HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU
ORANG-ORANG YANG BERKENAAN DENGAN SAMPAH
Psikologi Lingkungan Essay Ujian Tengah
Semester
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta,
MA.
YUSUF KHOIRUL ANAS
22310410003
PSIKOLOGI SJ
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Bicara mengenai masalah sampah merupakan
hal yang perlu diperhatikan secara mendalam. Sejak dulu hingga sekarang sudah
banyak solusi yang digagas untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Namun
sayangnya, solusi tersebut hanya sebagai pemanis bibir saja tanpa adanya
praktik yang nyata, sehingga masalah sampah hingga saat ini masih belum dapat
teratasi bahkan dapat dibilang semakin parah. Darurat sampah yang baru-baru ini
terjadi berada di kota Yogyakarta yang membuat TPST Piyungan tidak bisa
menampung sampah lagi sehingga TPST Piyungan terpaksa ditutup dan menyebabkan
banyak warga yang membuang tumpukan sampah di pinggir jalan. Selain itu, untuk
mengurangi jumlah sampah, warga tidak memiliki cara lain selain membakar sampah-sampah
tersebut, hal itu membuat asap-asap memasuki rumah dan juga membuat polusi
udara.
Tindakan-tindakan warga untuk mengatasi
banyaknya sampah layaknya patut diapresiasi karena hal tersebut merupakan
inisiatif yang baik dan warga tersadar akan dampak dari banyaknya sampah.
Tetapi, tindakan pengurangan sampah dengan cara dibakar bukanlah hal yang tepat
karena dapat membuat polusi dan juga gangguan pernapasan pada makhluk hidup.
Hal tersebut dikarenakan kurang persepsi dari masyarakat. Persepsi haruslah selektif,
karena ketika mempersepsikan sesuatu kita cenderung memperhatikan hanya
bagian-bagian tertentu pada suatu objek atau orang. Cara yang dapat digunakan
untuk menentukan persepsi kita adalah dengan cara membandingkan sesuatu. Jadi,
ketika kita mengatakan bahwa persepsi bahwa persepsi itu selektif maka bukan
hanya berarti bahwa persepsi mengabaikan sejumlah informasi, melainkan juga
menunujukkan kemampuan persepsi untuk mebadakan anatara berbagai jenis
informasi. Melalui seleksi terhadap informasi, orang telah membuat informasi
tersebut menjadi lebih penting atau relevan, dan ini yang disebut dengan ‘figure’.
Meskipun demikian orang yang mempersepsi tidak harus menolak atau tidak
menggangap informasi lainnya. Orang akan memperlakukan informasi lain tersebut
sebagai kurang penting atau kurang relevan, inilah yang disebut sebagai ‘background’.
Persepsi seseorang mengenai masalah sampah
ini juga termasuk dalam persepsi lingkungan hidup. Persepsi lingkungan hidup
merupakan cara-cara individu dalam memahami dan menerima stimulus lingkungan
yang dihadapinya. Proses pemahaman akan lebih mudah jika seseorang mengaitkan
objek yang diamati dengan pengalaman yang pernah dialami. Hal tersebut dapat
dikorelasikan dengan persepsi dan perilaku seseorang mengenai masalah sampah.
Ketika seseorang mengamati adanya fenomena penumpukan sampah, ada individu yang
berpikir setelahnya akan melakukan cara instan untuk mengurangi sampah tanpa
memperhatikan dampaknya, yaitu dengan cara membakar sampah. Persepsi tersebut
dilakukan karena individu tersebut berpikir yang penting sampah berkurang tanpa
memikirkan polusi dan dampak lainnya. Ada juga persepsi lain individu yang
setelah melihat adanya tumpukan sampah kemudian berupaya menguranginya dengan
solusi yang memikirkan efek berkepanjangan, yaitu dengan cara mengolahnya
menjadi hal yang lebih bermanfaat.
Sebelum dibuang pada pembuangan akhir,
sampah dapat dipilah untuk diolah menjadi barang yang bermanfaat. Hal tersebut
didiukunh oleh UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Adapun upaya
pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara Reuse, Reduce, dan
Recycle (3R). Reuse (menggunakan kembali) merupakan penggunaan
kembali sampah secara langsung, baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi yang
lain. Reduce (mengurangi) berarti mengurangu segala sesuatu yang
menyebabkan timbulnya sampah. Kemudian Recycle (mendaur ulang) yaitu
memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan.
Untuk mengurangi banyaknya sampah yang ada, maka perlu persepsi dan partisipasi dari masyarakat untuk sadar dan berperan penting dalam hal pengelolaan sampah. Dengan adanya kegiatan pemilahan sampah, maka sampah akan dapat difungsikan lagi menjadi hal yang berguna. Tidak hanya masyarakat yang harus berperan, namun perlunya pengawasan yang berkelanjutan dari instansi sangat dibutuhkan untuk memantau keberhasilan dalam pengelolaan sampah.
Daftar Pustaka
Jogja Darurat Sampah: Setelah Gunungan Sampah, Terbitlah Polusi
Udara - Page 3 - Hot Liputan6.com
Persepsi Haruslah Selektif, Mengapa? - Kompasiana.com
PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN (psikologiup45.com)
Sri Subekti.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi. 2010.
Sudrajat. Mengelola Sampah Kota Penebar Swadaya.
2006.
UURI No. 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.







0 komentar:
Posting Komentar