Rabu, 01 November 2023

Essay UTS Psi.Lingkungan Bastian Jan Bona Tua Siringoringo 22310410069 -SJ



“HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH”

Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

Bastian Jan Bona Tua Siringoringo

22310410069

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Persepsi merupakan aspek mental, suatu proses hubungan antara  manusia dengan lingkungannya, yang pada gilirannya mempengaruhi perilakunya. Perilaku berkelanjutan juga dapat dikaitkan dengan kesadaran seseorang  terhadap lingkungannya. Kesadaran lingkungan telah banyak didefinisikan sebagai  kesadaran atau perasaan terhadap lingkungan dan sebagai tindakan mempersepsikan lingkungan dengan menggunakan indera. Definisi dan kerangka teori diberikan oleh psikolog Ittelson (Downs & Stea, 1973), yang menggambarkan persepsi lingkungan sebagai  fenomena multidimensi, sebagai proses transaksional antara manusia dan  lingkungan. Dia menarik tiga kesimpulan umum tentang sifat kognisi. Pertama, persepsi tidak dikendalikan secara langsung  oleh rangsangan; kedua, hal  ini terkait dengan aspek fungsi psikologis lainnya dan tidak dapat dibedakan dari aspek tersebut; dan ketiga, kognisi relevan dan sesuai dengan konteks lingkungan tertentu.

Permasalahan lingkungan hidup merupakan permasalahan yang akan terus berkembang dan berlanjut. Permasalahan lingkungan hidup yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari adalah permasalahan sampah. Berbagai akibat aktivitas manusia dan pertumbuhan populasi menyebabkan peningkatan sampah (Chandra dalam Malee dkk., 2016: 226). Sampah seringkali menjadi permasalahan yang kompleks di masyarakat, sampah juga dapat menjadi peluang terjadinya pencemaran lingkungan seiring dengan menurunnya kualitas lingkungan. Meningkatnya produksi sampah telah menimbulkan permasalahan lingkungan serta bertambahnya jumlah penduduk perkotaan. Sementara, lahan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah juga makin terbatas.

Keadaan ini semakin parah ketika pengelolaan sampah di setiap daerah menjadi kurang efektif, efisien, ramah lingkungan dan  tidak terkoordinasi dengan baik. Hal ini dibenarkan oleh (Sudradjat dalam Soares, dkk 2011: l64) bahwa penyebab peningkatan volume sampah disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

A.        Volume sampah yang sangat besar hingga melebihi kapasitas  tempat pengolahan akhir sampah  atau TPA

B.        Luas lahan TPA semakin menyusut karena digunakan untuk keperluan lain

C.        Teknologi pengelolaan sampah belum optimal  sampah terurai perlahan

D.        Pengelolaan sampah tidak efektif dan sering menimbulkan kesalahpahaman di kalangan masyarakat setempat

E.         Kurangnya dukungan pemerintah terhadap kebijakan dan peraturan daerah, khususnya terkait pemanfaatan limbah hasil samping

Kesadaran dan perilaku  sampah berkaitan dengan pengetahuan lingkungan  masyarakat. Tercapainya tujuan pendidikan lingkungan hidup dapat dilihat melalui perubahan kesadaran dan perilaku yang diciptakan oleh masyarakat. Masyarakat yang mempunyai kesadaran lingkungan yang rendah  dan masih terus membuang sampah sembarangan menunjukkan bahwa tujuan pendidikan belum tercapai. Masyarakat yang berwawasan lingkungan akan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan akan turut serta menjaga lingkungan dengan cara membuang sampah ke tempat sampah.

Masyarakat sadar lingkungan adalah masyarakat yang sadar dan peka terhadap lingkungan hidup, memahami permasalahan lingkungan hidup, berperan aktif dalam perlindungan lingkungan hidup dan mempunyai kemampuan mengatasi permasalahan lingkungan hidup. Ketergantungan masyarakat terhadap sampah cenderung menurun karena rendahnya pendapatan dari sampah, tidak besar juga. Sampah yang diyakini tidak ada nilainya dan kurangnya manfaat dari sampah juga  membuat tingkat ketergantungan terhadap sampah tetap rendah. Kesadaran masyarakat akan tinggi jika mereka merasa mendapat manfaat dari sampah dan sangat bergantung padanya. Masyarakat kurang peduli terhadap dampak  sampah jika tidak dikelola dengan baik. Kesadaran masyarakat terhadap dampak negatif sampah masih belum tercermin dan  terbatas pada aspek estetika dan lingkungan secara umum. 

Daftar Pustaka

Muhiddin, S. Environmental Perception and Cognition BEYOND THE SUSTAINABLE BEHAVIOR: PERSEPSI LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN SUSTAINABLE BEHAVIOR PADA MASYARAKAT PULAU SAUGI.

Malee, Mario Rinaldi, Benu Office L.S dan Welson M. Wangke (2016). Persepsi Masyarakat terhadap Program Pengelolaan Sampah secara Reduce, Reduse, Recycle (3R) Di Kelurahan Manembo-Nembo Tengah Kecamatan Matuari Kota Bitung. Agri-Sosio Ekonomi Unsrat Volume 12 Nomor 2A: 225 - 238.

Soares, Joao Carlos. (2011). Persepsi Masyarakat terhadap Pengelolaan Sampah Padat Perkotaan Di Kecamatan Dom Aleixo Kabupaten Dili-TJMOF Leste. Majalah Geografi Indonensia. Vol. 25, N0. 2, September 2011 (162 - 180). ISSN 0125-1790.

Teksoz,   G.,   Sahin,   E.,   &   Tekkaya,   O.C.   2012. Modelling Environmental Literacy of University Students. Journal of Science Education Technology (2012) 21: 157-166.

 


Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar