Rabu, 01 November 2023

Essay UTS Psi.Lingkungan YUSUF KHOIRUL ANAS. 22310410003-SJ

 

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU ORANG-ORANG YANG BERKENAAN DENGAN SAMPAH

Psikologi Lingkungan Essay Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.

 


YUSUF KHOIRUL ANAS

22310410003

PSIKOLOGI SJ

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA


Bicara mengenai masalah sampah merupakan hal yang perlu diperhatikan secara mendalam. Sejak dulu hingga sekarang sudah banyak solusi yang digagas untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Namun sayangnya, solusi tersebut hanya sebagai pemanis bibir saja tanpa adanya praktik yang nyata, sehingga masalah sampah hingga saat ini masih belum dapat teratasi bahkan dapat dibilang semakin parah. Darurat sampah yang baru-baru ini terjadi berada di kota Yogyakarta yang membuat TPST Piyungan tidak bisa menampung sampah lagi sehingga TPST Piyungan terpaksa ditutup dan menyebabkan banyak warga yang membuang tumpukan sampah di pinggir jalan. Selain itu, untuk mengurangi jumlah sampah, warga tidak memiliki cara lain selain membakar sampah-sampah tersebut, hal itu membuat asap-asap memasuki rumah dan juga membuat polusi udara.

Tindakan-tindakan warga untuk mengatasi banyaknya sampah layaknya patut diapresiasi karena hal tersebut merupakan inisiatif yang baik dan warga tersadar akan dampak dari banyaknya sampah. Tetapi, tindakan pengurangan sampah dengan cara dibakar bukanlah hal yang tepat karena dapat membuat polusi dan juga gangguan pernapasan pada makhluk hidup. Hal tersebut dikarenakan kurang persepsi dari masyarakat. Persepsi haruslah selektif, karena ketika mempersepsikan sesuatu kita cenderung memperhatikan hanya bagian-bagian tertentu pada suatu objek atau orang. Cara yang dapat digunakan untuk menentukan persepsi kita adalah dengan cara membandingkan sesuatu. Jadi, ketika kita mengatakan bahwa persepsi bahwa persepsi itu selektif maka bukan hanya berarti bahwa persepsi mengabaikan sejumlah informasi, melainkan juga menunujukkan kemampuan persepsi untuk mebadakan anatara berbagai jenis informasi. Melalui seleksi terhadap informasi, orang telah membuat informasi tersebut menjadi lebih penting atau relevan, dan ini yang disebut dengan ‘figure’. Meskipun demikian orang yang mempersepsi tidak harus menolak atau tidak menggangap informasi lainnya. Orang akan memperlakukan informasi lain tersebut sebagai kurang penting atau kurang relevan, inilah yang disebut sebagai ‘background’.

Persepsi seseorang mengenai masalah sampah ini juga termasuk dalam persepsi lingkungan hidup. Persepsi lingkungan hidup merupakan cara-cara individu dalam memahami dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman akan lebih mudah jika seseorang mengaitkan objek yang diamati dengan pengalaman yang pernah dialami. Hal tersebut dapat dikorelasikan dengan persepsi dan perilaku seseorang mengenai masalah sampah. Ketika seseorang mengamati adanya fenomena penumpukan sampah, ada individu yang berpikir setelahnya akan melakukan cara instan untuk mengurangi sampah tanpa memperhatikan dampaknya, yaitu dengan cara membakar sampah. Persepsi tersebut dilakukan karena individu tersebut berpikir yang penting sampah berkurang tanpa memikirkan polusi dan dampak lainnya. Ada juga persepsi lain individu yang setelah melihat adanya tumpukan sampah kemudian berupaya menguranginya dengan solusi yang memikirkan efek berkepanjangan, yaitu dengan cara mengolahnya menjadi hal yang lebih bermanfaat.

Sebelum dibuang pada pembuangan akhir, sampah dapat dipilah untuk diolah menjadi barang yang bermanfaat. Hal tersebut didiukunh oleh UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Adapun upaya pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara Reuse, Reduce, dan Recycle (3R). Reuse (menggunakan kembali) merupakan penggunaan kembali sampah secara langsung, baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi yang lain. Reduce (mengurangi) berarti mengurangu segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah. Kemudian Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan.

Untuk mengurangi banyaknya sampah yang ada, maka perlu persepsi dan partisipasi dari masyarakat untuk sadar dan berperan penting dalam hal pengelolaan sampah. Dengan adanya kegiatan pemilahan sampah, maka sampah akan dapat difungsikan lagi menjadi hal yang berguna. Tidak hanya masyarakat yang harus berperan, namun perlunya pengawasan yang berkelanjutan dari instansi sangat dibutuhkan untuk memantau keberhasilan dalam pengelolaan sampah.


Daftar Pustaka

Jogja Darurat Sampah: Setelah Gunungan Sampah, Terbitlah Polusi Udara - Page 3 - Hot Liputan6.com

Persepsi Haruslah Selektif, Mengapa? - Kompasiana.com

PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN (psikologiup45.com)

Sri Subekti. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi. 2010.

Sudrajat. Mengelola Sampah Kota Penebar Swadaya. 2006.

UURI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

0 komentar:

Posting Komentar