dengan menerapkan sistem 3R (Reduce, reuse, recycle). Sistem 3R Reduce, Reuse, dan Recycle merupakan suatu sistem pengelolaan sampah yang berorientasi pada pencegahan timbulan sampah, minimalisasi sampah dengan menggunakan kembali barang-barang yang masih dapat digunakan, mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menerapkan pembuangan sampah yang ramah lingkungan.
Reduce atau pengurangan sampah merupakan upaya untuk mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumbernya dan bahkan dapat dilakukan sebelum sampah dihasilkan.
Reuse/Penggunaan kembali adalah menggunakan kembali bahan atau bahan agar tidak menjadi limbah, misalnya memanfaatkan sisi kertas yang kosong untuk menulis, memanfaatkan kembali kertas bekas botol minuman, menggunakan kembali belanjaan plastik tas dari toko dan sebagainya.
Sementara itu, recycle atau daur ulang Prosesnya meliputi pengumpulan, pemisahan, dan pengolahan sampah yang memiliki nilai produktif, seperti pecahan anorganik (kertas, logam, plastik, kaca), yang dapat didaur ulang menjadi bahan lain setelah diproses. Kegiatan daur ulang meliputi pemanfaatan dan pengolahan ban bekas menjadi pot bunga, pengolahannya sisa tambal sulam menjadi selimut atau alas kaki, pengolahan sampah organik menjadi kompos dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, L. F. A. A., Yuniasanti, R., & Prahara, S. A. (2017). Hubungan persepsi terhadap lingkungan kerja dengan perilaku inovatif karyawan bagian penjualan. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 19(1), 13-25.
Hermawan, Y. (2015). Hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan. Bumi Lestari Journal of Environment, 5(2), 5-7.
Indirawati, S. M., Salmah, U., & Arde, L. D. (2021, November). Housewives Characteristics on Reduce, Reuse, Recycle (3r) Behaviors of Domestic Waste Management: an Evidence from Medan, North Sumatera, Indonesia. In The International Conference on Public Health Proceeding (Vol. 6, No. 01, pp. 589-598).
Manengkey, A. A., & Sadhana, K. (2014). Persepsi dan Perilaku Masyarakat Tentang Masalah Sampah di Kota Manado (Studi Fenomenologi Masyarakat tentang Pengelolaan Sampah). Jurnal Realitas, 1(1), 31-45.







0 komentar:
Posting Komentar