KEGIATAN BERSIH LINGKUNGAN
Psikologi Lingkungan Essay 3
Melakukan Before-After
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Before 1 After 1
Aisyah Zulaina
22310410067
Psikologi SJ
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Indonesia merupakan
salah satu Negara dengan penyumbang sampah terbesar. Jenis sampah makananlah
yang paling banyak sumbangsih-nya, diikuti dengan sampah anorganik. Sampah
tersebut dihasilkan paling banyak pada kota-kota metropolitan seperti Yogyakarta.
Sumbernya pun didominasi dari sampah rumah tangga, pasar, kawasan komersil dan
dilanjut pada tempat-tempat publik. Hal ini berkaitan dan selaras dengan
kegiatan yang saya lakukan.
Setelah melakukan
plogging pada waktu lalu, saya juga melakukan kegiatan before-after. Kegiatan
before-after disini yaitu aktivitas membersihkan sampah pada lingkungan yang
sifatnya publik. Salah satu kawasan
penghasil sampah tentunya. Saya sendiri melakukan kegiatan tersebut di dua
tempat berbeda, yang pertama saya melakukannya di luar sekitaran Stadion
Manahan, Surakarta pada sore hari Kamis, 28 September 2023 pukul 16.00-17.30
WIB dan kegiatan kedua bertempat pada Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta di hari
Selasa, 19 September 2023 dengan durasi sekitar 1 jam dari jam 10.00-11.00 WIB.
Saya melakukan before-after di Stadion Maguwoharjo waktu itu sekalian dengan
Plogging bersama rekan-rekan.. Di tempat pertama yakni di Stadion Manahan,
Surakarta, saya melakukan kegiatan before-after sendiri. Berbeda dengan yang di
Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta saya melakukannya bersama rekan-rekan saya. Baik
di Stadion Manahan, Surakarta maupun Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta saya hanya
mengambil sampah jenis anorganik seperti plastik-plastik, styrofoam, dan kertas.
Pada kedua tempat tersebut memang tidak hanya jenis sampah anorganik, ada jenis
sampah organiknya seperti dedaunan, tetapi saya tidak mengambilnya karena bagi
saya itu mudah terurai dan bukanlah sampah yang begitu mengkhawatirkan. Sampah
yang terkumpul dari Stadion Manahan, Surakarta saya bawa pulang karena akan
saya berikan pada bank sampah. Sedangkan sampah yang terkumpul pada Stadion
Maguwoharjo, Yogyakarta saya kumpulkan pada pengepul sekitaran daerah tersebut.
Dari kegiatan tersebut, saya mampu membandingkan tempat mana yang paling banyak
sampahnya meskipun sama-sama stadion. Ya, sampah paling banyak berada pada
Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta. Bahkan ada yang sampai bercecer dimana-mana.
Sampah tersebut didominasi oleh sampah anorganik yang diikuti dengan organik
seperti bekas atau sisa-sisa makanan dan minuman. Saya sempat berpikir, apakah
bagian sudut itu digunakan untuk menampung sampah-sampah yang ada di stadion
ini ? berapa kali sampah-sampah yang ada berserakan disudut itu diangkut atau
diproses setiap hari atau minggunya ?
Ternyata benar adanya
bahwa tempat-tempat publik mampu menyumbang sampah. Terkadang meskipun sudah
ada atau terlihat tempat sampah yang disediakan oleh pihak setempat,
orang-orang akan lebih memilih membuang sampah sembarangan. Apalagi jika ada
tumpukan atau sampah berserakan disuatu tempat. Meskipun sudah disediakan
tempat sampah dengan tulisan dan warna yang berbeda banyak dari orang-orang
yang hanya asal memasukkan sampah. Hal ini berkaitan dengan kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai sampah. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa sampah
merupakan suatu sisaan dari kegiatan masyarakat dan dianggap tidak diinginkan
atau tidak bermanfaat lagi. Budaya konsumtif juga menjadi faktor dalam
permasalahan sampah yang dihasilkan masyarakat di tempat publik. Banyak dari
masyarakat kita tidak mengindahkan 3R yakni Reduce, Reuse, dan Recyle sehingga
sampah tidak terkelola dengan baik.
Sebagai masyarakat yang memakai atau berada pada tempat umum atau publik sebaiknya tidak membuang sampah pada sembarang tempat, buanglah sampah yang kalian hasilkan ke tempat yang sudah disediakan (tong sampah) dan sesuaikan dengan jenisnya. Terapkanlah 3R dalam kehidupan sehari-hari seperti membawa botol minum sendiri ketika berolahraga. Tingkatkanlah kesadaran mengenai sampah bahwa sampah bukan hanya sisaan yang tidak bermanfaat dan apatis dengan dampak yang ditimbulkan dari sampah. Untuk pihak yang memberikan fasilitas umum seperti di Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta lebih perhatikan lagi dalam menampung sampah hasil sekitaran area dan menambah tempat sampah yang lebih terjangkau oleh pandangan. Agar masyarakat yang berkunjung di stadion tidak melakukan buang sampah sembarangan. Intinya semua masyarakat harus mampu menjaga agar sampah tidak lagi menjadi momok yang mengkhawatirkan, memiliki kesadaran akan sampah itu sendiri, mampu memilah sampah dengan melakukan 3R.
0 komentar:
Posting Komentar